Syahida.com – Ada seorang hamba yang telah menghilangkan 99 nyawa. Tiba-tiba terbesit di hatinya untuk bertobat. Ia bermaksud mencari penduduk bumi yang paling alim untuk bertanya. Ia pun ditunjukan pada seseorang.
“Aku telah membunuh 99 nyawa, apakah aku masih punya peluang untuk bertaubat?” tanyanya setelah bertemu.
“Setelah membunuh 99 nyawa? Tidak!” jawab orang alim.
Ia langsung menghunus pedang dan membunuhnya, sehingga genaplah seratus nyawa. Lalu ia berniat untuk bertaubat. Ia kemudian bertanya kepada orang-orang tentang penduduk bumi yang paling alim. Ia akhirnya ditunjukan pada seseorang.
“Aku telah membunuh 99 nyawa, apakah aku masih punya peluang untuk bertaubat?” tanyanya
“Apa yang menghalangimu bertaubat? Tinggalkan negeri jahat tempat tinggalmu dan pindahlah ke negeri yang baik/sholeh. [Negeri begini dan begini, lalu sembahlah tuhanmu disana. Maka kemudian ia pergi ke negeri yang baik]. Ternyata ajal menjemputnya di tengah perjalanannya, sehingga malaikat rahmat dan malaikat azab memperebutkannya.
“Aku lebih berhak atasnya, karena ia sama sekali belum pernah mendurhakaiku!” sela iblis.
“Sungguh ia telah meninggalkan daerahnya dengan hati taubat!” tegas malaikat rahmat.
Allah ‘azza wa Jalla kemudian mengirimkan seorang malaikat dan mereka pun menjadikannya hakim antara mereka.
Malaikat hakim itu lalu bertindak. “Ukurlah, ke negeri manakah ia lebih dekat, lalu gabungkan ia dengan penduduknya!”
Akhirnya, lelaki tersebut berhak diambil oleh Malaikat Rahmat, karena jaraknya lebih dekat ke negeri yang baik/sholeh. [ ]
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu