Syahida.com – Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam menulis surat yang diantarkan Jarir bin ‘abdulullah untuk Dzul-Kala’.surat tersebut berisi seruan masuk Islam. Dzul-Kala’ adalah raja yang sangat sombong. Ia bahkan mengaku sebagai tuhan; rakyatnya pun mematuhinya hingga Rasulullah wafat. Sementara si utusan Jarir, belum juga kembali. Dzul-Kala’ tetap dalam sikapnya itu hingga pemerintahan umat islam dipegang ‘Umar bin Khathab.
Saat itu Dzul-Kala’ tertarik pada Islam. Ia pun pergi menghadap ‘Umar bin Khathab disertai 8.000 budaknya.
“Hai Dzul-Kala’, jualah kepadaku 4.000 budakmu yang tersisa, aku akan membayar sepertiga harganya disini, sepertiganya di Yaman, dan sepertiganya di Syam.” Usul ‘Umar saat mereka bertemu.
“Berilah aku tangguh untuk memikirkan apa yang anda usulkan barang sehari!” pinta Dzul-Kala’.
Ia kemudian pulang ke tempat tinggalnya dan memerdekakan seluruh budaknya. Keesokan harinya ia pun menghadap ‘Umar.
“Bagaimana keputusanmu tentang tawaranku kepadamu mengenai budak-budakmu?” tanya ‘Umar.
“Allah telah memihkan untukku dan untuk mereka sesuatu yang lebih baik dari tawaran Anda!” jawab Dzul-Kala’
“Maksud Anda?” tanya ‘Umar.
“Mereka telah aku merdekakan untuk mendapatkan ridha Allah,” jawabnya.
“Kamu hai Dzul-Kala’, benar-benar telah melakukan sesuatu yang tepat!” seru ‘Umar.
“Wahai Amirulmukminin, aku telah melakukan dosa yang menurutku Allah tak akan sudi mengampininya.”
“Dosa apa?”
“Dahulu aku menyembunyikan diri dari orang-orang yang menyembahku lalu aku awasi mereka dari tempat yang tinggi, ternyata orang yang bersujud kepadaku ada 100.000 orang,” jawab Dzul-Kala’.
“Taubat adalah dengan ketulusan, dan insyaf adalah dengan meninggalkan dosa, jika keduanya ditambah dengan kasih sayang Allah tentu ampunan dapat diharapkan. Allah Ta’ala berfirman, ‘Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah,” ‘Umar menasehati.
Setelah memeluk Islam, dikisahkan ada orang yang melihat Dzul-Kala’ tengah membeli daging seharga satu dirham. Sambil menunggang kuda dan menenteng daging, Dzul-Kala’ mendendangkan syair:
Kecelakaan bagi dunia jika ia seperti ini
Setiap hari aku senantiasa merasa sakit hati
Sebelum ini jika asa ada orang yang bertanya
‘Siapa orang paling mewah kehidupannya?’ Maka jawabannya ‘Ini’
Lalu kehidupanku diganti dengan kesengsaraan
Oh, alangkah indahnya kesengsaraan ini!
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu