Advertisement

Ilustrasi. (travelcie.com)

Syahida.com – Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam  menulis surat yang diantarkan Jarir bin ‘abdulullah untuk Dzul-Kala’.surat tersebut berisi seruan masuk Islam. Dzul-Kala’ adalah raja yang sangat sombong. Ia bahkan mengaku sebagai tuhan; rakyatnya pun mematuhinya hingga Rasulullah wafat. Sementara si utusan Jarir, belum juga kembali. Dzul-Kala’ tetap dalam sikapnya itu hingga pemerintahan umat islam dipegang ‘Umar bin Khathab.

Saat itu Dzul-Kala’ tertarik pada Islam. Ia pun pergi menghadap ‘Umar bin Khathab disertai 8.000 budaknya.

“Hai Dzul-Kala’, jualah kepadaku 4.000 budakmu yang tersisa, aku akan membayar sepertiga harganya disini, sepertiganya di Yaman, dan sepertiganya di Syam.” Usul ‘Umar saat mereka bertemu.

“Berilah aku tangguh untuk memikirkan apa yang anda usulkan barang sehari!” pinta Dzul-Kala’.

Ia kemudian pulang ke tempat tinggalnya dan memerdekakan seluruh budaknya. Keesokan harinya ia pun menghadap ‘Umar.

“Bagaimana keputusanmu tentang tawaranku kepadamu mengenai budak-budakmu?” tanya ‘Umar.

“Allah telah memihkan untukku  dan untuk mereka sesuatu yang lebih baik dari tawaran Anda!” jawab Dzul-Kala’

“Maksud Anda?” tanya ‘Umar.



“Mereka telah aku merdekakan untuk mendapatkan ridha Allah,” jawabnya.

“Kamu hai Dzul-Kala’, benar-benar telah melakukan sesuatu yang tepat!” seru ‘Umar.

“Wahai Amirulmukminin, aku telah melakukan dosa yang menurutku Allah tak akan sudi mengampininya.”

“Dosa apa?”

“Dahulu aku menyembunyikan diri dari orang-orang yang menyembahku lalu aku awasi mereka dari tempat yang tinggi, ternyata orang yang bersujud kepadaku ada 100.000 orang,” jawab Dzul-Kala’.

“Taubat adalah dengan ketulusan, dan insyaf adalah dengan meninggalkan dosa, jika keduanya ditambah dengan kasih sayang Allah tentu ampunan dapat diharapkan. Allah Ta’ala berfirman, ‘Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah,” ‘Umar menasehati.

Setelah memeluk Islam, dikisahkan ada orang yang melihat Dzul-Kala’ tengah membeli daging seharga satu dirham. Sambil menunggang kuda dan menenteng daging, Dzul-Kala’ mendendangkan syair:

Kecelakaan bagi dunia jika ia seperti ini

                Setiap hari aku senantiasa merasa sakit hati

                Sebelum ini jika asa ada orang yang bertanya

                ‘Siapa orang paling mewah kehidupannya?’ Maka jawabannya ‘Ini’

                Lalu kehidupanku diganti dengan kesengsaraan

Oh, alangkah indahnya kesengsaraan ini!

Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: kisahhikmah

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.