Syahida.com – Abu Syu’aib al-Baratsyi adalah orang pertama yang tinggal di Baratsi dalam sebuah gubuk untuk beribadah. Suatu hari seorang putri pembesar yang dibesarkan dalam istana melintas di dekat gubuknya. Ia melihat Abu Syu’aib, lalu tertarik padanya dan juga pola hidupnya, sehingga ia menjadi seperti tawanannya. Ia bertekad meninggalkan dunia dan menjalin hubungan dengan Abu Syu’aib.
“Aku ingin jadi pelayanmu,” pintanya.
“Jika kamu ingin jadi pelayanku, ubahlah penampilanmu dan berlepas dirilah dari semua yang engkau miliki hingga kamu pantas menjadi apa yang kamu inginkan!” perintah Abu Syu’aib.
Maka putri pembesar itu berlepas diri dari semua yang ia miliki dan memakai pakaian ahli ibadah, lalu berangkat menemui Abu Syu’aib. Abu Syu’aib kemudian menikahinya.
Ketika masuk gubuk, wanita itu melihat selembar kain kasar di majelis Abu Syu’aib yang melindunginya dari kelembaban.
“Aku tidak mau tinggal di sini selama ia belum dikeluarkan dari bawahmu. Sebab aku telah mendengarmu mengatakan, ‘Bumi berkata, Wahai anak Adam, sekarang kamu memasang pembatas antara aku dan dirimu, padahal besok kamu akan tinggal di perutku?’ Aku tidak ingin memasang pembatas antara aku dengan dia”
Abu Syu’aib mengambil kain itu dan membuangnya.
Setelah itu ia tinggal bersama Abu Syu’aib bertahun-tahun lamanya dan beribadah sebaik-baiknya, kemudian mereka wafat dalam keadaan seperti itu dan bahu-membahu dalam melakukannya. [ ]
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu