Syahida.com – Dulu Abul Harits al-Aulasi adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan. Saat masih dalam kesesatan, ia melihat orang sakit yang tergeletak di tengah jalan.
Ia pun mendekati dan menanyainya, “Apakah kamu menginginkan sesuatu?”
“Ya, aku ingin buah delima.”
Abul-Harits kemudian mencari buah delima. Tatkala ia meletakkan buah delima di hadapannya, orang yang sakit itu mengangkat pandangannya dan berdoa, “Semoga Allah membuatmu bertaubat!”
Sebelumnya senja menghampiri, Abul-Harits merasa hatinya telah menanggalkan semua kelalaian yang sebelumnya meliputinya. Takut mati kini menggantikannya. Setelah itu, ia pun menyedekahkan seluruh harta bendanya.
Suatu hari ia pergi berhaji. Ia berjalan di malam hari dan bersembunyi di siang hari, karena mengkhawatiri fitnah. Tatkala sedang berjalan di malam hari, ia melintas di dekat orang-orang yang tengah minum-minuman di jalanan. Begitu melihatnya, mereka terperanjat. Mereka lalu mendudukan dan menyuguhkan makanan dan minuman kepadanya.
“Aku ingin buang air kecil.” Kata Abul-Harits
Mereka pun menyuruh seorang anak kecil mengantarnya ke tempat buang air.
Setelah jauh dari mereka, Abul-Harits berkata kepada anak itu, “Kembalilah, aku malu padamu!”
Namun setelah anak itu pulang, Abul-Harits justru tersesat di hutan. Tiba-tiba di hadapannya muncul seekor bintang buas.
Ia pun berdoa, “Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui apa yang telah aku tinggalkan dan dari apa aku keluar. Jauhkanlah dariku bahaya binatang buas ini!”
Ternyata, binatang buas itu berbalik. Abul-Harits akhirnya kembali ke jalan hingga akhirnya tiba di Makkah. Di Makkah, ia bertemu dengan orang-orang yang memberinya manfaat; antara lain Ibrahim bin Sa’ad al ‘Alawi. [syahida.com]
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu