Syahida.com – Dulu di Kufah ada seorang pemuda yang sangat tampan, gemar beribadah dan berjuang, serta seorang zahid. Suatu hari ia singgah di dekat kaum Nakha’. Di sana ia melihat seorang gadis yang cantik. Ia jatuh cinta kepadanya sehingga pikirannya selalu teringat akan dirinya. Ternyata si gadis juga merasakan hal yang sama.
Ia mengutus seseorang untuk meminangnya. Tetapi sang ayah si gadis memberitahunya bahwa putrinya sudah dijodohkan dengan sepupunya. Maka, semakin beratlah penderitaan mereka karena cinta.
Si gadis mengirimkan utusan kepadanya. “Aku telah mendengar besarnya cintamu kepadaku, dan deritaku pun semakin bertambah karena apa yang menimpamu. Demikian pula kesedihanku memikirkanmu. Jika kamu mau, aku akan mendatangimu; dan jika kamu mau, aku akan memudahkanmu untuk mendatangiku di rumahku.”
Si pemuda berkata kepada utusan itu, “Aku tidak mau memilih mana pun dari dua pilihan ini, ‘Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka terhadap Tuhanku.’ Dan aku takut neraka yang tidak pernah padam nyalanya dan tidak pernah mati baranya.”
Tatkala utusan itu kembali kepadanya dan menyampaikan perkataanya, gadis itu berkata, “Meski keadaannya seperti itu ia tetap zuhud dan takut kepada Allah Ta’ala?! Demi Allah, tak ada seorang pun yang lebih berhak atas ini dari orang lain; sungguh semua abid punya hak atasnya!”
Gadis itu kemudian meninggalkan dunia, memutuskan semua hubungan dengannya, mengenakan pakaian kasar, dan mulai beribadah. Meski begitu, ia tetap meleleh dan layu karena cintanya kepada pemuda itu (karena sedih memikirkannya), hingga akhirnya ia pun meninggal dalam kerinduan.
Pemuda itu datang ke kuburannya. Dan ketika tidur ia bermimpi melihatnya dalam pemandangan terbaik. Ia menanyainya, “Bagaimana keadaanmu dan apa yang engkau temui setelah meninggalkanku?”
Gadis itu menjawab dengan syair:
Sebaik-baik cinta adalah cintamu, oh kekasihku!
Cinta yang menggiring ke kebaikan dan kebajikanku
Pemuda itu menanyainya lagi, “Dimana kamu sekarang?”
Gadis itu menjawab: “Di kenikmatan dan kehidupan yang tidak akan punah di surga abadi tempat kerajaan yang tidak akan musnah”
“Ingatlah aku disana,” pinta pemuda itu. “Karena aku tidak pernah melupakanmu..!”
“Demi Allah, aku juga tidak pernah melupakanmu, aku telah memintamu kepada Tuhanku-Tuanku dan Tuanmu. Maka, bantulah aku dengan kesungguhan!”
Lalu gadis itu berbalik membelakangi pemuda itu. Pemuda itu bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?”
“Kamu akan mendatangi kami tidak lama lagi.”
Ternyata hanya tujuh malam sesudah mimpi itu, pemuda itu pun meninggal dunia, rahimahullah. [syahida.com]
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.