Rubrik: Aqidah

Bolehkah Pergi Berobat Kepada Orang-Orang yang Mengobati dengan Ayat-Ayat Al Qur’an ?

Advertisement

Ilustrasi. (kahaba.net)

Syahida.com – Sebagian wanita yang tengah kerasukan jin atau syetan, pergi berobat kepada orang orang yang mengobati dengan ayat-ayat al-Qur’an. Mereka meyakini tanpa reserve, bahwa elusan tangan-tangan orang yang mereka datangi mampu meyembuhkan penyakit yang diderita tanpa sedikitpun kehati-hatian dan kewaspadaan perbuataan dajjal yang mengisap bayaran atas orang-orang sakit yang menyerahkan dirinya untuk diobati. Ini adalah perilaku yang salah.

Bahkan tak jarang, aurat wanita yang sakit tadi terbuka bergitu saja di hadapan pria yang mengobati dengan dalih pengobatan dan proses penyembuhan. Si dajjal yang mengaku-ngaku juru penyembuh, memanfaatkan keluguan para wanita dalam jeratan tipu daya.

Para pasien dicekoki bahwa penyakit yang diderita sangat berbahaya dan jin yang merasukinya sangat banyak. Oleh kerenanya untuk menyembuhkannya membutuhkan beberapa kali pengobatan. Mendengar demikian, wanita malang tersebut tetap tunduk kepadad dajjal sehingga ia mendatanginya berulang kali dengan dalih pengobatan. Dalam setiap kali pengobatan, si dajjal meminta apa saja yang ia kehendaki. Sedangkan si wanita dalam ketaatan yang buta. Pengobatan demi pengobatan dilalui, si wanita pun akhirnya terjerumus ke dalam suatu hal yang dilarang agama, karena keberaniannya mengerjakan yang dilarang. Jadilah ia mangsa syetan.

Tanah telah menjadi lumpur, tapi penyakit tak kunjung sembuh malah semakin bertambah parah dan kesengsaraan semakin  menjadi tatkala si wanita malang tadi pindah ke ruangan terapi tusuk jarum. Dalam ruangan tersebut yang terdengar hanyalah pencampuran keji antara laki-laki dan perempuan dan para gadis yang berada di pelukan pemuda serta perbuatan-perbuatan syirik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala lainnya yang tak lain pelanggaran terhadap perintah-perintah tuhan. Perlahan-lahan tarian bertambah hangat. Mualailah terjadi buka-bukaan dan kegilaan. Dalam kondisi demikian, turunlah seorang jin kepada wanita nan malang itu yang meminta berbagai hal yang diiisyariatkan Allah Ta’ala yang justru dipenuhi wanita malang tadi dengan gembira, dimulai dengan gembira, dimulai dengan permintaan menyembelih ayam jago atau kambing putih dengan meminum seluruh darahnya. Setelah itu permintaan semakin meningkat.

Di tempat yang sekelilingnya bau kemenyan dan di tengah pemandangan keji seperti ini, para wanita telungkup lemas di atas bumi setelah kelitihan berdansa. Setelah itu mereka berteriak histeris dan mengucapkan kata-kata yang tidak dapat dipahami dan tidak masuk akal. Alangkah gembiranya syetan dengan perbuatan tersebut dan dengan kegilaan ini.

Perilaku yang Benar

Pertama kita harus mengetahui bahwa tidak ada pengobatan yang bernama “Terapi Pengobatan ala al-Qur’an”, yang ada hanyalah berupa “Meruqyah dengan al-Qur’an” (Bacaan-bacaan dengan al-Qur’an). Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam telah meletakkan kaidah umum tentang ruqyah ini dengan sabdanya; “Perlihatkanlah padaku ruqyah kamu tidak apa-apa menggunakan ruqyah selama tidak menimbulkan syirik kepada Allah.” (HR. Muslim)

Meruqyah bisa dengan seluruh ayat al-Qur’an, atau dengan membaca al-Fatihah, al-Mua’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas), ayat kursi serta ayat-ayat terakhir dari surat al-Baqarah, terutama karena bacaan-bacaan tersebut diperkuat oleh dalil-dalil dan diantaranya adalah; Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada setiap malam, maka kedua ayat itu mencukupkannya (menjaga dari gangguan).” (HR. Al-Bukhari)



Dan pada hadits lain Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Bacalah surat al-Baqarah, karena mengambilnya adalah suatu keberkahan sedangkan meninggalkannya adalah suatu kerugian dan sihir tidak dapat mengenai orang yang membacanya.” (HR. Muslim)

Telah diriwayakan Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam melindungi Hasan dan Husein dengan membaca surat an-Nass dan al-Falaq.

Telah diriwayakan pula dari seorang sahabat, bahwa Umar radhiyallahu’anhu meruqyah dengan surat al-Fatihah untuk mengobati penyakitnya hingga sembuh. Tapi dimanakah tangan dan iman Umar radiyallahu’Anhu sehingga terealisasi kesembuhan dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan pada ayat-ayat tersebut di atas terdapat benteng kokoh yang menjaga manusia dan kedengkian, penyakit dan kepedihan serta sebagai penjaga dari kejahtan jin dan manusia, di samping menyelamatkan dari sihir dan para penyihir. Tugas seorang muslim tidak lain hanyalah berusaha atau mencari sebab dengan suatu keyakinan bahwa Tuhanlah Sang Maha Penyembuh sebagaiman firman Allah Ta’ala, “Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang akan menyembuhkannya.” (Asy-Syu’ara:80)

Dan firman-Nya, “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim kecuali kerugian.” (al-Isra:82)

Telah terbukti bahwa al-Qur’an seluruhnya adalah obat, bukan hanya bagi yang terkena sihir, kerasukan jin atau kedua-duanya. Tapi ia juga merupakan obat penyakit badan. Namun untuk siapakah kesembuhan dengan al-Qur’an itu? Jawabannya adalah, untuk mereka yang mempunyai keyakinan sempurna terhadap firman Allah tuhan alam semesta ini. Namun jika keyakinan ini tidak ada, maka tidak ada kesembuhan tersebut, meskipun telah dibacakan al-Qur’an seluruhnya. Karena kesembuhan dengan al-Qur’an tidaklah cocok kecuali untuk orang yang memiliki hati yang suci dan diri yang bersih. Perasaan yang lurus, bersih, dan penuh dengan kesadaran adalah obat dari segala penyakit, jika kita mempunyai keyakinan yang benar.

Yang paling afdhal dan terbilang hati-hati adalah, ketika seorang perempuan meruqyah dirinya sendiri dengan membaca ayat al-Qur’an untuk kesembuhan dirinya, atau dengan menyuruh salah seorang perempuan mahramnya membacakannya dengan bacaan yang benar, penuh adab, khusyu’ dan persaan tunduk. Jika tidak memungkinkan dilakukan dirinya atau mahramnya, maka sebaiknya ia mendengarkan kaset rekaman bacaan al-Qur’an, seperti surat al-Baqarah. Juga sebaiknya ia bertawakal kepada Allah, maka pada saat itu dengan seizin-Nya hilanglah perasaaan sedih, kesulitan serta keragu-raguan, setelah itu seseorang akan merasakan ketenangan. Selanjutnya dengan menjaga ketentuan-ketentuan di bawah ini secara terus-menerus.

  1. Senantiasa melaksanakan shalat berjama’ah masjid bagi laki-laki.
  2. Tidak mendengarkan lagu-lagu dan televisi.
  3. Senantiasa berdzikir baik pada pagi maupun sore hari
  4. Berwudhu sebelum tidur serta membaca al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, dan ayat Kursi sebayak tiga kali.
  5. Menggunakan hijab (jilbab), karena syaitan lebih dekat kepada orang yang suka berhias daripada orang yang berhijab.
  6. Senantiasa membaca al-Qur’an spanjang hari, atau banyak mendengarkannya, merenungi isinya serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya.
  7. Berteman dengan orang-orang saleh dan jauh dari orang-orang fasiq.
  8. Membaca basmalah setiap kali memulai suatu kegiatan.
  9. Seorang wanita janganlah tidur dengan posisi terlentang, tapi hendaklah miring ke sisi kanannya.
  10. Seorang wanita janganlah tidur sendirian atau pada saat gelap gulita.
  11. Membaca Ta’awudz dan basmalah ketika hendak memasuki kamar mandi atau ketika hendak membuang sesuatu pada lubang WC (kakus), atau saluran air seperti air panas, minyak yang masih mendidih, atau yang dapat merusak/membunuh serangga.
  12. Tidak memukul anak kecil atau meneriakinya di kamar mandi.
  13. Menahan diri dari memandang yang tidak baik, atau bicara yang tidak perelu, makan yang berlebihan serta bercampur dengan orang banyak.
  14. Membendung tempat-tempat masuknya syaitan di antaranya hasud, marah, nafsu syahwat, rakus, tergesa-gesa, sombong serta yang dapat menjauhkan diri dari ar-Rahman dan mendekatkan diri dengan syaitan.
  15. Membaca La Ilaha Illallah Wahdahu La Syarika Lahu Lahul Mulku wa Lahul Hamdu wa Huwa ‘Ala Syai’in Qadir, sebanyak seratus kali setiap hari.
  16. Menjauhkan diri dari maksiat dan memperbanyak ketaatan, amal-amal saleh serta pekerjaan-pekerjaan sunnah.

Dengan menjalankan wasiat-wasiat inilah dapat mencegah manusia dari jin dan syaitan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.” (al-Hujarat:1)

Kemudian Allah berfiman pula, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikkutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (al-A’raf:27)

Dan dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas Karunia-Nya Lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah:268)

Kami ingatkan kepada setiap wanita muslimah agar tidak mendatangi mereka mendatangi mereka yang berhubungan dengan jin dengan mengatasanamakan pengobatan alternatif ala al-Qur’an, meskipun mereka mengajak kepada iman dan kepada kebaikan atau bagaimana pun saleh dan takwanya mereka. Sebab praktik demikian belum pernah terjadi pada zaman pilihan, baik zaman Nabi kita ataupun zaman para sahabat. Padahal mereka adalah sebaik-baik dan semulia-mulianya manusia serta lebih mengetahui kebenaran. [syahida.com]

Sumber : Kitab 40 Kebiasaan Buruk Wanita, Abu Maryam bin Zakaria

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.