Syahida.com – Pendapat yang meyakini bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi, hal ini didasarkan atas argumentasi serta penafsirannya yang mendalam atas ayat dan hadist yang ada.
Bahwa yang dimaksudkan dengan mutawaffiika ‘mewafatkanmu’ sebagaimana termaktub dalam surat Ali Imran ayat 55 tidak harus di terjemahkan secara tersurat, tetapi sebaiknya dilihat juga secara menyeluruh; mengingat ada kaitannya dengan kata rafi’uka ‘mengangkat. Sehingga kata ‘wafat’ tidak selamanya diterjemahkan dengan mati, melainkan dapat pula diberikan makna ‘tidur atau diangkat’ atau disempurnakan.
Dengan merujuk Tafsir al Kasyaf jilid I 1 halaman 432 bahwa kata inni mutawaffika dapat diberi arti ‘Aku menyempurnakan ajalmu’, artinya Allah telah melindungi dan menyempurnakan Isa a.s dari kaum kafir (kuffar) yang akan membunuhnya. Sedangkan kata ‘wa rafi’uka ilayya’ bermakna ‘mengangkatmu ke langit-Ku’. Dan kata ‘wa muthahhiruka minal-ladzina kafaru’ bermakna ‘Aku membersihkanmu, memeliharamu, atau melindungimu dari kejahatan kaum-kaum kafir’. Hal ini dikaitkan pula dengan surat az-Zumar: 42 yang mempunyai makna ‘mengangkatmu dalam keadaan tidur hingga engkau tidak dihinggapi khawatir dan engkau berada di langit’.
Kesimpulannya dapat di rangkum sebagai berikut.
Penulis mencoba melihat penafsiran ‘dua term’ aktual, yaitu al-Masih dan ad-Dajal.
Al-Masih dan Ad-Dajal
Salah satu doa yang dibaca di kalangan umat Islam adalah memohon perlindungan Allah SWT dari fitnah Dajal. Sedangkan yang dimaksud dengan kata al-Masih, yaitu ‘orang yang kepalanya diusap atau telah diberi berkah, direstui, dan disucikan’, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, “…Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang telah disampaikan-Nya kepada Maryam..” (an-Nisa: 171)
Nabi Isa yang diberi gelar Almasih tidak lain adalah utusan Allah, sebagaimana juga misi para Nabi dan Rasul lainnya. Akan tetapi, di kalangan umat Kristen sering diartikan bahwa Almasih berarti ‘juru selamat’ atau Mesiah, disamping juga dianggapnya sebagai Tuhan karena keajaiban kelahirannya padahal bagi Allah penciptaan itu adalah kekuasaannya, sebagaimana Allah SWT menciptakan Adam, cukuplah Dia berkata, “..kun fayakun ‘jadilah’ (seorang manusia).” (Ali Imran: 59)
Berkaitan dengan penjelasan tadi, penyebutan Nabi Isa dengan Almasih mempunyai arti, “nabi yang diberkati atau yang telah diusap kepalanya sebagaimana kebiasaan penasbihan atau penyucian dalam upacara kaum Bani Israel pada waktu itu. Dia adalah utusan Allah. Dan ia bukan Tuhan, sebagaimana diyakini para Ahli Kitab. [Syahida.com]
Sumber : Kitab Dajal & Simbol Setan, Drs. H. Toto Tasmara
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.