Syahida.com – Sebab-sebab yang mendorong seseorang melakukan ghibah banyak sekali, di antaranya adalah:
- Hendak mencairkan amarah. Karena ada seseorang yang berbuat sesuatu terhadap dirinya yang membuatnya marah. Maka untuk mencairkan amarahnya, dia pun menggunjing orang tersebut.
- Menyesuaikan diri dengan teman-teman, menjaga keharmonisan dan karena hendak membantu mereka. Jika mereka mengusik kehormatan seseorang, lalu dia mengingkari perbuatan mereka atau memotong perkataan mereka, tentu mereka tidak mau menerimanya dan akan menghindarinya. Karena itu dia perlu ikut-ikutan dalam perbuatan mereka dan membantu mereka, demi menjaga hubungan baik dengan mereka.
- Ingin mengangkat diri sendiri dengan cara menjelek-jelekan orang lain. Dia berkata, “Fulan itu orang bodoh, pemahamannya dangkal”, atau lainnya yang dimaksudkan untuk menguatkan posisi dan kelebihan dirinya serta memperlihatkan dirinya yang seakan-akan lebih pintar dari orang yang dimaksud. Begitu pula tindakannya yang dipicu rasa dengki, dengan memuji seseorang dan menjatuhkan saingannya.
- Untuk canda dan lelucon. Dia menyebutkan seseorang dengan maksud untuk membuat orang-orang tertawa. Bahkan banyak orang yang mencari penghidupannya dengan cara ini.
Adapun cara mengobati penyakit ghibah ialah dengan menyadarkan orang yang mengghibah, bahwa perbuatannya itu memancing kemurkaan Allah, kebaikan-kebaikannya akan berpindah kepada orang yang dighibah dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka keburukan orang yang dighibah akan dipindahkan kepada dirinya. Siapa yang menyadari hal ini tentu lidahnya tidak akan berani mengucapkkan ghibah.
Jika terlintas pikiran untuk mengghibah, maka hendaklah dia intropeksi dengan melihat aib diri sendiri lalu berusaha untuk memperbaikinya. Mestinya dia merasa malu jika dia mengungkap aib orang lain sementara dirinya sendiri penuh aib, sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair,
“Jika kau cela orang yang pada dirimu ada cela itu pula
Lalu bagaimana dengan celaan orang yang lebih tercela?
Jika kau cela seseorang yang cela itu tidak ada padanya
Akibatnya sangat besar di sisi Allah dan juga manusia.”
Jika tidak mempunyai aib yang lebih baik baginya ialah mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya. Dia tidak perlu mengotori diri sendiri dengan aib yang sangat buruk, yaitu ghibah. Jika dia tidak ridha dighibah orang lain, mestinya dia juga tidak ridha jika mengghibah orang lain.
Hendaklah seseorang melihat sebab yang mendorongnya melakukan ghibah, lalu hendaklah berusaha memotong sebab tersebut. Karena cara mengobati suatu penyakit ialah dengan memotong penyebabnya. Inilah di antara sebab yang bisa kami sebutkan di sini. Untuk mengobati amarah umpamanya, lebih lanjut akan kami paparkan dalam pasal amarah.
Untuk mengobati keinginan menjaga pergaulan dengan teman-teman yang mengghibah, maka dia harus tahu bahwa Allah murka kepada siapa yang mencari keridhaan manusia dengan suatu yang membuat Allah murka kepada mereka kepada siapa yang mencari keridhaan manusia dengan sesuatu yang membuat Allah murka. Yang harus dia lakukan ialah marah kepada teman-temannya. Cara mengobati penyakit-penyakit yang lain juga tak berbeda dengan cara ini. [Syahida.com]
Sumber : MINHAJUL QASHIDIN, “Jalan orang-orang yang mendapat petunjuk”, IBNU QUDAMAH