Syahida.com – Suatu hari Daud ath-Tha’i masuk ke perkuburan. Di dekat salah satu kuburan ia mendengar seorang wanita mengatakan:
Kamu tinggal di sini hingga Allah membangkitkan mahluk-Nya
Bertemu kamu tidak bisa diharapkan padahal kamu begitu dekat dengannya
Engkau bertambah rusak setiap pergantian hari dan malamnya
Kamu terlupakan sebagaimana kamu rusak padahal kamu dicinta
Setelah mendengarnya, Daud ath-Tha’i bertaubat. Ia sebelumnya belum pernah berguru. Setelah bertaubat, ia terus belajar dan beribadah hingga akhirnya menjadi pemimpin penduduk Kufah.
Menurut Yusuf bin Asbath, Daud mendapatkan warisan 20 dinar. Ia memakannya selama dua puluh tahun. Dengan sejumlah uang itu, kata Abu Nu’aim, Daud hanya memakan remukan roti (bukan rotinya) yang di campur dengan air. Antara mengunyah remukan dan minum air ia membaca 50 ayat.
Suatu hari seseorang menemuinya. “Di atap rumahku ada kayu yang patah”
Daud menjawab, “Saudaraku, aku tinggal di rumah ini sudah 20 tahun, namun aku sama sekali belum pernah melihat atap.”
Ulama-ulama dulu memang tidak suka pada kelebihan pandangan sebagaimana mereka juga tidak suka kelebihan pembicaraan. [Syahida.com]
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu