Ilustrasi. (maramissetiawan.wordpress.com)
Syahida.com – Dari Abu Musa A-Asy’ari ra, sesungguhnya Rasul Allah saw telah bersabda, “Bila telah mati anak seorang hamba, maka Allah berfirman kepada malaikat-Nya, ‘Kamu telah mencabut anak hamba-Ku.’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah berfirman, ‘Kamu ambil buah hatinya.’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan istirja’ (mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un).’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku ini sebuah rumah di surga, dan berilah nama rumah pujian.’”
Rawi Hadits:
At-Tirmidzi dalam Jami’nya: Kitabul Janaiz (1021), Bab: Keutamaan terkena musibah bila ikhlas. Dia mengatakan, “Hadits ini hasan gharib.”
Ibnu Hibban dalam Shahihnya: Kitab Mawarid (726). Ibnu Hibban dalam Shahihnya: Kitab Ihsan (4/262, no. 2937). Abu Daud At-Tayalisi dalam Musnadnya (no.508). Ahmad dalam Musnadnya (4/410) Nu’im bin Hamid dalam Zawaid Az-Zuhdi (108). Semuanya melalui Thariq Abi Sanan. Isa bin Abi Sanan, dia lemah. Tetapi Hadits ini ada jalan lain yang disebutkan oleh Al-Bani dalam Assilsilatus Shahihah (1408) dengan menisbatkan kepada As-Safaqi. Dan Al-Bani menghasankan karena banyaknya jalan.
Penjelasan:
Al istirja’ yaitu ucapan seseorang (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) ketika tertimpa musibah. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 156-157: “Dan berikan kabar gembira kepada mereka yang sabar, yaitu mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, artinya: sesungguhnya kami milik Allah; dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya . Mereka itu mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka. Dan mereka itulah yang mendapat petunjuk. [Syahida.com]
Sumber : Hadits Qudsi Shahih dan Penjelasannya, Al Imam Abi Al Hasan Nuruddin, Ali bin Sulthan Muhammad Al-Qoriy
