Syahida.com – Di dalam buku, “Syiar A’lam An-Nubala’,” Adz-Dzahabi menyebutkan tentang biografi Kamaluddin Al-Anbari An-Nahwi: Dia adalah iman besar dalam ilmu nahwu, terpercaya, menjaga harga diri, ahli debat, ilmunya luas, wara’, zuhud , ahli ibadah, bertakwa, dan tidak menerima sesuatu pun dari siapa pun.
Dia menjalani kehidupan yang baik dan tidak menceburkan diri dalam kemewahan duniawi sedikit pun. Mereka mengatakan tentang dia: Dia memiliki satu rumah yang ditempatinya, dan warung yang harga sewanya setengah dinar dalam sebulan, dia merasa cukup dengan penghasilan itu. Khalifah Al-Mustadhi’ pernah mengirimkan uang lima ratus dinar untuknya, tapi dia menolaknya. Lalu mereka berkata kepadanya: Berikan saja kepada anakmu. Tapi dia menjawab: Jika Aku yang menciptakannya, maka Akulah yang akan memberinya rezeki.
Pernah suatu saat dia tidak menyalakan api untuk penerangan, di bawahnya terhampar tikar warna perak, di atasnya ada baju dan sorban katun yang dipakai pada hari jum’at. Dia tidak keluar kecuali untuk menunaikan shalat jum’at. Di rumahnya dia memakai pakaian yang sudah usang. Dia memiliki seratus tiga karya tulis. Semoga Allah merahmatinya.
Saya katakan: Lihatlah betapa indahnya tawakalnya kepada Allah dan kekuatan keyakinannya. Lihatlah, betapa indahnya perkataanya: Jika Aku yang menciptakannya, maka Akulah yang memberinya rezeki. Tampaknya bagi Anda ketajaman orang ini, dan kejelian pandangannya. Tidak ada satu napas pun yang dihembuskan kecuali Allah telah menjamin rezekinya hingga ikan paus di dalam air, burung di udara, dan cacing di dalam tanah.
Di dalam hadist Nabi Muhammad SAW dinyatakan,
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar ketawakalan kepada-Nya, niscaya Dia memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung-burung. Pergi dalam keadaan perut kempis pulang dengan perut penuh isi.”
Duhai betapa kita kebingungan, Allah telah menjamin rezeki bagi kita dan Dia memerintahkan kita agar beribadah. Lantas kita melalaikan perintah ibadah, dan gemar mencari dan berjuang keras untuk mendapatkan rezeki.
Seandainya orang-orang yang berilmu menjaganya, niscaya dia menjaga mereka
Seandainya mereka mengagungkannya di dalam jiwa mereka, niscaya dia pun mengangungkan mereka
Tetapi mereka merendahkannya maka mereka pun hina dan kotor raut mukanya menampakkan ketamakan hingga terlihat muram. [Syahida.com]
Sumber : DEMI MASA! (Dr. ‘Aidh Abdullah)