Rubrik: Sosial

Jika Aku yang Menciptakan, Maka Aku yang Memberinya Rezeki

Advertisement

 

Ilustrasi. (coloradoseniorlife.com)

Syahida.com – Di dalam buku, “Syiar A’lam  An-Nubala’,” Adz-Dzahabi menyebutkan tentang biografi Kamaluddin Al-Anbari An-Nahwi: Dia adalah iman besar dalam ilmu nahwu, terpercaya, menjaga harga diri, ahli debat, ilmunya luas, wara’, zuhud , ahli ibadah, bertakwa, dan tidak menerima sesuatu pun dari siapa pun.

Dia menjalani kehidupan yang baik dan tidak menceburkan diri dalam kemewahan duniawi sedikit pun. Mereka mengatakan tentang dia: Dia memiliki satu rumah yang ditempatinya, dan warung yang harga sewanya setengah dinar dalam sebulan, dia merasa cukup dengan penghasilan itu. Khalifah Al-Mustadhi’ pernah mengirimkan uang lima ratus dinar untuknya, tapi dia menolaknya. Lalu mereka berkata kepadanya: Berikan saja kepada anakmu. Tapi dia menjawab: Jika Aku yang menciptakannya, maka Akulah yang akan memberinya rezeki.

Pernah suatu saat dia tidak menyalakan api untuk penerangan, di bawahnya terhampar tikar warna perak, di atasnya ada baju dan sorban katun yang dipakai pada hari jum’at. Dia tidak keluar kecuali untuk menunaikan shalat jum’at. Di rumahnya dia memakai pakaian yang sudah usang. Dia memiliki seratus tiga karya tulis. Semoga Allah merahmatinya.

Saya katakan: Lihatlah betapa indahnya tawakalnya kepada Allah dan kekuatan keyakinannya. Lihatlah, betapa indahnya perkataanya: Jika Aku yang menciptakannya, maka Akulah yang memberinya rezeki. Tampaknya bagi Anda ketajaman orang ini, dan kejelian pandangannya. Tidak ada satu napas pun yang dihembuskan kecuali Allah telah menjamin rezekinya hingga ikan paus di dalam air, burung di udara, dan cacing  di dalam tanah.

Di dalam hadist Nabi Muhammad SAW dinyatakan,

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar ketawakalan kepada-Nya, niscaya Dia memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung-burung. Pergi dalam keadaan perut kempis pulang dengan perut penuh isi.”

Duhai betapa kita kebingungan, Allah telah menjamin rezeki bagi kita dan Dia memerintahkan kita agar beribadah. Lantas kita melalaikan perintah ibadah, dan gemar mencari dan berjuang keras untuk mendapatkan rezeki.



Seandainya orang-orang yang berilmu menjaganya, niscaya dia menjaga mereka

Seandainya mereka mengagungkannya di dalam jiwa mereka, niscaya dia pun mengangungkan mereka

Tetapi mereka merendahkannya maka mereka pun hina dan kotor raut mukanya menampakkan ketamakan hingga  terlihat muram. [Syahida.com]

Sumber : DEMI MASA! (Dr. ‘Aidh Abdullah)

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: rezekitawakkal

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.