Syahida.com – Firman Allah SWT, “Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga),” yaitu dikeluarkan dari kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan, menuju negeri penuh dengan keletihan dan kesedihan karena bisikan jahat dan tipuan setan di dalam hati Adam dan Hawa, seperti yang Allah sampaikan dalam ayat lain, “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Rabbmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)’.” (Al-A’raf: 20).
Setan berkata, “Kalian berdua dilarang memakan buah ini tidak lain agar kalian berdua tidak menjadi malaikat atau kekal selamanya di surga. Artinya, jika kalian berdua memakan buah itu, kalian berdua menjadi malaikat dan kekal selamanya di surga. “Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. ‘Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu.” (Al-A’raf: 21). Seperti yang Allah sampaikan dalam ayat lain, “Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata, ‘Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaha: 120). Yaitu maukah aku tunjukkan padamu sebuah pohon yang jika kau makan buahnya, kau akan kekal dalam kenikmatan yang kau rasakan, dan kau akan tetap berada dalam kerajaan yang tiada akan pernah lenyap? Ini namanya tipu daya dan memberitahukan sesuatu yang berselisihan dengan realita.
Maksud pohon keabadian adalah jika kau memakan buahnya, kau kekal selamanya. Mungkin pohon yang dimaksud adalah seperti yang disampaikan Imam Ahmad berikut; Abdurrahman bin Mahdi bercerita kepada kami, Syu’bah bercerita kepada kami, dari Abu Dhahhak, aku mendengar Abu Hurairah mengatakan, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh, di surga ada sebuah pohon, seorang pengendara berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun, namun tidak juga melintasnya; pohon keabadian’. Seperti itu juga yang diriwayatkan dari Ghundar dan Hajjaj, dari Syu’bah. Abu Dawud Ath-Thayalisi meriwayatkan hadist ini dalam Musnad-nya dari Syu’bah. Ghundar mengatakan, “Aku bertanya pada Syu’bah, ‘Apa itu pohon keabadian?’ ‘Apa lagi kalau bukan pohon itu,’ jawab Syu’bah’.” Hanya Imam Ahmad yang meriwayatkan hadist ini. [Syahida.com]
– Bersambung…
Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq