Syahida.com – Perilaku yang Salah : Mengikuti gaya, model dan tren terkini baik dalam berpakaian, gaya rambut, alat-alat kecantikan, parfum, kosmetika dan lain-lainnya merupakan kebiasaan para wanita yang banyak dikeluhkan oleh para pria akibat biaya tinggi untuk memenuhi gaya hidup demikian, tapi dimanfaatkan oleh banyak perusahaan-perusahaan yang mengkhususkan diri dalam memproduksi alat-alat rias dan model. Mereka mensosialisasikan produknya melalui iklan-iklan dan slogan-slogan yang ditujukan kepada para wanita.
Lalu kita mendapatkan sebagian dari para wanita yang sangat mementingkan dekorasi rumah. Mereka mengganti perkakas-perkakas rumah dari tahun ke tahun untuk menampakkan di depan tetangga dan teman-temannya, di depan wanita-wanita karier bahwa ia adalah seorang wanita yang banyak mengetahui model-model terbaru dan mampu beli. Mereka rela menghambur-hamburkan uang untuk membeli majalah-majalah khusus mode pakaian dan alat-alat kecantikan. Majalah-majalah yang memuat gambar-gambar yang memikat dan pakaian-pakaian wanita kafir yang mendorong mereka untuk bertelanjang dan melepas hijab. Dimana, mereka tampil cantik menawan di depan pria dan wanita yang bukan muhrim mereka.
Perang yang dikobarkan musuh-musuh Islam untuk meluluhlantakkan kita sekarang ini dilakukan dengan menebar mode-mode pakaian yang bentuk dan potongannya dilakukan didesain para desainer sesat, untuk dikenakan gadis-gadis dan istri-istri kita yang lugu. Pemandangan pun sangat lumrah dewasa ini. Banyak wanita dan gadis muslimah yang memakai pakaian pendek, terbuka, ketat, terbelah, longgar, dan bagian dada yang ketat.
Belum lagi sepatu berhak tinggi, yang mencitrakan wanita dalam imej yang menggoda para pria dan merusak agama. Tidak hanya sampai disini, pemakaian sepatu model demikian pun dilakukan dengan bunyi yang menarik perhatian pandangan para pria. Kaum muslimah pun mengenakan pakaian yang menyerupai pria dengan memakai jaket dan celana, dan mereka lupa atau melupakan bahwasanya nanti akan ada hari perhitungan. Demikian pula, hal yang menggelikan sekaligus menyedihkan ketika pakaian-pakaian asing yang dikenakan muslimah terdapat pose-pose menantang para penyanyi, tokoh artis dan aktor. Belum lagi botol-botol bir dan gambar-gambar yang memiliki ruh, gambar-gambar salib atau slogan-slogan klub-klub yang diperparah dengan kata-kata nista yang sepi dari etika. Semuanya tertera diatas pakaian depan belakang dalam berbagai bahasa.
Sebagian wanita muslimah lainnya cenderung mengekor patuh tradisi-tradisi yang menohok kaum muslimin dan muslimat. Mereka terpengaruh dan menjadi korban dari iklan-iklan media yang memprogandakan pembatasan keturunan, anti pooligami, tapi justru melegalkan perselingkuhan, hubungan kekasih gelap dan wanita simpanan. Mereka termakan sugesti dusta, bahwa banyak anak dan banyak isteri merupakan penyebab kemiskinan dan kepailitan.
Sebagai wanita muslimah lain, melepaskan hijab, dan membuang busana muslimah. Mereka keluar rumah mengenakan dandanan yang bertentangan dengan syariah dan menjadikan ketelanjangan menjadi syiar di mana pun mereka berada. Mereka termakan isu, bahwa kemajuan peradaban terimplementasikan dari pergaulan pesimif, tanpa batas dan serba boleh. Sedangkan, emansipasi dan kesetaraan gender merupakan nilai tertinggi dari kebebasan dan penghargaan terhadap HAM. Jadilah kaum muslimah tidak lagi peduli dengan akhlak Islam, atau prinsip agama bahwa malu itu sebagian dari iman. Semua kredo-kredo suci tadi, hanya ada di dunia mimpi dan alam dongeng. Tidak hanya sampai disini, propoganda musuh Islam pun berlanjut dengan mendeskripkan Islam sendiri. Slogan wanita sengsara dan didzalimi dibawah naungan Islam. Oleh karenanya kaum wanita harus bangkit menentang. Juga prinsip qawwamah (kepemimpinan pria dalam rumah tangga) sangat basis gender dan kuno di era kebebasan sekarang ini. Mereka pun mencekoki kaum muslimah, bahwa menikah dan punya anak hanya merupakan beban. Juga nilai harga diri hanya bisa didapat dengan mengumpulkan harta kekayaan dan sibuk mencari karir, sebagai menterikah, wartawankah atau duta besar di negara asing.
Perilaku yang Benar
Terlalu mengekor semua yang terdalam majalah, tabloid atau media masa yang lain berakibat lahirnya keburukan yang menyebabkan kebanyakan wanita muslimah terjerumus ke dalam sesuatu yang terlarang dalam agama. Diantaranya mengikuti wanita-wanita kafir dalam memakai pakaian-pakaian yang terbuka, ketat dan tembus pandang, mengikuti mereka dalam cara merapikan rambut dan melakukannya dengan gaya potongan rambut yang terbaru.
Padahal Nabi Shalallahu ‘Alahi wasallam bersabda, “Dua golongan yang merupakan penghuni neraka yang belum aku lihat, kaum yang pada mereka terdapat cambuk seperti ekor kerbau yang dengannya mereka memukul manusia dan para wanita yang berpakaian namun telanjang. Kepala-kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Ia tidak masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya. Sesungguhnya bau surga dapat ditemukan dari jarak ini dan ini.” (HR. Muslim)
Andai muslimah mau mempelajari bahwa dalam Islam, terdapat banyak hal yang membuatnya tidak tergantung dengan model, tradisi demikian, niscaya ia akan bahagia dan membahagiakan orang di sekitarnya seperti suami dan anak. Prinsip berpakaian dalam Islam bukan terletak pada mode, warna, dan berapa lapis pakaian. Namun yang terpenting adalah pakaian tersebut longgar, tidak menampakkan warna kulit dan bentuk tubuh, kecuali kebersihan dan warnanya yang tidak menarik perhatian. Sedang berhias yang dianjurkan hanya dilakukan di rumah untuk suami dan anak-anakmu. Ketahuilah, riasan terindah bagi wanita adalah celak mata dan sebaik wangi-wangian adalah aroma air.
Kemajuan peradaban bukan tercermin dalam pergaulan bebas, anak sedikit tetapi ketika kemajuan mengikuti syariat Tuhan. Diantara penghormatan terhadap wanita adalah menjadikan pria sebagai pemimpin baginya dan sebaliknya sang wanita harus selalu taat kepada suaminya. Jika muslimah sibuk dengan hal positif hingga ia tak punya waktu untuk membaca majalah-majalah demikian, ia membawa keluarga dan dirinya selamat dari tradisi wanita kafir. [Syahida.com]
Sumber : Kitab 40 Kebiasaan Buruk Wanita, Abu Maryam bin Zakaria