Kisah Nabi Nuh (Bagian Ke-1) : Kisah Nabi Nuh Dalam Al Qur’an

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : elitedaily.com)

Syahida.com – Allah menyebutkan kisah Nuh dan kaumnya, kisah azab dan banjir besar yang Allah turunkan kepada mereka ingkar padanya, Allah menyelamatkan Nuh dan seluruh penumpang perahu, di sejumlah tempat dalam Al-Qur’an, seperti dalam surah Al-A’raf, Yunus,  Hud, Al-Anbiya, Al-Mukminum, Al-Ankabut , Ash-Shaffat, Al-Qamar, dan Allah menurunkan satu surah utuh terkait Nuh (surah Nuh).

Dalam surah Al-A’raf, Allah SWT berfirman, “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dasyat (kiamat).’ Pemuka-pemuka kaumnya berkata, ‘Sesungguhnya, kami memandang kamu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.’

Dia (Nuh) menjawab, ‘Wahai kaumku! Aku tidak sesat; tetapi aku ini seorang Rasul dari Rabb seluruh alam. Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.’ Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Rabbmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat? Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya, mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)’.” (Al-A’raf: 59-64).

Dalam surah Yunus, Allah SWT berfirman, “Dan bacakanlah kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika (dia) berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku! Jika terasa berat bagimu aku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku bertawakal. Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), dan janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah kamu tunda lagi. Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta imbalan sedikitpun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang Muslim (berserah diri).’ Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu’.” (Yunus: 71-73).

Dalam surah Hud, Allah SWT berfirman, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), ‘Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat pedih.’ Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, ‘Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.’

Dia (Nuh) berkata, ‘Wahai Kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?  Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh.

Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Tidakkah kamu mengambil pelajaran? Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang tidak (pula) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.’

Mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah terbantah dengan kami dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.’ Dia (Nuh) menjawab, ‘Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan melepaskan diri. Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Rabbmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.’



Bahkan mereka (orang kafir) berkata, ‘Dia cuma mengada-ngada saja.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Jika aku mengada-ngada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.’ Dan diwahyukan kepada Nuh, ‘Ketahuilah tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat. Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya, mereka itu akan ditenggelamkan.’

Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiapk kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, ‘Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang kekal.’ Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur telah memancarkan air, Kami berfirman, ‘Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang beriman.’ Ternyata orang-orang beriman yang bersamanya dengan Nuh hanya sedikit.

Dan dia berkata, ‘Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.’ Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, ‘Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.’ Dia (anaknya) menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!’

(Nuh) berkata, ‘Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, ‘Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan)! Berhentilah!’ Dan air pun disurutkan dan perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ‘Binasakanlah orang-orang zalim.’ Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.’

Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Nuh! Sesungguhnya, dia bukanlah termasuk keluargamu. Karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.’ Dia (Nuh) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.’ Difirmankan, ‘Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.’ Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa’.” (Hud: 25-49)

Dalam surah Al-Anbiya, Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami perkenankan (doa)nya, lalu Kami selamatkan dia besama pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka  semuanya.’ (Al-Anbiya: 76-77).

Dalam surah Al-Mukminun, Allah SWT berfirman, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?’ Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu. Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.’

Dia (Nuh) berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka medustakan aku.’ Lalu Kami wahyukan kepadanya, ‘Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu berpasangan dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim.’

Dan berdoalah, ‘Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.’ Sungguh, pada (kejadian) itu benar-benar menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu)’.” (Al-Mukminun:  23-30).

Dalam surah Asy-Syu’ara, Allah SWT berfirman, “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Rabb seluruh alam. Maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.’

Mereka berkata, ‘Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?’ Dia (Nuh) menjawab, ‘Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyadari. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.’  Mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).’

Dia (Nuh) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku; maka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman kepadaku.’ Kemudian Kami menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian Kami menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Dan sungguh, Rabbmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. (Kaum) Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka. ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Rabb seluruh alam. Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang ditempati, dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku, dan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.

Dia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak dan kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar.’ Mereka menjawab, ‘Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi orang terdahulu, dan kami (sama sekali) tidak akan diazab.’ Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami membinasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Rabbmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang’.” (Asy-Syu’ara: 105-140)

Dalam surah Al-Ankabut Allah SWT berfirman, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.” (Al-‘Ankabut: 14-15)

Dalam surah Ash-Shaffat, Allah SWT berfirman, “Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa. Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. Dan Kami abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian; ‘Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.’ Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tenggelamkan yang lain’.” (Ash-Shaffat: 75-82)

Dalam surah Al-Qamar, Allah SWT berfirman, “Sebelum mereka, kaum Nuh juga telah mendustakan (rasul), maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, ‘Dia orang gila!’ Lalu diusirnya dengan ancaman. Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, ‘Sesungguhnya, aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’ Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyeburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak, yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan) Kami sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari (kaumnya). Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 9-15).

Dan dalam surah Nuh, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), ‘Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.’ Dia (Nuh) berkata, ‘Wahai kaumku! Sesungguhnya, aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.’

Dia (Nuh) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan.

Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam, maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabbmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.’ Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian). Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai perlita (yang cemerlang)? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur), kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya, dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar.’

Dan mereka berkata, ‘Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr.’ Dan sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah. Dan Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya, jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran’.” (Nuh: 1-28).

Semua topik di atas sudah kami jelaskan dalam kitab tafsir. Dan berikut akan kami sampaikan kandungan kisah ini dari sejumlah bagian-bagian surah yang terpisah, juga penjelasan sejumlah hadist dan atsar.

Kisah Nuh juga disebutkan di sejumlah bagian terpisah dalam Al-Qur’an. Dalam kisah ini disebutkan, Allah memuji Nuh dan mencela siapa saja yang menentangnya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa’, “Sesungguhnya, Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq. Ya’qub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud. Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana’.” (An-Nisa: 163-165).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-An’am, “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya, Rabbmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang berbuat saleh dan Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya), (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus.” (Al-An’am: 83-87)

Kisah Nuh dalam surah Al-A’raf sudah disampaikan di atas.

Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah, “Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka,  (yaitu) kaum Nuh, Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” (At-Taubah: 70).

Kisah Nuh dalam surah Yunus dan Hud sudah disebutkan sebelumnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim, “Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu  (yaitu) kaum Nuh, Ad, Tsamud, dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, “Sesungguhnya, kami tidak percaya akan (bukti bahwa) kamu diutus (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami’.” (Ibrahim: 9).

Kisah Nuh dalam surah Al-Anbiya’, Al-Mukminun, Asy-Syu’ara dan Al-Ankabut sudah disampaikan sebelumnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (Al-Ahzab: 7)

Allah SWT berfirman dalam surah Shad, “Sebelum mereka itu, kaum Nuh, Ad dan Fir’aun yang mempunyai bala tentara yang banyak, juga telah mendustakan (rasul-rasul), dan (begitu juga) Samud, kaum Lut dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). Semua mereka itu mendustakan rasul-rasul, maka pantas mereka merasakan azab-Ku.” (Shad: 12-14).

Allah SWT berfirman dalam surag Ghafir, “Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu setelah mereka telah mendustakan (rasul) dan setiap umat telah merencanakan (tipu daya) terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran; karena itu Aku tawan mereka (dengan azab). Maka betapa (pedihnya) azab-Ku? Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan Rabbmu terhadap orang-orang kafir, (yaitu) sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.” (Ghafir: 5-6).

Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syu’ara, “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nug dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agam (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (Asy-Syura: 13).

Allah SWT berfirman dalam surah Qaf, “Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Samud telah mendustakan (rasul-rasul) dan (demikian juga) kaum Ad, kaum Fir’aun dan kaum Lut dan (juga) penduduk Aikah serta kaum Tubba’. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-Ku (atas mereka).” (Qaf: 12-14).

Dalam surah Adz-Dzariyat, Allah SWT berfirman, “Dan sebelum itu (telah Kami binasakan) kaum Nuh. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.” (Adz-Dzariyat: 46).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hadid, “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan kitab (wahyu) kepad keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik.” (Al-Hadid: 26)

Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim, “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), ‘Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)’.” (At-Tahrim: 10).  [Syahida.com]

—–

Bersambung….

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq 

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.