Syahida.com – Allah SWT berfirman, “Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya, Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.’ ‘Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Rabb seluruh alam.’ ‘Sesungguhnya, aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka dan itulah balasan bagi orang yang zalim.’ Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’ Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal’.” (Al-Ma’idah: 27-31).
Kisah ini sudah kami bahas dalam tafsir surah Al-Ma’idah dan dirasa sudah cukup. Alhamdulillah. Berikut akan kamu sampaikan intisari penjelasan imam salaf terkait kisah ini.
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat. Adam menikahkan setiap anak lelaki dengan anak perempuan yang lahir tidak bersaman. Habil ingin menikahi saudara perempuan Qabil, dan Qabil lebih tua dari Habil. Saudara perempuan Qabil cantik jelita. Qabil tidak mau mengalah dengan saudaranya dan tetap ingin memiliki saudarinya itu. Adam memerintahkan Qabil untuk menikahkan saudarinya tersebut dengan Habil, tapi Qabil menolak. Adam lalu memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban. Adam pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah, dan menitipkan anak-anaknya kepada langit, tapi langit enggan menerima permintaan itu. Adam kemudian menitipkan anak-anaknya kepada bumi dan gunung, mereka semua menolak. Qabil justru menerima permintaan ayahnya untuk menjaga saudara-saudaranya.
QABIL DAN HABIL MEMPERSEMBAHKAN PENGORBANANNYA
Saat Qabil dan Habil mempersembahkan kurban, Habil mempersembahkan seekor kambing gemuk, karena ia memiliki banyak kambing. Sementara Qabil mempersembahkan sekat hasil tanaman yang buruk. Api kemudian turun dan memakan kurban Habil, sementara kurban milik Qabil dibiarkan. Qabil pun marah lalu berkata, “Sungguh, aku akan membunuhmu agar tidak menikahi saudariku.’ Habil menyahut, ‘Sesungguhnya, Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa’.”
Abu Ja’far menyebutkan, Adam menyerahkan kurban kedua anaknya itu, lalu kurban milik Habil diterima, sementara kurban milik Qabil tidak diterima. Qabil kemudian berkata pada ayahnya, “Kurban Habil diterima karena kau berdoa untuknya, dan tidak berdoa untukku.” Qabil kemudian mengancam untuk membunuh saudaranya, Habil. [Syahida.com]
– Bersambung…
Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq