Syahida.com – Asbabun Nuzul Surat Al Mu’minuun (Orang-Orang Beriman).
Q.S. Al-Mu’minun Ayat 2
(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS: 23 al-Mu’minun: 2)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa apabila Rasulullah saw shalat, beliau suka memandang ke langit, maka turunlah ayat ini (QS: 23 al-Mu’minun: 2) sebagai petunjuk bagi orang yang shalat. Sejak itu beliau shalat dengan menundukkan kepala. [Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Abu Hurairah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Marduwaih dengan lafal: “Rasulullah saw, pernah menoleh pada waktu shalat.” Diriwayakan pula oleh Sa’id bin Manshur yang bersumber dari Ibnu Sirin dengan lafal: “Rasulullah melirikan matanya pada waktu shalat.” Hadits ini Mursal. ]
Dalam Riwayat lain dikemukakan bahwa apabila para shahabat shalat, mereka suka memandang langit. Maka turunlah ayat ini (QS: 23 al-Mu’minun: 2) sebagai petunjuk bagaimana seharusnya shalat. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Sirin. Hadits ini mursal.]
Q.S. Al-Mu’minun Ayat 12-14
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari Tanah. (QS: 23 al-Mu’minun: 12)
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS: 23 al-Mu’minun: 13)
Kemudian air mani itu Kami jadikan Segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik. (QS: 23 al-Mu’minun: 14)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pandangan ‘Umar sejalan dengan kehendak Allah dalam empat hal, antara lain mengenai turunnya ayat, Wa la qad khalaqnal insana min sulalatim min thin {Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah} (QS: 23 al-Mu’minun: 12) sampai,…khalqan akhar…{Makhluk yang (berbentuk) lain} (QS: 23 al-Mu’minun: 14). Pada waktu mendengar ayat tersebut, ‘Umar berkata: “Fa tabarakallahu ahsanul khaliqin (maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik).” Maka turunlah akhir ayat tersebut (QS: 23 al-Mu’minun: 14) yang sejalan dengan ucapan ‘Umar itu. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Umar].
QS. Al-Mu’minun Ayat 67
Dengan menyombongkan diri terhadap al-Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan- keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.[1] (QS: 23 al-Mu’minun: 67).
Dalam suatu riwayat bahwa kaum Quraisy duduk-duduk mengobrol dan bergadang pada malam hari di sekeliling Ka’bah. Mereka tidak bertawaf, bahkan mereka bermegah-megah diri karena dapat menguasai Baitullah itu. Ayat ini (QS: 23 al-Mu’minun: 67) turun berkenaan dengan orang-orang seperti itu. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’ad bin Jubair]
[1] Dengan (kalian) membanggakan diri karena (menguasai) Ka’bah, dan bergadang sambil beromong kosong (ath-Thabrani, juz XVIII, hal 38-40). [Syahida.com]
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al Qur’an), K.HQ Shaleh, H.A.A. Dahlan, dkk