Syahida.com – Allah SWT berfirman, “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya, dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)
Allah memuji dan menyebut Idris sebagai seorang nabi dan mencintai kebenaran. Dia adalah Khanukh yang dimaksud. Nasab Rasulullah SAW terhubung dengan nasab Idris, seperti disebutkan oleh sejumlah ulama nasab.
Anak pertama Adam yang diberi kenabian adalah Syaits.
Ibnu Ishaq menyebutkan, Syaits adalah orang pertama yang menulis dengan menggunakan pena. Ia menjumpai Adam selama 386 tahun. Sejumlah orang menyebut, inilah yang disinggung dalam hadist Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulami saat Rasulullah SAW ditanya tentang tulisan dengan tanah, beliau menjawab, “Dulu pernah ada seorang nabi menulis dengannya. Maka siapa menulis tepat di tempat tulisannya, maka itulah (yang terbaik).”
Banyak ulama tafsir dan hukum menyatakan, Idris adalah orang pertama yang membicarakan tentang tulisan yang mereka sebut sebagai Hurmus Al-Haramisah (singa paling ganas). Mereka membuat banyak dusta terhadap Syaits, seperti halnya berdusta terhadap pada nabi, ulama, orang bijak dan para wali.
Firman Allah SWT, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” seperti disebutkan dalam kitab Shahihain dalam hadist Isra’, Rasulullah SAW melintas di hadapan Idris di langit keempat. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Yunus dari Abdul A’la, dari Ibnu Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari A’masy, dari Syamr bin Athiyah, dari Hilal bin Yasaf, ia menuturkan, “Ibnu Abbas bertanya kepada Ka’ab, saat itu aku ada, Ibnu Abbas berkata, ‘Apa maksud firman Allah SWT kepada Idris, ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi?’ Ka’ab menjawab, ‘Adapun Idris, Allah mewahyukan padanya, ‘Sungguh, setiap hari Aku mengangkat untukmu seperti amalan seluruh keturunan Adam, mungkin para manusia yang ada di masanya.’ Idris kemudian ingin meningkatkan amalannya, ia kemudian didatangi temannya dari golongan malaikat. Idris berkata, ‘Sungguh, Allah mewahyukan kepadaku ini dan itu.’
Temannya dari golongan malaikat itu kemudian berbicara kepada malaikat maut hingga amalannya meningkat. Malaikat tersebut kemudian membawa Idris di punggungnya tepat di antara kedua sayapnya, lalu dibawa terbang ke langit. Saat berada di langit keempat, ia berpapasan dengan malaikat maut yang tengah turun, lalu malaikat maut berbicara padanya tentang Idris seperti yang ia katakan, si malaikat maut kemudian bertanya, ‘Mana Idris?’ ‘Dia ada di punggungku,’ jawab malaikat itu. Malaikat maaut kemudian mengatakan, ‘Aneh sekali! Aku tadinya diutus (Allah) dan dikatakan padaku, ‘Cabutlah nyawa Idris di langit keempat.’ Aku pun berkata, ‘Bagaimana mungkin aku mencabut nyawanya di langit keempat sementara ia berada di bumi?!’ Malaikat maut kemudian mencabut nyawa Idris di langit ke empat. Itulah maksud firman Allah SWT, ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi’.”
Juga diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dalam penafsiran ayat ini.
Riwayat Ibnu Abi Hitam menyebutkan; Idris kemudian berkata pada malaikat (yang membawanya naik ke langit keempat), ‘Tanyakan pada malaikat maut, berapa sisa usiaku?’ Malaikat yang membawanya kemudian bertanya kepada malaikat maut yang berada di dekatnya, ‘Berapa sisa usianya?’ Malaikat maut menjawab, ‘Aku tidak tahu, aku mau melihat dulu.’ Setelah itu malaikat maut menjawab, ‘Kau bertanya padaku tentang orang yang usianya hanya tinggal sekejap mata.’ Malaikat yang membawa Idris kemudian melihat ke arah Idris yang berada di bawah sayapnya, ternyata Idris sudah meninggal tanpa ia sadar’.” Ini salah satu kisah israiliyat dan sebagaian isinya mungkar.
Ibnu Abi Nujaih meriwayatkan dari Mujahid terkait firman Allah SWT, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” Ia mengatakan, ‘Idris diangkat ke langit dalam kondisi belum mati, seperti halnya Isa. Jika yang dimaksud adalah Idris belum mati hingga saat ini, pernyataan ini perlu dikaji lebih jauh. Namun jika yang dimaksud Idris diangkat ke langit dalam kondisi hidup, kemudian nyawanya dicabut disana, pernyataan ini tidak berseberangan dengan penuturan Ka’ab sebelumnya. Wallahu a’lam.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firman Allah SWT, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” Idris diangkat ke langit keenam, lalu meninggal dunia di sana. Penjelasan yang sama juga disampaikan Dhahhak. Menurut hadist Muttafaq ‘alaih yang menyebut Idris diangkat ke langit keempat, ini lebih shahih, seperti dinyatakan Mujahid dan lainnya. Hasan Al-Bashri menyatakan terkait firman Allah SWT, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang lebih tinggi,” Idris diangkat ke surga. Yang lain menyatakan, Idris diangkat ke langit saat ayahnya, Yarid bin Mahlayil, masih hidup. Wallahu a’lam. Sebagian lainnya menyatakan, Idris bukannya ada sebelum Nuh, ia berada pada masa Bani Israil.
APAKAH IDRIS NAMA LAIN DARI ILYAS?
Imam Bukhari menyatakan, “Beberapa ulama menyebutkan dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas adalah Idris. Pendapat mereka ini didasarkan pada riwayat dalam hadist Az-Zuhri dari Anas tentang kisah Isra’, saat Nabi SAW melintas di hadapan Idris, ia mengatakan, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh,’ tidak seperti yang dikatakan Adam dan Ibrahim, ‘Selamat datang nabi yang saleh dan anak yang saleh.’ Andai nasab Nabi SAW bertemu dengan nasab Idris, tentu Idris mengatakan seperti yang dikatakan Adam dan Ibrahim pada beliau’.”
Pernyataan ini tentu saja tidak menunjukkan seperti itu, karena bisa jadi si perawi tidak menghafal riwayat ini dengan baik, atau mungkin Idris mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada merendahkan hati, dan tidak menempatkan dirinya sebagai seorang ayah seperti yang dikatakan Adam selaku ayah manusia dan Ibrahim selaku kekasih Ar-Rahman, sekaligus rasul ulul azmi terbesar setelah Muhammad SAW. [Syahida.com]
Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.