Syahida.com – Saya pernah melalui satu masa yang mana saat itu saya tidak membaca kecuali Al-Quran dan gabungan antara dua buku, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Karya Asy-Syami. Ternyata saya mendapatkan kenyamanan yang mengagumkan dan ketenangan yang aneh, kekuatan hati saya terhimpun, urusan-urusan saya yang cerai-berai menjadi satu, dan saya selamat dari kesemrawutan yang selama ini saya alami di antara ribuan buku, serta terhindar dari kondisi acak-acakan dan skripsi.
Kemudian saya membaca perkataan-perkataan Ibnu Qayyim yang menyebutkan, bahwasanya para sahabat itu tidak memiliki buku yang dipelajari, dihafalkan dan dibaca, selain Al-Quran. Mereka tidak memiliki buku-buku fikih, tafsir, dan usul. Yang mereka miliki hanya Kitab yang diberkahi ini.
Syekh Abdur Razzaq Afifi telah mensinyalir pentingnya menyatukan sumber ilmu hanya pada Al-Quran dan Sunnah saja. Bahkan dia memberi pernyataan yang cukup berani, yang pada intinya adalah, menenggelamkan atau membakar semua buku-buku selain Al-Quran dan hadits, karena buku-buku ini telah menyibukkan manusia dari wahyu.
Al-Qurthubi itu terdapat di dalam Al-Quran. Maka dari itu dia menyibukkan diri dengan Al-Quran sepanjang hidupnya dan mencukupinya. Ketahuilah bahwa banyaknya buku tanpa disertai dengan amal perbuatan itu tidak menambahkan pada seorang pelajar kecuali kebingungan dan kesesatan. Maka, amalkanlah apa yang kamu ketahui, niscaya anda dapat meraih keberuntungan.
—-
Sumber: Demi Masa! (Dr. ‘Aish Abdullah)