Kisah Nabi Hud (Bagian Ke-2) : Kisah Kaum Ad dalam Al Qur’an

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : blogbyutisweet.blogspot.com)

Syahida.com – Allah kemudian mengutus Hud di tengah-tengah mereka. Hud menyeru mereka menuju Allah, seperti yang Allah sampaikan setelah mengisahkan kaum Nuh dalam surah Al-A’raf, “Dan kepada kaum Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?’ Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari  kaumnya berkata, ‘Sesungguhnya, kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta.’

Dia (Hud) menjawab, ‘Wahai kaumku! Bukan aku kurang waras, tetapi aku ini adalah Rasul dari Rabb seluruh alam. Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepada kamu. Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Rabbmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan. Maka ingatlah akan nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung.’

Mereka berkata, ‘Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!’ Dia (Hud) menjawab, ‘Sungguh, kebencian dan kemurkaan dari Rabb akan menimpa kamu. Apakah kamu hendak berbantah denganku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu buat sendiri, padahal Allah tidak menurunkan keterangan untuk itu? Jika demikian tunggulah! Sesungguhnya, aku pun bersamamu termasuk yang menunggu.’

Maka Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka bukanlah orang-orang beriman’.” (Al-A’raf: 65-72).

Allah SWT berfirman setelah menuturkan kisah Nuh dalam surah Hud, “Dan kepada kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ngada. Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?’ Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia (Hud) menjawab, ‘Sesungguhnya, aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dengan yang lain, sebab itu jalankan semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi. Sesungguhnya, aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Rabbmu. Tidak satupun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil).

Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pemeliharaan segala sesuatu.’ Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. Dan itulah (kisah) kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Rabb. Mereka mendurhakai rasul-rasul-Nya dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi durhaka. Dan mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan (begitu pula) di hari Kiamat. Ingatlah, kaum Ad itu ingkar kepada Rabb mereka. Sungguh, binasalah kaum Ad, umat Hud itu’.” (Hud: 50-60).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mukminun setelah menuturkan kisah Nuh, “Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum Ad). Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), ‘Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia, ‘(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.’

Dan sungguh, jika kamu menaati manusia seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi. Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kami, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah kita mati dan hidup)  dan tidak akan dibangkitkan (lagi). Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya. Dia (Hud) berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.’ Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim’.” (Al-Mukminun: 31-41).



Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syu’ara’, juga setelah menuturkan kisah Nuh, “(Kaum) Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Rabb seluruh alam. Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati, dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku, dan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak, dan kebun-kebun, dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar.’

Mereka menjawab, ‘Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu, dan kami (sama sekali) tidak akan diazab. Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Rabbmu, Dialah Yang MahaPerkasa, Maha Penyayang’.” (Asy-Syu’ara: 123-140).

Allah SWT berfirman dalam surah Ha’ Mim As-Sajdah, “Maka adapun kaum Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, ‘Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?’ Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Maka Kami tiupkan angin yang sangat bergemuruh kepada mereka dalam siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sedangkan azab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan’.” (Fushshilat: 15-16).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahqaf, “Dan ingatlah (Hud) saudara kaum Ad yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir dan sesungguhnya telah berlalu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan setelahnya (dengan berkata), ‘Janganlah kamu menyembah selain Allah, aku sungguh khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari besar.’ Mereka menjawab, ‘Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah engkau ancamkan kepada kami jika engkau termasuk orang yang benar.’

Dia (Hud) berkata, ‘Sesungguhnya, ilmu (tentang itu) hanya pada Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kamu yang berlaku bodoh.’ Maka ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, ‘Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.’ (Bukan!) Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka (kaum Ad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa’.” (Al-Ahqaf: 21-25).

Allah SWT berfirman dalam surah Adz-Dzkriyat, “Dan (juga) pada (kisah kaum) Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, (angin itu) tidak membiarkan suara apa pun yang dilandanya, bahkan dijadikannya seperti serbuk.” (Adz-Dzkriyat: 41-42).

Allah SWT berfirman dalam surah An-Najm, “Dan sesungguhnya Dialah yang telah membinasakan kaum Ad dahulu kala, dan kaum Tsamud, tidak seorang pun yang ditinggalkan-Nya (hidup), dan (juga) kaum Nuh sebelum itu. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka. Dan prahara angin telah meruntuhkan (negeri kaum Lut), lalu menimbun negeri itu (sebagai azab) dengan (puing-puing) yang menimpanya. Maka terhadap nikmat Rabbmu yang manakah yang masih kamu ragukan?” (An-Najm: 50-55).

Allah SWT berfirma dalam surah Al-Qamar, “Kaum Ad pun telah mendustakan. Maka betapa dasyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku! Sesungguhnya, Kami telah menghembuskan angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus menerus, yang membuat manusia bergelimpangan, mereka bagaikan pohon-pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya. Maka betapa dasyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku! Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 18-22).

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Fajr, “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap (kaum) Ad? (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain, dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan (terhadap) Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu, karena itu Rabbmu menimpakan cemeti azab kepada mereka, sungguh, Rabbmu benar-benar mengawasi.” (Al-Fajr: 6-14).

Semua kisah di atas sudah kami jelaskan di bagiannya masing-masing dalam kitab tafsir kami. Alhamdulillah.

Kisah kaum Ad juga tertera dalam surah At-Taubah, Ibrahim, Al-FurqaN, Al-Ankabut dan Qaf. [Syahida.com]

– Bersambung…

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq

 

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.