Syahida.com – Kami telah membuat pengalaman nyata, dengan partisipasi dari Syeikh Dr. Abdul Aziz Animi. Ia dikubur dan ada di dalamnya selama 20 menit. Menurut pendapat Anda, bagaimana rasanya ada di dalam kubur selama 20 menit? Diantara hal-hal yang melunakkan hati adalah mengunjungi yang sakit dan menghadiri pemakaman. Bagaimana mencoba untuk melihat realita kematian (sebagaimana yang kita lihat di sini). Bahkan ini pengingat yang paling baik adalah saat kau melihat kematian dalam kenyataan, tidak hanya dari membayangkan. Dengan begitu, kau akan mengurangi kecintaan pada dunia, dan kau akan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama dan kau akan akan memohon rahmat dari Allah SWT.
Ia dikafani, dibawa oleh orang-orang, dan dimakamkan layaknya pemakaman.
Kemudian diitutup kuburnya…
20 menit kemudian… Makam dibuka.
Kemudian dibangunkan dari kuburnya. Saat dipanggil “Abu Umar” (nama kunyahnya), ia menangis terisak-isak…
Ditanya oleh orang yang melakukan pemakaman : “Allah telah menulis sebuah kehidupan baru untukmu. Saat kau keluar dari kubur, apa yang pertama kali kamu pikirkan?’
Dan dijawab sambil menangis, “Bagaimana hubunganku dengan Tuhanku, istriku, keluargaku dan anak-anakku” Dan pertanyaan yang paling penting adalah : Apa yang telah kulakukan di dalam hidupku? Dan apa yang harus aku perbaiki? Mungkin pengalaman ini tidak hanya membantuku untuk mengingat segala yang telah aku lakukan di masa lalu tetapi juga untuk memperbaiki hidupku. Subhanallah… Itu mungkin hanya beberapa menit tetapi mempunyai dampak yang besar. Ini hanya pengalaman kecil, tetapi benar.., saat kita takut akan kematian, padahal kematian adalah hanya permulaan dari perjalanan hidup sesudah kematian… Dan banyak orang takut akan kematian, tetapi menurutku di dalam kematian ada bagian yang mendorong kita untuk merenung. Membuat kita ingin hidup, dan membuat kita untuk bersyukur. Untuk merenungkan saat kita masih hidup, dengan jasad dan ruh, dan Allah SWT memberi kesempatan lagi pada jasad dan jiwaku. Jadi aku ingin memulai lagi, aku bekerja, aku berencana, aku berusaha, dan akan aku berikan hingga akhir perjalanan, selalu siap. Aku bisa saja benar-benar mati dan dimandikan tanpa jasad dan jiwa, tapi sekarang aku memiliki jasadku, jiwaku. Aku memiliki banyak hal atas berkat rahmat Allah. Aku akan mengubah apa yang aku butuhkan dalam hidupku, ini mungkin saat terakhir, beberapa hari lagi, atau beberapa tahun. Tapi dengan izin Allah aku akan mengubah apa yang seharusnya dirubah.”
Dikatakan kepadanya, “Allah telah menuliskan kehidupan yang baru untukmu, semoga Allah memberikanmu Husnul Khatimah.” [Syahida.com]