Syahida.com – Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Hurairah ra mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda: “Shalat jamaah lebih utama daripada shalat salah seorang dari kalian dengan 25 bagian. (Dalam riwayat lain 25 derajat). Para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul saat dilaksanakan shalat subuh.” Lantas Abu Hurairah berkata, “Bacalah jika kalian mau:
“Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al-Isra’: 17: 78)[1]
Utsman bin Affan pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa mengerjakan shalat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan dia bangun separuh malam. Dan barangsiapa mengerjakan shalat subuh berjamaah, maka seakan-akan dia shalat semalam suntuk.[2]
Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa menyaksikan shalat Isya’ berjamaah, maka baginya (pahala) shalat separuh malam. Dan barangsiapa menyaksikan sholat Subuh berjamaah, maka (baginya) seperti (pahala) shalat semalam suntuk.”[3]
Abu Hurairah ra, menyatakan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang yang munafik, daripada shalat Subuh dan Isya’. Sekiranya mereka tahu apa-apa yang ada padanya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun sambil mengesot (merangkak).”[4]
Fudhalah meriwayatkan dari ayahnya; “Rasulullah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam mengajariku. Diantara yang beliau ajarkan adalah, “Jagalah Shalat lima waktu (pada waktunya)!’ kukatakan, ‘Sungguh, waktu-waktu itu saya sibuk sekali. Perintahkan saya dengan perkara yang ringkas, jika saya mengerjakannya, maka itu cukup.’ Maka beliau bersabda, ‘Jagalah dua Ashar!’ aku tidak memahami maksud beliau, maka aku bertanya, ‘Apa itu dua Ashar?’ beliau bersabda: ‘Shalat sebelum terbit matahari dan shalat tenggelamnya.’”[5]
Kata ayah Fudhalah, “Waktu-waktu itu saya sibuk sekali.” dikomentari Al-Baihaqi di dalam Sunan. Katanya, “Seakan-akan beliau Shalallahu ‘Alahi wa Sallam –wallahu a’lam- bersabda kepadanya ‘Jagalah shalat lima waktu diawal waktunya!’ lantasayah Fudhalah mengajukan keberatan karena kesibukannya yang akan berakibat pada pengakhiran waktu. Maka, beliau Shalallahu ‘Alahi wa Sallam memerintahkannya untuk menjaga dua shalat ini, agar dikerjakan di awal waktunya.”[6]
Al-Khaththabi berkata, “Yang dimaksud dua Ashar adalah shalat Ashar dan Shalat Subuh. Keduanya disebut dengan satu nama Takhfif, memudahkan pengucapan. Ini seperti ungkapkan ‘Sunnah dua Umar’ yang maksudnya adalah sunnah Abu Bakar dan Umar dan ungkapan ‘dua hitam’ yang maksudnya adalah kurma dan air.”[7]
Demikianlah, dua shalat disebut secara khusus dan dijelaskan keutamaannya. Yang demikian ini karena subuh adalah waktu tidur dan lalai, sementara Ashar adalah waktu sibuk atau waktu istirahat setelah sibuk. Maka siapa yang menjaganya dengan semua kesulitannya-mestinya dia lebih menjaga yang lainnya. Segala puji hanya milik Allah, Rabb seluruh Alam. [Syahida.com]
=======================
[1] Al-Bukhari hadits no. 648, Fath Al-Bari 2/ 353, Muslim 1/450
[2] Muslim 1/454, dan semakna dengannya di dalam Shahih Jami’ Ash-Shagir hadits no. 2142
[3] At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.” Hadits ini di Shahih sunan At-Tirmidzi hadits no. 221
[4] Al-lu’lu wal Marjan 1/129, 383.
[5] ‘Aun Al-Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud hadits no.423. hadits ini dimuat dalam Shahih Sunan Abu Dawud hadits no. 413
[6] As-Sunnah Al-Kubra, Al-Baihaqi 1/466
[7] ‘Aun Al-Ma’bud dengan sedikit perubahan redaksi 2/68.
Sumber : Kitab “Sulitkah Sholat Subuh Tepat Waktu?”, Samir Al-Qarny bin Muhammad Riziq