Syahida.com – Dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Allah sungguh-sungguh akan memakmurkan kampung suatu kaum dan memperbanyak harta mereka, tetapi Allah tidak mau melihat mereka sejak adanya kebencian sesama mereka. ‘Ada yang bertanya: ‘Bagaimana mengatasi hal itu, wahai Rasulullah?’ beliau bersabda: ‘Dengan mereka melakukan silaturahim.’” (HR. Thabrani dan Hakim).
Dari Abdullah ra bahwa seseorang berkata: “Wahai Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Aku hubungi mereka, tetapi mereka memutuskan hubungan denganku. Aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Aku peduli kepada mereka tetapi mereka masa bodoh kepadaku.” Beliau bersabda: “Jika benar apa yang engkau katakan itu, sesungguhnya engkau seolah-olah menuangkan pasir panas kepada mereka dan Allah selalu memenangkan kamu terhadap mereka selama kamu tetap seperti itu.” (HR. Muslim)
Penjelasan:
Hadits pertama menjelaskan bahwa selama manusia berlaku baik kepada kerabatnya, Allah akan menjadikan kehidupan mereka makmur dan penuh kenikmatan. Akan tetapi, bila mereka saling membenci atau bermusuhan, Allah akan mencabut kemakmuran dan kesenangan hidup dari tengah-tangah mereka. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi petunjuk cara memperbaiki sikap saling bermusuhan antara para kerabat, yaitu menjalin silaturahmi dengan yang memutuskan. Orang yang menjalin ikatan silaturahim terhadap kerabat yang memutuskannya akan mendapat balasan rahmat dari Allah.
Hadits kedua menjelaskan bahwa seseorang yang baik dengan kerabatnya pasti selalu dilindungi Allah dari perilaku tidak baik kerabatnya. Dengan kata lain, bila sesama kerabat baik, hidup mereka akan menjadi bahagia dan dipenuhi berkah oleh Allah. Sebaliknya jika seseorang berlaku tidak baik terhadap kerabatnya, tentu kerabatnya tidak akan peduli kepadanya.
Orang yang hubungan kekerabatannya baik, akan dijenguk oleh sanak kerabatnya ketika dia sakit, bahkan tidak berkeberatan mengulurkan bantuan materi kepada yang bersangkutan. Para kerabat merasa kerabatnya sakit adalah bagian dari diri mereka, sehingga mereka merasa tidak tenang kalau ada diantara kerabat mereka yang mendapat musibah. Sebaliknya, jika seseorang berlaku tidak baik dengan kerabatnya tentu kerabatnya tidak akan peduli kepadanya kala ia menderita sakit, apalagi mengulurkan bantuan materiil kepadanya.
Baik dengan kerabat dan mempunyai kerabat-kerabat yang baik sangat membantu suatu keluarga ketika menghadapi kesusahan dan penderitaan. Oleh karena itu, perlulah setiap keluarga selalu menjaga dan membina hubungan kekerabatan sebaik-baiknya. Hubungan kekerabatan yang baik membuat dirinya merasa tidak terpencil atau terkucilkan dalam pergaulan. Ia selalu merasa aman dan tenang menghadapi apapun karena ia yakin bahwa ia mempunyai saudara yang sewaktu-waktu bersedia mengulurkan tangan kepadanya ketika diperlukan. Orang yang baik dengan kerabat dan memiliki kerabat yang baik kepadanya tentu akan merasakan bahwa hidupnya sakinah dan penuh berkah. [Syahida.com]
—–
Bersambung….
Sumber : 25 Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah dan Langkah Mewujudkannya, Drs. Muhammad Thalib
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.