Syahida.com – Zeina Muntadhira (24), Mahasiswi, Kuwait. Bagi saya, istighfar lebih dari sekadar lafaz zikir. Banyak keberkahan –jika bukan keajaiban- yang saya dapat berkat mengamalkan istighfar. Saat ini saya masih menjalani tahun terakhir sebagai mahasiswi jurusan Tafsir Hadits di Fakultas Syariah Kuwait University. Walau jauh dari keluarga, ada satu ajaran Mama yang terus saya ingat: surat Nuh ayat 10-12, bahwa Allah menjanjikan kemudahan untuk hamba yang memohon ampun kepadaNya. Saya ingat, Mama pernah kehilangan uang dalam jumlah banyak, sudah dicari seisi rumah, tidak ketemu. Bukan main paniknya, kerena itu uang titipan orang. Akhirnya Mama mengajak kami shalat berjamaah, lalu istighfar sama-sama. Subhanallah, malamnya uang itu ditemukan di rak lemari.
Dahsyatnya istighfar sering saya rasakan tiap kali mengerjakan ujian. Tak jarang, akibat grogi, semua pelajaran yang sudah saya ingat semalaman menguap. Lupa. Tidak tahu bagaimana menjawab, bahkan tak paham maksud pertanyaannya. Disaat seperti itu, saya langsung menenangkan diri dan beristighfar. Masya Allah, beberapa menit kemudian seolah datang ilham, pikiran jadi jernih, tangan seperti ada yang menggerakkan menulis jawaban dengan lancar. Dan ternyata, jawabannya selalu benar!
Banyak berkah lainnya, Alhamdulillah nikmat banget kalau sering istighfar, hati terasa riang, ringan. Sesuai shalat, bahkan setiap hari sambil berjalan kaki dari asrama menuju kampus, saya penuhi dengan istighfar. Meski sedang lalai, Alhamdulillah masih banyak yang mengingatkan untuk zikir, terutama para dosen. Hati dan pikiran yang jernih karena banyak beristighfar, mempermudah saya dalam belajar. Ken Andari. [Syahida.com]
Sumber: Ummi No.7/ XXVI/ Juli 2014/ 1435 H