Syahida.com – Khadijah radhiyallahu ‘anha hidup bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam selama kurang lebih 25 tahun. Selama itu, ia menjadi istri yang setia. Ia selalu bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam suka maupun duka. Ia melakukan semua yang membuat suaminya ridha dan bahagia. Semua orang yang dicintai suaminya, ia perlakukan dengan baik, yang tentunya membuatnya semakin dicintai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kebaikan dan kemuliaannya itu telah mengangkat derajatnya semakin tinggi. Dikisahkan bahwa setelah pernikahannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bangsa Arab mengalami musim kering dan panceklik. Saat itulah, Halimah As-Sa’yidah (ibu susu Rasulullah) berkunjung ke rumah Khadijah radhiyallahu ‘anha. Maka Khadijah radhiyallahu ‘anha, memberinya satu ekor unta yang dipenuhi air minum dan 40 ekor kambing.
Bahkan, ketika Tsuwaibah (ibu susu pertama Rasulullah) mengunjungi Rasulullah, Khadijah radhiyallahu ‘anha benar-benar memuliakannya. Semoga Allah meridhainya.
Khadijah radhiyallahu ‘anha, wanita ahli ibadah
Seorang penyair berkata:
“Jika hidayah sudah masuk ke dalam hati. Raga rajin ibadah tanda patuh pada ilahi”
Khadijah radhiyallahu ‘anha, juga melakukan shalat seperti shalat yang dilakukan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dua rakaat di pagi hari dan dua rakaat di sore hari, sebelum shalat lima waktu di malam Isra’ Mi’raj.
Menurut Imam Ibnu Ishaq, “Sejumlah ulama menyebutkan bahwa ketika perintah shalat diwajibkan kepada Rasulullah, Jibril mendatangi Rasulullah yang saat itu berada di perbukitan kota Mekah. Jibril menekan tumitnya ke tanah, maka menyemburlah mata air. Jibril dan Rasulullah wudhu, shalat dua rakaat dengan empat sujud. Kemudian Rasulullah pulang dengan hati tenang, menemui Khadijah radhiyallahu ‘anha. Beliau mengajak Khadijah radhiyallahu ‘anha, ke tempat mata air. Keduanya berwudhu, kemudian shalat dua rakaat dengan empat sujud. Sejak saat itu keduanya melakukan shalat dengan sembunyi-sembunyi.”
Shalat dengan cara seperti itu, masih aneh bagi penduduk Mekah dan lainnya. Mereka belum mengenali shalat dengan cara seperti itu.
Hadits riwayat Afif Al-Kindi menyebutkan, “Abbas bin Abdul Muthalib adalah temanku. Ia biasa pergi ke Yaman, belanja parfum untuk dijual di Mekah pada musim ibadah. Ketika aku ditempat Abbas saat di Mina, ada seorang laki-laki yang badannya keletihan. Ia wudhu dengan sempurna lalu shalat. Ada juga seorang wanita melakukan wudhu, kemudian shalat. Setelah itu, ada seorang anak laki-laki yang badannya keletihan, berwudhu kemudian Shalat. Aku berkata, ‘Abbas agama apa ini?’
Abbas menjawab, ‘Ini adalah agama yang dibawa oleh Muhammad bin Abdullah, keponakanku. Ia mengaku telah diangkat Allah sebagai rasul. Anak laki-laki ini adalah Ali bin Abu Thalib, keponakanku. Dia telah memeluk agama itu. Wanita tadi adalah Khadijah, istri Muhammad. Ia telah mengikuti agama suaminya.’
Setelah memeluk Islam. Afif berkata, ‘Andai saja aku adalah orang keempat yang memeluk Islam.’”[1]
Inilah gambaran sederhana tentang ibadah Ummul Mu’minin Khadijah radhiyallahu ‘anha. Wanita yang pertama kali masuk Islam, dan wanita yang pertama kali melakukan shalat; ibadah yang menghubungkan hamba dan Tuhannya.
Ibnu Jauzi menyebutkan bahwa Ummul Mu’minin Khadijah radhiyallahu ‘anha, meriwayatkan satu hadits, dan tidak tercantum dalam As-Sihah (buku induk hadits shahih).[2] [Syahida.com]
——
Bersambung….
Sumber : Kitab 20 Sirah Shohabiyah yang Dijamin Masuk Surga, Ahmad Khalil Jum`ah
[1] ‘Uyunuk Atsar 1/116. Majmauz Zawa-id 9/222, 223. As-Sirah Al-Halabiyah 1/436, 437. Thabaqat Ibnu SA’d 8/17.
[2] Al-Mujtaba: 19