Syahida.com – Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menunjukkan dan membentangkan jalan lurus bagi umatnya ini. Jalan lurus itu penuh dengan cahaya hidayah, yang malamnya seperti siang harinya. Dan tak akan tersesat darinya kecuali setiap hati yang dipalingkan.
Kedatangan Al-Masih Dajjal dan bahaya-bahaya fitnah yang ditimbulkannya telah lama digaungkan oleh setiap Nabi kepada umatnya. Dalam risalah kenabian sejak dahulu hingga akhir zaman. Masalah kemunculan Dajjal dipandang dangat begitu urgen. Hal tersebut tentunya bukanlah tanpa alasan. Setiap risalah yang dibawa oleh para nabi telah memberikan isyarat jelas dan pasti akan adanya bahaya dan bencana dari akses berbagai fitnah yang ditimbulkan oleh Dajjal.
Bahaya dan bencana fitnah Dajjal tersebut dipandang sebagian yang terbesar dan terdahsyat sepanjang sejarah kehidupan manusia. Untuk menghadapi Al-Masih Dajjal dan mengantisipasi setiap diri dari berbagai macam pengaruh jahat yang ditimbulkan dari berbagai fitnahnya. Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kiat-kiat khusus. Dengan kiat-kiat tersebut diharapkan setiap individu mukmin dapat membentengi diri dari kejahatan Dajjal. Lebih jelasnya, kiat-kiat tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
1. Bepegang teguh dengan Islam
Islam adalah satu-satunya agama yang dapat menyelamatkan umat manusia dari cengkraman Dajjal. Berpegang teguh dengan Islam berarti memper-senjatai diri dengan keimanan. Seseorang yang memiliki keimanan yang kuat, sekali-kali tidak akan pernah dapat dikalahkan oleh Dajjal kendatipun ia hidup di masa-masa rapuhnya keimanan dan keyakinan kebanyakan orang-orang Islam.
2. Berlindung kepada Allah SWT dari bahaya fitnah Dajjal
Berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bentuk perlindungan yang efektif dalam menghadapi fitnah Dajjal. Bukan saja berdoa itu dipandang sebagai senjatanya orang-orang beriman, tetapi lebih dari itu doa juga dianggap sebagai cerminan keimanan seorang mukmin. Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada umatnya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap saat harus selalu berlindung dari bahaya fitnah Dajjal, khususnya di dalam kondisi shalat, sebagaimana hal ini diperkuat oleh nash hadist sebagai berikut. Diriwayatkan dari Aisyah istri Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dahulu selalu berdoa di dalam shalatnya dengan ucapan:
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur dan aku pun berlindung dari mara bahaya fitnah Al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Apabila salah seorang dari kalian melakukan tasyahud (di dalam shalat) maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat hal, Rasulullah SAW berucap: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian, kejahatan fitnah Al-Masih Dajjal.” (HR. Muslim)
Imam Thawus bin Kisan Al-Yamani salah seorang dari kalangan pembesar Tabi’in yang dikenal sangat makbul doanya, beliau begitu intens sekali dalam menanggapi masalah fitnah Dajjal tersebut. Baginya, masalah Dajjal itu adalah masalah serius, yang setiap mukmin harus menanggapinya dengan penuh perhatian. Hal tersebut dengan alasan, karena kejadiannya pada suatu saat nanti adalah pasti. Sampai-sampai ia (Thawus) selalu mengingatkan kepada anaknya untuk mengulangi shalatnya apabila lupa membaca doa perlindungan dari fitnah Dajjal di dalam shalatnya. Mensugesti diri dan keluarga untuk selalu membaca doa dan berlindung kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dari berbagai kejahatan fitnah Dajjal adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap individu mukmin. Apalagi mengingat bahwa saat ini kita hidup di suatu masa, dimana tanda-tanda kiamat kecil sudah tampak di depan mata.
3. Menghafal Surah Al-Kahfi
Menghafal Surah Al-Kahfi juga merupakan senjata ampuh untuk membentengi diri dari serangan Dajjal. Di dalam sebagian riwayat hadist Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dikatakan bahwa yang mesti dihafalkan dari Surah Al-Kahfi itu adalah sepuluh ayat dari permulaan dan akhir surah. Diriwayatkan dari Abu Darda’ ra, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Siapa yang dapat menghafal sepuluh ayat Surat Al-Kahfi niscaya ia terlindungi dari bahaya Dajjal.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Nuwais bin Sam’an, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“...siapa di antara kalian melihatnya (Dajjal), maka hendaklah ia membaca ayat permulaan Surah Al-Kahfi.”
Imam Muslim berkomentar bahwa yang mengatakan harus menghafal sepuluh ayat terakhir surah Al-Kahfi, keterangan ini terdapat di dalam hadist Syu’bah. Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri ra, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya orang yang selalu membaca surah Al-Kahfi setiap hari Jum’at maka ia akan selalu disinari cahaya yang terang benderang selama di antara dua Jum’at.” (HR. Hakim).
4. Menghindari Dajjal sejauh mungkin.
Di saat datangnya suatu masa dimana Dajjal bebas berbuat kerusakan sesuka hatinya, di saat datangnya suatu masa dimana banyak orang-orang yang beriman tidak lagi mampu memperhatikan imannya, atau di saat datangnya suatu masa dimana banyak sekali terdapat orang-orang beriman tertindas dan terintimidasi oleh Dajjal dan pengikutnya, di saat itulah tidak ada lagi jalan yang lebih baik, kecuali melakukan hijrah kedua kota suci yaitu Madinah dan Mekah. Dikatakan demikian karena dua kota suci tersebut sebagaimana digambarkan di dalam hadist adalah dua tempat yang tidak bisa dimasuki oleh Dajjal. Dengan kata lain Dajjal diharamkan menyentuh kedua kota itu.
Diriwayatkan dari Abu Duhma berkata: Aku mendengar Imran bin Hushain berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Siapa saja yang mendengar berita kemunculan Dajjal, hendaklah ia menghindarinya sejauh mungkin. Demi Allah, sesungguhnya seseorang itu apabila menjumpainya dan mengikutinya, maka di saat itu ia mengira bahwa dirinya adalah seorang mukmin, padahal sebenarnya ia telah mengikuti berbagai perbuatan syubhat yang dibawanya.” (HR. Bukhari, Abu Daud dan Hakim).
Diriwayatkan di dalam hadist Fatimah binyi Qais ra bahwa Dajjal berkata:
“… aku muncul keluar, kemudian aku berjalan mengarungi dunia. Tak ada satu pun tempat kecuali menjadi tempat persinggahanku selama waktu empat puluh hari, kecuali Mekah dan Thaybah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atas diriku. Setiap kali aku mencoba memasuki salah satu dari kedua kota itu, seraya malaikat menyambutku dengan hunusan sebilah pedang berkilat yang tergenggam di tangan siap menggiringku keluar daru kota itu. Aku melihat sepanjang jalan perbuktian yang mengitari kedua kota itu dijaga ketat oleh banyak malaikat.” (HR. Muslim). [Syahida].
Sumber : Kitab Fenomena Kiamat, Ikhwan Fauzi, Lc.