Advertisement

Ilustrasi. (Foto : thewannabescientist.com)

Syahida.com – “Sebagaimana ia ingin aku tampil menarik dihadapannya, aku juga ingin ia tampil mempesona di hadapanku.”

Setiap manusia pasti menyayangi keindahan. Allah pun juga mencintai keindahan. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Sesungguhnya Allah itu indah  dan mencintai keindahan, serta cinta untuk melihat bekas nikmat-Nya pada hamba-Nya dan membenci kesengsaraan dan pura-pura sengsara.”

Karena itulah, sesungguhnya seorang istri senang jika mencium aroma harum dari suaminya, melihat penampilannya yang menawan, dan pakaiannya yang rapi. Sebaliknya, suami juga senang hal itu ada pada istrinya. Istrinya juga akan takjub pada suaminya dengan sesuatu yang membuat suami takjub pada istrinya.

Banyak suami yang berbuat salah ketika tidak memerhatikan penampilan untuk istrinya. Ia juga salah ketika menyangka bahwa istri akan takjub kepada suami dalam setiap keadaannya. Baik ketika bajunya kotor, aromanya tidak wangi, atau dalam kondisi tidak bersih. Perlu diingat, wanita adalah makhluk yang memiliki perasaan, pandangan, harapan, sebagaimana laki-laki. Bahkan, mungkin itu lebih besar daripada laki-laki. Sehingga seorang suami tidak pantas menelantarkan perasaan dan sensitifitas istri dengan bersikap masa bodoh terhadap penampilannya.

Seorang istri merasakan apa yang dirasakan suami dan yang paling kuat dirasakannya adalah dalam sisi ini. Namun, terkadang perasaan malu mencegahnya untuk menyampaikan kekurangan itu kepada suaminya.

Karena itulah, penghulu kita, Abdullah bin Abbas  radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku berhias untuk istriku sebagaimana aku juga  senang jika ia berhias untukku.”

Ini merupakan pengalaman dari firman Allah:



“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf…” (Al-Baqarah: 228)

Sedangkan Abdullah bin Mas’ud  radhiyallahu ‘anhu, seorang shahabat yang sangat kuat dalam mengikuti petunjuk Rasulullah, juga melakukan hal itu dan berkata, “Apakah kamu tidak menyukai hal itu dari istrimu?”

Perhatian seorang suami pada aroma tubuh, penampilan, dan kebersihan badannya termasuk perkara yang membuat seorang istri lebih mencintai suami, tertarik, senang untuk duduk bersamanya, gembira ketika melihatnya, dan dekat dengannya. Dan itu semua dapat meningkatkan keharmonisan dan kecintaan antara keduanya.

Rasul kita merupakan manusia paling wangi dan harum baunya. Beliau juga orang yang menyukai wewangian. Beliau menyuruh para shahabatnya memakai minyak wangi. Beliau tidak pernah sekalipun menolak minyak wangi. Beliau melarang umatnya menolak wewangian. Dalam hadits disebutkan:

“Siapa yang ditawari wewangian, janganlah menolaknya karena ia ringan dibawa dan wangi baunya.”

Ini menunjukkan kesungguhan dan semangat Nabi untuk berhias, memakai wewangian, dan berpenampilan indah.

-“Berhias merupakan faktor penting yang dapat mendatangkan kebahagian suami istri. Hal ini dapat menjadi spirit dalam hubungan mereka berdua. Juga dapat mendatangkan kebahagiaan dan kegembiraan bagi keduanya.”-

Sebab, masing-masing akan melihat pasangannya dalam bentuk dan penampilan yang segar. Dengan itu, mereka dapat mengusir kebosanan dan hidup menjadi lebih hidup.

Diceritakan ada seorang lelaki berambut kusut masai dan berdebu bersama istrinya menemui khalifah Al-Faruq, Umar bin Khaththab. Sang istri mengadukan suaminya kepada khalifah. Umar pun memahami ketidaksenangan wanita itu pada suaminya. Beliau lalu menyuruh suaminya untuk mandi, menyisir rambut, dan memotong kuku-kukunya. Ketika lelaki tersebut masuk kembali ke ruangan itu, Umar menyuruhnya agar berjalan menuju istrinya dari depan. Istrinya pun merasa asing dengannya dan berpaling darinya. Setelah mengenali bahwa lelaki tadi adalah suaminya, ia pun menghadap kepada suaminya dan menarik tuduhannya. Setelah itu Umar berkata, “…Seperti itulah seharusnya. Berbuatlah kalian untuk mereka (para istri). Karena demi Allah, sungguh mereka senang jika kalian berhias sebagaimana kalian juga senang jika mereka berhias untuk kalian.”

Beginilah Islam menggariskan metode menyegarkan perasaan dan hubungan cinta supaya istri selalu menjadi pengharum rumah tangga. Dengan begitu, kegembiraan, kebahagiaan, dan kesenangan pun menyebar ke segenap penjurunya. Dengan itu pula, spirit seorang suami tersegarkan kembali, sehingga tak akan lemah hanya karena lama berpisah atau bunga telah layu. Karena itu, suami istri harus saling membantu menumbuhkan spirit, kegembiraan, dan kekuatan.

Diantara sarana menjaga kebersihan dan penampilan indah di hadapan istri adalah bersungguh-sungguh untuk melaksanakan sunnah-sunnah fitrah dan hal-hal yang tidak menyalahi syariat yang menjadikan seorang suami dicintai istrinya. Di antara sunah fitrah yaitu memotong kuku, mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan, mandi dan merapikan rambut.

Dalam hadits Ummu Zar’ diceritakan, ada seorang wanita gemuk yang memuji suaminya, ‘Suamiku, jika disentuh bagaikan kelinci dan aromanya seperti kunyit,’ maksudnya, jika disentuh, badan suaminya lembut seperti bulu kelinci. Ada yang berkata, ‘Wanita itu tenteram dan senang dengan hal itu karena akhlak suaminya yang baik dan karakternya yang lembut. Keringatnya wangi karena sering mandi dan memakai wewangian.

Jika seorang istri menggambarkan suaminya sebagai orang yang bagus dalam berhias dan selalu wangi, tentu kedua hal itu memainkan peranan yang besar bagi seorang istri. Bahkan, bagi setiap wanita karena fitrah yang lurus menyenangi hal itu.

Berikut ini surat nasihat dan cinta dari seorang istri untuk suaminya:

“Wahai Abu Abdullah…, engkau adalah lelaki yang tidak memerhatikan kebersihan pakaian dan penampilan. Aku tidak pernah melihatmu menggosok gigi. Siwak telah tiada di sakumu sejak beberapa bulan yang lalu, padahal ia adalah sunah Rasulullah. Lalu, dimanakah kebersihan yang telah dianjurkan Rasulullah? Jangan marah dan instropeksilah! Seandainya kondisiku seperti kondisimu sekarang ini, apa yang akan engkau lakukan?”. [Syahida.com]

==

Sumber: Buku Suamiku, Dengarkanlah Curahan Hatiku. Isham Muhammad Syarif.

Advertisement
AS

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
AS

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.