Syahida.com – Sebuah buku yang berjudul “Ash-Shalah war Riyadhah wal Badan” (Shalat, Olahraga dan Tubuh)[1] menyebutkan beberapa manfaat shalat bagi kesehatan. Kami mengutipnya untuk melengkapi penyebutan manfaat-manfaatnya, meskipun sebenarnya kami tidak begitu suka. Yang demikian ini karena kami berharap amal yang dikerjakan oleh seseorang dikerjakan semata-mata karena taat dan tunduk kepada perintah Allah, karena cinta dan mengharapkan pahala dari-Nya dan keridhaan-Nya; bukan karena faktor kesehatan atau faktor duniawi. Satu hal yang mendorong saya untuk mengutipnya adalah bahwa sejatinya ini adalah kesaksian ilmu bahwa agama yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah benar. Bahwa dia datang dari Allah ta’ala. Berikut ini kutipan dari buku tersebut:
Shalat Subuh?! Sungguh, shalat Subuh disaksikan dan bacaan Al-Qur’an dalam shalat Subuh juga disaksikan. Saat itu malaikat malam dan siang berkumpul. Sungguh, di dalam shalat Subuh ada bukti kebesaran Allah, ada pelajaran, ada keutamaan, ada pahala, dan ada kemurahan Allah. Manfaat-manfaat ruhiyah, nafsiyah dan badaniyah di sana tidak ada di tempat lain. Ia adalah parameter. Ia adalah timbangan. Dengannya terpilah antara yang mukmin dan jujur dengan yang munafik dan dusta. Sesungguhnya shalat Subuh menjauhkan dari setan, mendekatkan kepada Ar-Rahman.
Saat Anda berjalan ke masjid, Anda akan mendapati rumah-rumah di sepanjang jalan bagaikan kuburan, para penghuni mayat! Anda berjalan seakan-akan hanya Andalah makhluk di alam mayapada yang luas ini, yang diselimuti ketenangan dan ketentraman. Saat itu Anda akan merasakan pengawasan Allah kepada Anda, bahwa Dia melihat Anda. Mengamati Anda. Dekat dengan Anda. Dan Anda pun mendapati kekuatan ruhiyah yang ajaib. Kekuatan yang akan menyinari hati Anda. Anda akan merasakan bahwa dunia ini tak sepadan dengan sehelai sayap nyamuk!
Kekuatan ruhani itu. hembusan rabbani itu. anda akan merasakannya saat ia meyelusup ke relung jiwa Anda. Dan mempengaruhi seluruh tubuh Anda. Anda akan saksikan pengaruhnya dan bagaimana ia mempengaruhi kehidupan Anda.
Manfaat Shalat Subuh
Di antara manfaat shalat Subuh, ia akan menjadikan wajah putih bercahaya, ia akan menyinari hati dan menguatkannya, ia akan menggiatkan jiwa dan menyemangatinya, serta ia akan memberi nutrisi bagi ruh dan membeningkannya. Dan juga, ia akan memupus rasa malas, menyegarkan badan, mengembalikan sirkulasi darah setelah tidur, menjaga kesehatan, menerpa kesedihan dan kegundahan, serta mengusir berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit badan.
Di samping itu, ilmu pengetahuan modern telah menyatakan adanya satu gas, ozon, yang mengandung persentase oksigen paling tinggi pada waktu Subuh; ia semakin berkurang seiring dengan terbitnya matahari.[2]
Sebenarnyalah penelitian atau penemuan ini tidak dibutuhkan. Anda bisa langsung membandingkan dengan mudah kebersihan udara saat shalat Subuh dengan di waktu-waktu lain di siang hari.
Hawa di waktu fajar bersih belum terkotori polusi. Hawa yang bersih ini meningkatkan kinerja jantung, menguatkan paru-paru, dan memperbaiki organ-organ yang rusak. Tubuh dapat menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida sebagaimana mestinya. Hawa ini juga bisa membersihkan darah dari berbagai kotorannya, memperbaiki kinerja organ-organ tubuh, mengendorkan urat-uraat syaraf, serta bisa menyembuhkan berbagai penyakit saraf, rematik dan penyakit asma.
Gas Ozon
Tentang gas ozon, para pakar bidang kedokteran Jerman Barat telah sampai pada kesimpulan penting. Ozon sangat urgen untuk mengobati berbagai macam penyakit yang ditimbulkan oleh pembengkakan organ tubuh dan untuk meringankan rasa sakit yang sangat pedih.
“Di antara kesimpulan manfaat gas ozon adalah dapat dipakai dalam terapi berbagai gangguan yang terjadi di paru-paru, hepatitis (hati), tertutupnya jalan darah, pembekuan darah, dan komplikasi penyakit diabetes seperti luka-luka dan bisul yang tak kunjung sembuh. Ozon juga dapat digunakan untuk menetralisir sirkulasi darah dan meringankan penyakit asma. Yang demikian itu karena ozon punya kemampuan yang baik dalam menghadapi virus, bakteri, dan mikroba. Selain itu, ozon juga dapat menguatkan sistem imunitas tubuh. Ozon juga digunakan di dalam terapi penyakit dada dan jantung. Lebih dari semua itu terbukti ozon membantu penyembuhan penyakit AIDS. Dengan gas ozon AIDS bahkan untuk stadium akhir bisa dihentikan. Adalah Alexander Parwes¸ seorang dokter dar Jerman Barat menemukan metode terapi baru yang menggunakan ozon sebagai sarana utamanya, ditambah beberapa zat tertentu yang diinjeksikan ke urat nadi penderita AIDS. Ternyata hasilnya bagus sekali, ada harapan besar untuk sembuh.”[3]
Sebagaimana telah kita ketahui, seseorang yang berangkat ke masjid untuk mengerjakan shalat Subuh, dia menghirup udara bersih, bernutrisi, dan menyembuhkan. Dia tidak mendapatkan udara seperti itu pada waktu yang lain.
Meskipun dengan aktivitas seperti biasa Anda dapat memetik manfaatnya, namun saya nasihatkan di sini supaya manfaatnya lebih besar dan lebih bermanfaat untuk melakukan latihan berikut ini:
Hiruplah udara melalui hidung dengan perlahan-lahan dan panjang sampai dada Anda merasa tidak dapat lagi menampung udara. Kemudian hembuskan udara melalui mulut, secara perlahan-perlahan sampai seluruh udara di dalam paru-paru keluar semua. Berusahalah untuk menghembuskan udara lagi sampai semua udara benar-benar keluar. Setelah itu ulangi dari awal dan lakukan 5-10 kali.
Mungkin ada yang bertanya-tanya tentang manfaat nafas panjang. Haruskah itu dilakukan? Oleh karena itu, penting kiranya saya jelaskan urgensi bernafas dengan nafas panjang secara sengaja dan manfaatnya bagi tubuh, khususnya jika udara yang dihirup adalah udara pada waktu shalat Subuh.
Nafas Panjang
Tidak diragukan lagi bahwa bernafas adalah aktifitas hidup yang paling urgen. Kita melakukannya sepanjang umur supaya paru-paru bisa membersihkan darah dan sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan membuang karbon dioksida. Dengan begitu seluruh organ tubuh pun seimbang, selama jantung masih memompa darah bersih ke seluruh tubuh. Jika jantung berhenti atau terganggu maka seluruh organ tubuh pun akan melemah, berhentin, dan mati.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa aktivitas biologis dan psikis sangat tergantung kepada oksigen. Banyak dokter telah menyatakan bahwa bernafas panjang 100 kali setiap harinya adalah resep terbaik yang diberikan oleh dokter yang brilian untuk menghindari penyakit TBC. Para penderita penyakit TBC sangat disarankan untuk hidup di alam terbuka dan sering-sering mengambil nafas panjang. Hasilnya sangat menggembirakan. Dan belakangan latihan bernafas panjang dinasihatkan untuk mereka yang melakukan terapi dari penyakit asma.
Bernafas secara sengaja adalah langkah pertama menuju sehat. Nafas yang panjang dan dalam memberikan pengaruh yang baik bagi syaraf dan lebih menyehatkan tubuh dan akal secara bersamaan. Sebagaimana kita menyediakan makanan untuk perut, seyogianya kita pun menyediakan udara yang diperlukan oleh paru-paru. Yaitu dengan bernafas secara penuh dan sempurna. Pada kenyataannya sekitar sepertiga kapasitas paru-paru tidak dipakai saat seseorang bernafas biasa. Yang sepertiga ini tidak pernah terisi oksigen.
Saat bernafas biasa, kita hanya melibatkan otot-otot dada dan bahu. Saat mengambil nafas dalam, selain otot-otot tersebut kita juga melibatkan otot-otot tubuh bagian atas, pangkal leher, tenggorokan, dan wajah.
Juga, di saat kita menghirup nafas yang dalam secara otomatis ada perbaikan kinerja jantung dan paru-paru. Kedua organ inilah yang seringkali bermasalah di usia lanjut. Selain itu dengan menghirup nafas yang dalam, kecepatan sirkulasi darah ke otak pun semakin cepat. Dan otak pun dapat bekerja lebih maksimal.
Demikianlah hasil penelitian para dokter.
Benarlah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bersabda:
“Sekiranya mereka mengetahui apa-apa yang ada di dalam shalat Isya’ dan Subuh, niscaya mereka mendatanginya meskipun harus dengan mengesot.” [Syahida.com]
- Karya ‘Adnan Ath-Tharsyah, terbitan Al-Maktab Al-Islami.
- Harian Al-Muslimin, edisi 109, 7-13 Rajab 1407 H
- Harian Asy-Syarq Al-Ausath edisi 3256, 6 Rabi’ul Awwal 1408 H.
Sumber: Sulitkah Shalat Subuh Tepat Waktu? oleh Samir Al-Qarny bin Muhammad