Syahida.com – Rasulullah telah berhasil mencetak kader-kader terbaiknya bahkan diantara mereka telah dijamin masuk surga. Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma. Mereka dijanjikan surga dan terbukti menjadi khalifah penerus nubuwah. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian khalifah diatas manhaj nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian, kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilnagkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian Khalifah diatas manhaj nubuwwah. Kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits ini Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallammenjelaskan 5 fase zaman yang akan dilalui oleh umat Islam. Yaitu yang pertama fase kenabian yang diawali dengan masa jahiliah kemudian sampai diangkatnya Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallammenjadi Rasul. Setelah Rasulullah meninggal misi kenabian dilanjutkan oleh para sahabatnya yang merupakan fase kedua. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Kekhalifahan nubuwah 30 tahun kemudian Allah memberikan kerajaan kepada yang Dia kehendaki. (HR. Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi dan Hakim)
Jika kita hitung masa ke khalifahan Abu Bakar berlangsung selama 2 tahun, dilanjut oleh Umar bin khaththab selama 10 tahun, kemudian dilanjut oleh Utsman selama 12 tahun dan terakhir oleh Ali bin Abi Thalib selama 6 tahun. Setelah khalifah Ali meninggal dilanjutkan oleh putranya Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu yang memegang kekhalifahan selama 6 bulan. Hasan bin Ali mengundurkan diri pada bulan Rabi’ul Awal tahun 41 H artinya fase kekhalifan yang disebut Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam genap 30 tahun yang sepeninggalan Rasulullah pada bulan Rabi’ul Awal tahun 11 H. Saat pengunduran diri Hasan bin Ali disebut tahun persatuan umat. Karena pada masa itu beliau mampu menyatukan dua kelompok yang berseteru. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda mengenai ini.
“Anakku ini adalah pemimpin dan Allah kelak akan menyatukan dengannya dua kelompok besar muslimin.” (HR. Bukhori)
Fase ketiga seperti yang disebut oleh Rasulullah adalah Mulkan ‘Adldlon fase ini terjadi setelah fase kekhalifahan Islam yang ditandai dengan dinasti Umayyah, dinasti Abbasiyah, dan beberapa dinasti lainnya hingga era dinasti turki Usmani.
Pada fase inilah terjadi fluktuasi kekuasaan dan keadilan. Pada era ini banyak terjadi perebutan kekuasaan meskipun disebut khalifah. Tapi, penerusan kekuasaan dilakukan secara turun temurun. Namun pada masa-masa ini disebut sebagai masa ‘Raja-Raja Menggigit’ karena sejatinya mereka tetap memegang kuat Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sejarah telah membuktikan khalifah Umar bin Abdul Aziz dari dinasti Umayyah misalnya terkenal sebagai pemimpin yang adil, bersahaja dan dicintai oleh rakyatnya.A
Begitu pula puncak kejayaan Islam pernah di raih oleh khalifah Harun Al Rasyid dari Daulah Abbasiyah. Pada masa Khalifah Sholahuddin Al-Ayyubi, umat Islam bisa kembali merebut Baitul Maqdis atau Yerrussalem dari Pasukan Salib. Sementara pada masa Turki Usmani Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Romawi Byzantium dengan menguasai Konstatinopel yang sekarang dikenal sebagai kota Istanbul, Turki. Pada selama 13 abad umat Islam mencapai kejayaannya baik dalam politik maupun dalam ilmu pengetahuan. Sejak kekhalifahan Islam berakhhir dengan runtuhnya Turki Usmani pada tahun 1924. Maka sejak itulah umat Islam menjadi tercepah belah dan tidak memiliki kekuatan.
Perjalanan Umat Islam memasuki periode keempat yaitu Mulkan Jabbariyah yang ditandai dengan munculnya para pemimpin diktaktor setelah perang dunia kedua banyak negeri Islam yang menyatakan kemerdekaan. Namun sebagian menjadi kerajaan yang beraliansi dengan barat. Dan sebagian lainnya dipimpin oleh para pemimpin diktator. Tak ada kepemimpinan yang abadi seperti Saddam Husein, Muammar Khadaffi, dan Husni Mubarak yang ditumbangkan oleh rakyatnya sendiri.
Namun sejatinya, revolusi yang disebut dengan Arab Spring ini sejatinya adalah politik global untuk menguasai bangsa-bangsa Arab. Krisis politik ditimur tengah belum berakhir, pergolakan polotik di Mesir, Suriah dan Yaman kini makin memanas. Inikah perang yang akan membuka pintu kekhalifahan Islam? Wallahu A’lam. Tapi yang jelas perjalanan umat Islam belum berakhir. Masih ada satu fase terakhir ketika akan muncul seorang pemimpin yang akan menegakkan misi kenabian.
Runtuhnya Khalifah Islam
Umat Islam pernah meraih kejayaanya pada masa Rasulullah dan pada masa sahabat. Umat Islam yang semulanya sedikit mampu mengalahkan kaum kafir Quraisy. Tatkala perang Badar kaum muslimin dengan jumlah kurang lebih 300 pasukan dengan persenjataan minim berhasil mengalahkan kaum kafir dengan pasukan lebih dari 1000 orang dan persenjataan yang lengkap. Berbagai keberhasilan umat Islam terbukti dalam sejarah kerajaan Romawi dan Persia yang saat dulu menjadi negeri Adidaya berhasil ditaklukan oleh umat Islam kejayaan Islam pun pernah diraih dari daulah Umayyah, daulah Abbasiyah, dinasti Mamluk hingga Turki Usmani. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (Agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS: Muhammad: 7)
Saat penguasa jauh dari ajaran agama Islam maka tunggulah kehancurannya. Pada akhir kekuasaanya daulah Umayyah mengalami banyak pemberontakan seperti di Iraq, Mesir, Palestina, dan Yaman. Gerakan Bani Abbas saat itu berahasil menguasai Iraq pada tahun 132 H atau tahun 750 M. Kemudian mendirikan dinasti Abbasiyah. Inilah yang menandai berakhirnya dinasti Umayyah.
Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad saat itu menjadi pusat peradaban dunia. Setelah berabad-abad menjadi pusat kejayaannya, dinasti Abbasiyah mulai redup karena krisis kepemimpinan dan tenggelam dalam duniawi. Hingga tidak ada lagi jiwa ber-ruh jihad dihati umat. Puncaknya kota Baghdad jatuh setelah diserang oleh tentara Tar-Tar Mongol pada 656 H bertepatan pada tahun 1258 M.
Saat Baghdad mengalami krisis inilah bani Umayyah mulai bangkit dengan menguasai Spanyol. Dan sejak era kepemimpinan Amir Abdur Rahman pada tahun 1912 M mulai memisahkan diri dari dinasti Abbasiyah. Peradaban Islam di Spanyol sempat mencapai masa keemasannya dalam berbagai bidang. Namun akhirnya surut setelah Spanyol terpecah menjadi lebih dari 32 negara kecil hingga Pasukan Salib mampu mengalahkan khalifah Islam di Andalusia dan mengusir umat Islam dari negeri Spanyol pada tahun 1492 M. Selama 3 abad antara 1500 M dan 1800 M peradaban Islam masih memiliki 3 kekuatan. Yaitu Kesultanan Utsmani di Turki, Kerajaan Syafawi di Persia, dan Kerajaan Moghul di India.
Turki Utsmani yang juga pernah menjadi Adikuasa selama lebih dari 600 tahun, dan mampu menguasai sebagian benua Asia, Eropa, dan Afrika. Banyak faktor yang menyebabkan 3 raksasa Islam itu pun runtuh. Antara lain karena terjadinya kemerosotan moral diperparah dengan konflik dan perebutan kekuasaan yang makin memperlemah kekuatan dan merusak persatuan umat. Saat ruh jihad telah hilang maka lemahlah kekuatan umat Islam. Ideologi nasionalisme yang di usulkan oleh Kemal Ath-Thathur berhasil memaksa Sultan Hamid 2 untuk menyerahkan kekuasaanya dan Turki pun menjadi Republik Sekuler. Saat itulah bangsa Eropa mudah menjajah bangsa bangsa muslim. Inilah sejarah pahit yang dimiliki umat Islam dan Allah berfirman:
“… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang yang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.” (QS: Ali-Imran: 140-141)
Menanti Khalifah Akhir Zaman
Siapakah khalifah yang akah muncul di akhir zaman seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam; Rasulullah pernah bersabda:
“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah Ta’ala akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku. Namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR. Abu Dawud)
Dialah Imam Mahdi bernama Muhammad dan ayahnya bernama Abdullah. Sebagaimana Rasulullah Imam Mahdi akan diutus saat umat Islam banyak dipenuhi perselisihan, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Aku kabarkan gambar gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah Umatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR. Ahmad)
Jika kita lihat umat Islam di berbagai belahan dunia tengah mengalami berbagai pertikaian seperti di Mesir, Suriah, Yaman, Afghanistan, Checnya, Palestina dan termasuk di Indonesia dengan dalih ‘War Terorisme’ perangi terorisme. Umat Islam dalam bayang-bayang ancaman barat. Berdasarkan dari Rasulullah Imam Mahdi akan memimpin dunia selama 7 atau 9 tahun. Dan selama kepemimpinan Imam Mahdi maka kaum muslimin akan hidup dengan ditaburi dengan nikmat, dan rezeki dari Allah ta’ala.
Dialah sosok yang berhasil menyatukan umat Islam yang saat ini terpecah belah, Rasulullah berpesan: “Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju.” (HR. Ibnu Majah)
Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji Jihad fi sabilillah, dan akan memerdekakan negeri-negeri Islam yang dikuasai kaum Kafir. Imam Mahdi akan memimpin berbagai peperangan yang dimulai dari Jazirah Arab kemudian dilanjut ke negeri Persia dan kemudian Negeri Rum dan Allah memberinya kemenangan. Al-Mahdi didukung oleh pasukan Islam yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana generasi awal umat Islam. Pasukan pembela Al-Mahdi ini memegang panji-panji Hitam, seperti bendera yang dibawa pasukan Rasulullah. Siapakah sesungguhnya mereka?
Entah kapan Imam Mahdi akan datang hanya Allah yang tahu. Tapi apakah kita sudah siap menyambutnya? seruan jihad merupakan ujian iman yang amat besar. Dan inilah ruh yang dimiliki oleh pasukan Al-Mahdi. [Syahida.com]
Sumber: Khazanah Trans7