Syahida.com – Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ustadz, saya baru saja pindah rumah ke daerah yang masih dominan penduduk aslinya. Sebelumnya, saya hidup di komplek, yang segala sesuatunya sudah tertata rapi. Sedangkan saat ini, lingkungan sosial dan fisiknya belum tertata, sehingga diperlukan swadaya dan kesadaran semua anggota masyarakat.
Saya punya kendala dengan tetangga depan rumah. Mereka kurang memahami pentingnya etika dan tata tertib bermasyarakat. Contohnya, mereka tak peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar rumah, meletakan jemuran dan kantong sampah di depan rumah orang lain, dan perilaku lainnya. Akibatnya banyak tetangga yang mengeluhkan perilakunya. Saya sadar, tetangga adalah saudara yang terdekat. Sebaiknya bagaimana sikap saya terhadap tetangga itu? Atas jawaban ustadz saya sampaikan terima kasih.
NF, Jakarta Selatan
Nama dan alamat lengkap di redaksi
—
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ada sebuah nasihat berbahasa Arab tentang rumah tangga. Khudzil jar qobladdar (pertimbangkan siapa tetangganya, sebelum mempertimbangkan bagaimana rumahnya). Khudzirafiqq qoblattarik (pertimbangkan persahabatan sebelum mempertimbangkan caranya). Nasihat ini berlaku, jika kita pindah rumah atau tempat tinggal.
Saat ini, Anda sudah pindah, dengan realita yang mengecewakan. Saya yakin, apa yang Anda hadapi bukan, sesuatu yang prinsipil, berkaitan dengan aqidah dan keyakinan. Apa yang Anda saksikan dari perilaku tetangga itu, bukan perbuatan dosa besar, seperti mabuk-mabukan, narkoba, berzina, membunuh, atau berjudi.
Apa yang dilakukan tetangga depan rumah Anda, kemungkinan karena rendahnya pendidikan dan kebiasaan lingkungan. Untuk itu, menurut hemat kami, Anda tidak perlu terlalu gelisah, tak perlu memberi penilaian yang terlalu negatif pada mereka, karena perilaku itu hanya menyangkut budaya, kebiasaan dan pendidikan.
Terus terang sebagian besar bangsa kita, belum memiliki kesadaran tentang pentingnya memelihara dan mencintai lingkungan fisik dan sosial, kebersihan, keindahan, tata ruang yang teratur dan lainnya. Umumnya, masyarakat Indonesia masih sekilas dengan tetangga yang Anda risaukan itu.
Sekarang, menjadi kewajiban kita untuk menyadarkan mereka, karena kondisi ini seharusnya menjadi ladang dakwah dan membina masyarakat. Caranya, melalui perkumpulan di RT, seperti pengajian, PKK, arisan, dan lainnya. Anda harus mengambil inisiatif untuk menyadarkan, mendidik, membimbing, dan memberi contoh, agar mereka menjadi anggota masyarakat yang berbudaya, sadar kebersihan, keindahan, dan ketentraman lingkungan.
Insya Allah, jika kita bisa melakukan pendekatan, masyarakat yang masih homogen, seperti daerah Anda, akan lebih tulus, siap berkorban dan lebih loyal pada kita. Jadi, untuk sementara nikmati saja apa yang Anda saksikan dari perilaku mereka, tapi secara bertahap Anda harus memulai untuk menyadarkannya.
Jawaban dijawab oleh K.H DR. Miftah Faridl, Direktur Pusat Dakwah Islam Jawa Barat.
[Syahida.com]
Sumber: Sabili No. 21 Th.XII 5 Mei 2005/26 Rabiul Awal 1426
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.