Syahida.com – Seorang gadis menulis, “Aku hidup di hari-hari terburuk. Setiap aku mengharapkan kematian, agar aku bisa terlepas dari kepedihan dan kemalangan menderaku.”
Semua itu akibat hidup penuh hura-hura dan serba bebas yang aku jalani. Aku tidak berdosa, tetapi bapakkulah pelakunya. Dia tidak pernah memperhatikanku. Lebih-lebih setelah ibu wafat, lalu dia menikah dengan wanita lain. Tidak pernah dia bertanya, kemana aku pergi? Siapa teman-temanku? Bagaimana aku mengisi hari-hariku? Beberapa kali aku berusaha agar ia memperhatikanku. Di kelas berapa sekarang aku, diapun tidak mengetahuinya. Sehingga aku memutuskan untuk meyakini bahwa ia tidak ingat kalau dia memiliki anak gadis.[1]
Kepedihan hidupku berawal dari perkenalanku dengan seorang pemuda, bahkan lebih dari seorang pemuda. Aku banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Dari merekalah aku memperoleh perhatian yang tidak aku dapatkan dari ayahku, walaupun itu dibuat-buat. Segala yang haram aku kerjakan. Narkoba aku konsumsi. Aku pergi dan berjalan-jalan bersama mereka ke seluruh penjuru negeri ini sampai akhirnya AIDS bersemayam di dalam tubuhku. Aku tidak mengetahui hal itu hingga aku memeriksa darah di rumah sakit. Sebelumnya aku merasakan tubuhku lemas, loyo, dan tidak berdaya. Sampai sekarang ayahku bahkan tidak mengetahui apapun tentang penyakitku. Dia hanya mengunjungiku bersama saudara-saudara kecilku, sekali dalam sebulan, untuk mengantarkan jatah bulananku… Betapa aku sangat mengharapkan kematian, cukup hidupku sampai di sini. Tetapi aku takut adik-adikku akan menjadi seperti diriku.[2]
Wanita yang berbahagia adalah wanita yang bisa mengambil pelajaran dari wanita lain, dan wanita yang sengsara adalah wanita yang diberi pelajaran oleh dirinya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang mukmin, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
Hikmah : Wahai gadis muslimah! Mengapa engkau kehilangan kontrol diri, hanya karena mendengar bisikan hina dan pujian palsu dari pemuda yang melihat dirimu sebatas onggokan daging yang indah tanpa jiwa?
Wahai wanita Islam, sebuah fitnah besar telah dirancang demi mengubah dirimu, bermain-main dengan tubuh dan kehormatanmu. Berlindunglah kepada Tuhanmu! Karena tidak ada yang dapat menyelamatkanmu kecuali Allah Ta’ala.
Kisah nyata ini adalah fakta besar. Betapa gadis-gadis muslimah di negeri-negeri Islam yang memegang tradisi tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan syar’i bisa terenggut kesuciannya oleh para pemuda yang hatinya keras, gelap dan busuk.
Jika demikian, betapa mudahnya merampas kesucian gadis-gadis muslimah yang dengan sukarela, bahkan sebagian dengan dukungan orang tua, keluar rumah bersama pemuda pujaannya untuk bermalam minggu, nonton, belanja ke mall dan lain-lain.
Ambillah pelajaran dari kisah-kisah memilukan ini. [Syahida.com]
Sumber: Khalid Abu Shalih (Waspadalah Putriku, Serigala Mengintaimu!)
- Setiap gadis ingin berlepas diri dan menimpakan kesalahannya pada orang lain. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi akal pada semua manusia. Dia telah mengutus Rasul-Rasul kepada kita, emnurunkan kitab-kitab kepada kita. Kita mengenal halal dan haram, salah benar. Dosa adalah dosamu. Kejahatan adalah kejahatanmu, wahai gadis. Kelalaian bapakmu dalam mendidikmu dan mengarahkanmu bukanlah pembenaran bagimu untuk menyeleweng meniti jalan nafsu dan dosa.
- Website Asy-Syamsi.net