Syahida.com – Semasa muda dia telah mengenyam kepedihan. Hingga dia memimpikan seandainya dia bisa pergi meninggalkan dunia ini, maka dia bisa mengistirahatkan diri dan dirinya bisa beristirahat. Hubungannya dengan orang lain berantakan. Bahkan dengan keluarganya dia tidak merasa betah dan nyaman.
Pada usia sembilan belas tahun, beberapa tahun terakhir, dia memikul beban karena perselisihan dan percekcokannya yang terus menerus dengan ayahnya. Akan tetapi dia membekali diri dengan ketaqwaan. Dia terus belajar dan akhirnya masuk perguruan tinggi.
Tidak diketahui apa yang memalingkannya dari shalat. Tiba-tiba saja dia meninggalkannya. Dia merasa dirinya najis, tidak bisa membaca Al-Fatihah di dalam shalatnya. Suaranya menggangu orang-orang di sekelilingnya. Dia berkata: “Ini adalah godaan setan.” Dia bersabar akan tetapi kesabarannya tidak berguna.
Di bangku kuliah dia mengenal seorang pemuda. Pemuda ini memintanya untuk menjadi ‘temannya’. Dia setuju dan beralasan bahwa ini adalah cara lari dari kenyataan dan melupakan kesedihan. Dia tidak menyadari bahwa dia telah meletakkan kedua kakinya di jalan kenistaan.
Dia menemukan jalan penyelewengan. Dia telah menempuh beberapa langkah. Kemudian dia sadar, tapi bingung antara menyendiri, menyepi, kemudian gila, atau meneruskan meniti jalan penyelewengan dan kenistaan. Dia merasa akalnya tidak bekerja di jalan yang benar.
Kelemahan wanita ini dan ketidakberdayaannya membuatnya tersesat, hingga menyeretnya ke jalan penyelewengan.
Akan tetapi rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah luas. Dia semestinya bertaubat benar dan bertekad bulat untuk tidak kembali mengulang kesalahan-kesalahannya. Hendaknya ia kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdoa kepada-Nya dengan hati khusyu’ agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kekuatan kepada dirinya dan bisa terhindar dari bujuk rayu setan. Agar Dia Subhanahu wa Ta’ala memberikan pertolongan-nya untuk melawannya dan menjauhinya. Kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berdoa merupakan senjata ampuh yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Bersungguh-sungguh menjaga shalat pada waktunya, menunaikan kewajiban, membaca Al-Qur’an, dzikir, mendengar kaset-kaset yang berguna juga termasuk sarana terbaik untuk menghindari penyelewengan dari jalan kebenaran…[1]
Hikmah : Wahai gadis muslimah! Mengapa engkau kehilangan kontrol diri, hanya karena mendengar bisikan hina dan pujian palsu dari pemuda yang melihat dirimu sebatas onggokan daging yang indah tanpa jiwa?
Wahai wanita Islam, sebuah fitnah besar telah dirancang demi mengubah dirimu, bermain-main dengan tubuh dan kehormatanmu. Berlindunglah kepada Tuhanmu! Karena tidak ada yang dapat menyelamatkanmu kecuali Allah Ta’ala.
Kisah nyata ini adalah fakta besar. Betapa gadis-gadis muslimah di negeri-negeri Islam yang memegang tradisi tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan syar’i bisa terenggut kesuciannya oleh para pemuda yang hatinya keras, gelap dan busuk.
Jika demikian, betapa mudahnya merampas kesucian gadis-gadis muslimah yang dengan sukarela, bahkan sebagian dengan dukungan orang tua, keluar rumah bersama pemuda pujaannya untuk bermalam minggu, nonton, belanja ke mall dan lain-lain.
Ambillah pelajaran dari kisah-kisah memilukan ini. [Syahida.com]
Sumber : Khalid Abu Shalih (Waspadalah Putriku, Serigala Mengintaimu!)