Advertisement

Ilustrasi. (Foto : islamgreatreligion.wordpress.com)

Syahida.com – Seorang sahabat berkata pada saya dengan nada keras, “Jangan merayuku berperan sebagai Romeo yang harus mengucapkan pada istriku setiap pulang dan pergi, ‘Aku cinta padamu’, ‘aku rindu padamu’, ‘aku kasamaran padamu’ atau rayuan-rayuan lain yang pernah aku lihat di TV.

Saya menjawab dengan tenang, “Aku tidak memintamu menjadi Romeo karena dia hanyalah tokoh fiktif dan juga tidak memintamu meniru apa yang kamu lihat di TV. Aku hanya ingin memintamu untuk meluruskan pemahamanmu yang salah. Pemahamanmu kata-kata rayuan dan ungkapan cinta hanya pantas diucapkan oleh kaum remaja dan pasangan suami-istri yang baru menikah adalah salah besar. Dalam diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu. Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah seorang Nabi yang mengetahui hal Ghaib dan memikul tanggung jawab umat. Meskipun demikian, beliau tetap bermanja-manja,melepas kemesraan, dan bercanda dengan istrinya serta membisikkan kata rayuan dan penghargaan padanya.

Dengan sedikit malu, sahabat saya berkata. “Namun problematika kehidupan, kewajiban mengais rezeki, dan tanggungjawab yang dipikul oleh setiap individu memaksa seseorang untung menanggung beban tersebut, sehingga ia tidak mempunyai kesiapan untuk saling memadu kasih bersama istrinya.”

Dengan heran, saya menyanggah, “Subhanallah, jadi kamu ingin agar aku memercayai kamu lebih sibuk dari Nabi? Dan tanggung jawab yang kamu pikul lebih besar daripada tanggung jawab Rasulullah? Sahabatku, sebenarnya inti permasalahan terletak pada keseimbangan hak. Jika Allah dan tubuhmu mempunyai hak atas dirimu. Demikian halnya istrimu. Bukan hanya hak memperoleh nafkah, pakaian, dan tempat tinggal, tetapi juga hak mendapatkan tempat dihatimu.

Selain itu, istrimu mempunyai hak agar kamu bersedia mendengarkan semua isi hatinya dengan senang hati, memperoleh ungkapan kemesraan darimu dan kesediaanmu untuk menanggapi penuturannya dengan antusias.

“Lihatlah beberapa kasus yang sering kita saksikan atau sering diberitakan banyak surat kabar. Berapa banyak istri yang tergelincir ke jurang maksiat, karena dia telah kehilangan rasa cinta dari suaminya. Betapa banyak istri yang tergoda oleh pria hidung belang dengan rayuan manisnya, karena dia tidak pernah mendengarnya dari suaminya. Camkan bahaya yang baru saja saya ceritakan pada Anda.

“Terimalah nasihatku yang terakhir. Hilangkan dahaga istrimu. Dia sangat merindukanmu. Jika kamu tidak melakukannya, berarti kamu telah berbuat zalim kepada dirinya di hadapan Allah. Aku berdoa semoga kamu tidak termasuk golongan orang-orang zalim.”

Bagi para istri, saya berpesan, “Dampingi selalu suami Anda dan jangan sekedar hidup bersamanya. Dampingi selalu, dukung, angkat martabatnya, dan semangati dia untuk terus maju. Jangan Anda hidup bersamanya dengan tubuh saja tanpa hati. Dia dapat melihat tubuh Anda, tetapi tidak merasakan kehadiran Anda. Dampingi hidupnya agar Anda dapat ikut mengarahkan dayung kehidupan menuju tujuan yang benar. Jangan hanya menjadi pelengkap atau sekedar kebutuhan hidup. Hiduplah di hati suami, berhiaslah, manjakan dia, berikan pendapat Anda, dukunglah perjuangannya, kurangilah kesedihannya, serta jadilah seorang ibu, saudara, dan sekaligus sahabat bagi suami Anda.



-Pegang tangan istri anda dan katakan, “Mintalah kepada Allah agar mempertemukan kita kembali di surga”-

[Syahida.com]

Sumber : Kitab Teruntuk Sepasang Kekasih, Karim Asy-Sadzili

Advertisement
AS

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
AS

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.