Syahida.com – Di usia 80 tahun, seorang kakek memulai untuk menghafal Al-Qur’an. Dikisahkan, bahwa sang kakek mendatangi salah satu pengajar di masjid Nabawi.
Sang kakek berkata, “Aku ingin menghafalkan Al-Qur’an.”
Kemudian salah seorang pengajar yang ditemuinya menjawab, “Wahai kakek, Anda telah berusia lanjut, mampukah kakek menghafal Al-Qur’an? Tetapi tak apalah. Mari kek, silakan bergabung dengan kami, agar kakek bisa mendengar bacaan Al-Qur’an terlebih dahulu.”
Sang kakek menyahut, “Tapi…aku ingin menghafal Al-Qur’an.”
Sang pengajar menerangkan, “Iya kek, tapi untuk menghafal harus membaca dulu khan?”
Kakek itu pun menyanggah, “Tapi aku tak bisa membaca. Tolong ajarilah aku mulai dari mengenal huruf.”
Ternyata sang kakek benar-benar bersungguh-sungguh untuk belajar membaca. Maka bersama sang pengajar tersebut, sang pengajar kakek mulai belajar membaca.
Orang yang mengisahkan ini berkata, “Demi Allah, aku mendengar kakek tersebut mengulang-ulang huruf seolah-olah dia berada di kelas 1 SD.”
Bagaimanakah hasilnya?
Selang 5 tahun kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan cita-citanya untuk menghafal Kitabullah.
Memang, jika virus “cinta ketaatan” telah merasuk ke dalam hati setiap muslim, maka tak ada aral rintangan yang mampu menghadang. Sang kakek tadi, benar-benar telah memberikan inspirasi yang luar biasa bagi generasi muda bahwa menghafal kitabullah adalah mudah. Allah pun akan memudahkan bagi orang yang menganggapnya mudah. Lalu siapakah yang akan menyusul kakek tersebut?[1]
Sumber : Kitab Hafal Al-Qur’an Tanpa Nyantri, Abdud Daim Al-Kahil