Syahida.com – Tentang masuk Islam dan hirahnya Fatimah binti Asad, Imam Sya’bi (seorang tokoh generasi tabi’in)-rahimahullah-mengatakan,
“Ibunda Ali bin Abi Thalib ra, Fathimah binti Asad bin Hasyim sudah masuk Islam dan ikut Hijrah ke Madinah.”[1]
Ketika berbicara tentang kedudukan Fathimah binti Asad di sisi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Ibnu Sa’ad mengatakan, “Fathimah binti Asad sudah masuk Islam dan menjadi wanita shalihah. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, kerap mengunjunginya dan tidur siang di rumahnya.”[2]
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat menghormati Fathimah karena keshalihan dan ketaatannya. Beliau bersikap baik kepadanya sebgaimana ia telah mengasuhnya dengan baik.
Ketika putranya, yakni Ali bin Abi Thalib ra menikah dengan Fathimah putri Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Fathimah binti Asad memberikan keteladanan sebagai ibu mertua yang baik dan penyayang. Ali ra, menceritakan, “Aku berkata kepada ibuku, Fathimah binti Asad, ‘Gantikanlah Fathimah binti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengambil air dan urusan-urusan luar lainnya. Biarlah dia mengurus keperluan rumah seperti menggiling tepung dan membuat adonan.’”[3]
Karena tingginya kedudukan Fathimah di sisi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau memberinya hadiah. Ju’dah bin Hubairah meriwayatkan bahwa Ali ra, berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberiku hadiah berupa kain sutra. Beliau berkata, ‘Jadikanlah untuk pakaian para Fathimah.’ Maka aku membaginya menjadi empat potong. Satu untuk Fathimah binti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, satu untuk Fathimah binti Asad, satu untuk Fathimah binti Hamzah.” Dan dia tidak menyebutkan siapa Fathimah yang keempat.”[4]
Masih tentang para Fathimah, para Fathimah dari kalangan shahabiyat ada 24 orang, masing-masing memiliki nama Fathimah. Nenek moyang Rasulullah yang bernama Fathimah: satu dari Quraisy, dua dari Qais, dua dari Yaman, satu dari Azd dan satu dari Khuza’ah.[5]
Fathimah binti Asad ra, memiliki banyak keunggulan dalam sejarah. Ibnul Atsir-rahimahullah-menyebutkan, “Dia adalah wanita bani Hasyim pertama yang melahirkan bayi bani Hasyim, dan wanita bani Hasyim pertama yang melahirkan seorang khalifah. Setelahnya, ada Fathimah putri Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang melahirkan Hasan. Setelahnya ada Zubaidah istri Ar-Rasyid yang melahirkan Al-Amin. Kami tidak tahu lagi selain mereka.”
Fathimah binti Asad mempunyai kedudukan tinggi di hati para sahabat Nabi, terlebih di kalangan para penyairnya. Penyair Rasulullah, Hasan bin Tsabit, menyebut namanya dalam sebuah puisi pujian untuk putranya, Ja’far bin Abi Thalib yang mati syahid dalam perang Mu’tah.[6]
Ketika Hajjaj bin Ilath As-Sulami memuji Ali bin Abi Thalib ketika berhasil membunuh Thalhah, si pemegang panji tentara musyrik di perang Uhud, ia juga menyebut nama ibundanya Fathimah,
“Sungguh hebat,
Putera Fathimah keponakan orang-orang mulia
Begitu cepat tanganmu menusuk lawan
Meninggalkan Thalhah terbanting ke tanah”[7] [Syahida.com]
[1] ‘Usdul Ghabah, biografi no.7168. Al-Ishabah 4: 368.
[2] Ath-Thabaqat Al-Kubra 8:222. Shifatush-Shafwan 2:54.
[3] Shifatush-Shafwah 2:54. Tarikhul Islam, Adz-Dzahabi 3:621. Majma’uz Zawaid 9:256
[4] Al-Ishabah 4:370. Usdul Ghabah, biografi no. 7172. Ibnu Hajar berkata, “Kemungkinan yang keempat adlah istri Aqil bin Abi Thalib, namanya Fathimah binti Syaibah.”
[5] Lihat kamus Lisanul Arab
[6] Lihat Diwan Hassan bin Tsabit hlm. 222 cetakan Darul Ma’arif
[7] Lihat di Daiwan Hassan bin Tsabit hlm. 90. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam 2:151. Lihat biografi Al-Hajjaj bin Ilath di Al-Ishabah. Lihat juga Al-Bidayah wa An-Nihayah 7:336
——
Bersambung….
Sumber : Kitab 20 Sirah Shohabiyah yang Dijamin Masuk Surga, Ahmad Khalil Jum`ah