Syahida.com – Ada seorang wanita yang mempertontonkan keindahan tubuhnya kepada orang lain dan berpenampilan seksi –tentu ia tidak mengenakan jilbab- yang menjalin hubungan cinta dengan seorang pemuda, setelah pemuda itu berhasil mencuri hatinya. Ia menjalin hubungan yang haram itu selama beberapa bulan lamanya tanpa diketahui oleh keluarganya, karena mereka telah memercayainya. Kemudian sang pemuda menjelaskan kepadanya bahwa dirinya mampu mengajak jalan sepuluh wanita lain secantik dirinya.
Menurut wanita itu sang kekasih telah mengkhianati dirinya yang telah memberikan kepercayaan kepadanya. Wanita malang itu tidak menyadari bahwa tidak boleh memberikan kepercayaan kepada pengkhianat (yang sebelum menikah berani menjalin hubungan yang diharamkan oleh agama).
Ia ingin membalas dendam terhadap pemuda itu. Lalu ia menjalin hubungan cinta lagi dengan lelaki buaya yang lain. Hampir saja wanita itu kehilangan kehormatan dirinya, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala masih mencurahkan rahmat kepada diri dan keluarganya.
Ia menyadari dosa yang telah ia lakukan lalu segera bertobat. Kemudian ia mengenakan jilbab untuk menjaga harga diri dan kemuliaanya. Ia baru menyadari bahwa semua lelaki yang menjalin hubungan cinta dengan wanita di luar nikah adalah buaya-buaya yang tujuannya tidak lain hanyalah mencuri dan merusak harga diri dan kehormatan wanita itu.
Andai salah seorang dari mereka memiliki tujuan yang mulia, pintu terbuka lebar untuknya, ia boleh mengetuknya untuk melamarnya. Kemudian ia dapat mencintai dan hidup bersamanya di bawah cahaya terang Islam. Tetapi, mereka memang lelaki buaya.
Seruan untuk Semua Putriku
Ini adalah sebuah seruan dari seorang ayah yang amat menginginkan kebaikan bagi putrinya, seruan dari seorang penasihat yang mengalami, menyaksikan, mendengarkan, dan mengobati berbagai masalah pemudi yang menjadi korban cinta palsu dan cumbu rayu yang diharamkan.
Sebagai ayahmu aku berpesan, janganlah engkau terbawa arus pemuda-pemudi sekarang yang suka bercumbu rayu (dan berpacaran) walaupun engkau tidak dilarang melakukannya oleh orangtuamu di lingkungan keluargamu; karena cinta yang hakiki dan tulus murni hanyalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya, jihad di jalan-Nya serta cinta kepada orangtua, suami, dan anak-anak.
Cukuplah engkau menjalin cinta kasih dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai manusia tentu kita suka mendapatkan pujian dan sanjungan bersumber dari orangtua, sahabat yang mukminah, dan suami.
Putriku, waspadalah, janganlah menjadi mangsa lelaki buaya yang sesat dan lalai. Jadilah wanita yang pemalu, senantiasa menjaga kehormatan diri, senantiasa taat beribadah, dan selalu bersabar menahan keinginan (yang buruk).
Janganlah memberikan kesempatan kepada setan dan pengikutnya untuk merobek hijab rumah yang menjadi antara pemuda dan pemudi.[1] Ketahuilah berapa banyak pujian dan sanjungan mengakibatkan terjadinya perbuatan yang haram.
Putriku, katakan kepada bundamu, “Sungguh aku mengungkapkan rasa cintamu padaku.” [Syahida.com]
[1] Maksudnya hendaknya orangtua tidak memberikan putrinya bercumbu rayu dengan seorang pemuda di rumah mereka. –Penerj.
Sumber: Jilbabku Pesonaku, Dr. Muhammad Fahd ats-Tsuwaini
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.