Syahida.com – Istriku berkata kepadaku dengan nada mengejek, “Saya kira kamu tidak akan tersenyum lagi. Andaikan aku menceritakan kisah lucu yang aku temui di salah satu pertemuan.”
Tersenyum, bersikap ramah, dan humoris merupakan tuntutan hidup berumah tangga yang selalu kita butuhkan. Syariat menguatkan hal ini, demikian juga dengan ilmu psikologi.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, Senyummu pada saudaramu adalah sedekah. Jika tersenyum pada teman saja berpahala apalagi tersenyum untuk suami atau istri.
Abu Hurairah pernah bertanya, “Wahai Rasul, apakah Engkau bercanda?”
Rasulullah menjawab, “Sungguh aku tidak mengatakan kecuali yang benar saja.” Artinya, “Ya, aku bercanda dengan kalian, tetapi aku tidak berdusta.”
Ali radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyukai wanita yang suka bermanja-manjaa dengan suaminya dan wanita yang selalu menjaga diri. (HR. Ad-Dailami)
Al-Nakhiy pernah ditanya, “Apakah para sahabat Nabi Muhammad suka tertawa?”
Beliau menjawab, “Ya, dan keimanan dalam hati mereka seperti gunung yang menjulang tinggi.”
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menunjukkan kita pada suatu agama yang menilai senyuman sebagai kebaikan.
Dalam buku al-Adab al-Mufrad, disebutkan para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam saling menebak isi semangka. Jika berhasil. Maka mereka dianggap lelaki.”[1]
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah tipe suami yang periang dan menyenangkan. ‘Aisyah radhiyallau ‘anhu menggambarkan hal tersebut, “Aku mandi bersama Rasulullah di satu tempat air yang kita gunakan untuk mandi bersama. Beliau selalu mendahuluiku mandi sampai-sampai aku mengatakan, “Sisakan airnya untukku, sisakan airnya untukku…” periwayat hadits ini menjelaskan saat itu mereka berdua sedang junub. (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain dikisahkan, suatu hari ‘Aisyah ikut bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah perjalanan. Kala itu, dia masih kanak-kanak. ‘Aisyah berkata, “Saat itu badanku belum gemuk dan berlemak.” Rasulullah berkata pada para sahabat, ‘Kalian berjalanlah lebih dulu.” Para sahabat pun menuruti perintah beliau. Kemudian Rasulullah berkata, “Aisyah, ayo kita berlomba lari!” ‘Aisyah pun langsung berlari dan memenangkan perlombaan itu.
“Ketika badanku mulai gemuk dan sudah lupa dengan kenangan itu, aku kembali ikut bersama beliau dalam sebuah perjalanan. Beliau berkata kepada para sahabatnya, ‘Jalanlah kalian lebih dulu.’ Mereka pun maju, mendahului Rasulullah. Lalu, beliau berkata, ‘Aisyah, mari kita berlomba lari.’ Aku sudah lupa dengan lomba lari yang dulu pernah kami lakukan. Aku berkata, ‘Bagaimana aku bisa mendahuluimu sedang keadaanku seperti ini?’
“Rasulullah berkata, ‘Kamu pasti bisa’.
“Aku pun berlomba dengan beliau. Ternyata, Rasulullah berhasil mendahuluiku dan memenangkan lomba itu. Beliau tertawa seraya berkata, ‘Ini untuk membalas kekalahan lomba lari yang pernah kita lakukan dulu’.” (HR. Ahmad)
Wajah Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu ceria dan mempesona. Dalam sebuah hadits disebutkan, setiap kali datang dari berpergian, Nabi selalu manemui anak-anak kecil keluarganya (untuk bermain-main bersama mereka). (HR. Muslim)
Seorang penyair mendendangkan syairnya,
Lihatlah kepada keluarga yang bahagia
Ia bagaikan kilatan sinar yang menyala
Para psikologi mneganjurkan apa yang telah ditetapkan syariat ini. Mereka menyarankan kepada suami dan istri untuk [2]:
Seseorang berkata, “Hidup itu kesedihan dan kedukaan”
Aku berkata, “Tersenyumlah, cukuplah mendung hanya ada di langit”
Dia kembali berkata, “Masa muda telah berlalu!”
Kujawab, “Tersenyumlah”
Penyesalan tidak akan mengembalikan kemudian yang telah berlalu
Dia berkata, “Keceriaan tidak akan membahagiakan jiwa”
Ia datang ke dunia dan dipaksa pergi
Aku berkata, “Tetaplah tersenyum selagi bisa, sebab kematian
Hanya menunggu waktu, nanti dirimu tidak akan bisa tertawa lagi”
-Aku menghela nafas saat mengingatmu hingga lenyap segala kepedihan yang hinggap di dada dan tulang rusukku- [Syahida.com]
[1] Al-Bukhari, al-Adab Al-Mufrad.
[2] Majalah al-Farhah al-Kuwaitiyyah
[3] Richard Carlson, Don’t Sweat the Small Stuf
[4] Ilya Abu Madhi, ath-Thalsim
Sumber : Kitab Teruntuk Sepasang Kekasih, Karim Asy-Sadzili
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.