Syahida.com – Nabi Musa bin ‘Imran hidup di Mesir dan dididik di istana Fir’aun setelah ibunya menghanyutkannya (di sungai Nil), karena wahyu dari Allah. Saat itu, Fir’aun membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari penduduk Bani Israil. Tetapi, Allah tetap berkehendak untuk membiarkan Musa hidup dan mendidiknya di istana musuhnya serta berada di bawah pengawasannya. Musa pun tumbuh besar dan menjadi remaja.
Pada suatu hari, ia memasuki kota. Ketika itu penduduk kota sedang sepi, tiba-tiba ia melihat dua orang sedang berkelahi. Salah satu diantaranya adalah orang Mesir dan satunya lagi berasal dari Bani Israil. Orang yang berasal dari golongan Musa (Bani Israil) meminta tolong atas musuhnya (Orang Mesir). Musa pun memukul orang Mesir itu hingga mati. Ia tahu bahwa dirinya telah bersalah serta menyadari apa yang telah dikerjakannya adalah pekerjaan setan. Lalu ia berdoa dan berkata,
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Musa berkata, “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.” (al-Qashash [28] : 16-17)
Ketika Musa menyadari kesalahannya, ia segera beristighfar kepada Allah. Jawaban dari Allah pun lebih cepat, karena Dia Maha Pengampun. Sebenarnya ia hanya ingin menghardik orang Mesir itu dan memukulnya, akan tetapi pukulan itu telah menyebabkan kematiannya tanpa disengaja.
Musa tidak ingin diketahui Fir’aun karena khawatir, apa yang terjadi padanya? Ini yang akan Anda ketahui dalam kisah selanjutnya, insya Allah. [Syahida.com]
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.”
Sumber : Agar Doa Dikabulkan Allah, Manshur Abdul Hakim