Syahida.com – Di antara sejumlah peristiwa besar yang terjadi pada masa hidup Ibrahim Al-Khalil adalah kisah kaum Luth, dan siksa merata yang menimpa mereka.
Luth adalah putra Haran bin Tarih, Tarih sendiri adalah Azar seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Luth adalah keponakan Ibrahim Al-Khalil. Dengan demikian, Ibrahim, Haran dan Nahur adalah saudara, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Menurut sumber berbeda, Haran yang ini adalah Bani Haran. Sumber ini tidak valid karena bertentangan dengan data yang dimiliki Ahli Kitab. Wallahu a’lam.
Luth pergi meninggalkan negeri pamannya, Ibrahim Al-Khalil, berdasarkan perintah dan izinnya. Luth kemudian singgah di kota Sodom di negeri Ghaur Zaghar. Sodom adalah ibukota negeri tersebut, juga perkampungan-perkampungan lain yang tergabung. Kota Sodom ini dihuni penduduk yang amat keji, amat ingkar, watak mereka sangat buruk, buruk lahir batin. Mereka merampok, melakukan perbuatan keji di tempat-tempat pertemuan, tidak saling melarang perbuatan mungkar yang mereka kerjakan. Sungguh amat buruk sekali perbuatan yang mereka lakukan.
Kaum Nabi Luth melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan seorang manusia pun sebelumnya, yaitu homoseksual dan meninggalkan para wanita yang diciptakan Allah untuk dicampuri.
Luth menyeru untuk beribadah kepada Allah semata yang tiada memiliki sekutu, melarang melakukan hal-hal terlarang, keji dan mungkar, serta perbuatan-perbuatan yang menjijikan. Namun mereka lebih memilih untuk terus-menerus berada dalam kesesatan dan bersenang-senang. Mereka terus melakukan kekejian dan pengingkaran. Hingga akhirnya Allah menimpakan siksa pada mereka, siksa yang tiada mampu dihindari dan sama sekali tidak pernah mereka perhitungkan. Allah menjadikan mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi seluruh umat manusia yang berakal.
Kisah Kaum Luth Dalam Al-Qur’an
Untuk itu, Allah menyebutkan kisah mereka di sejumlah tempat dalam kitab-Nya. Dalam surah Al-A’raf, Allah SWT berfirman, “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.’ Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.’ Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (Al-A’raf: 80-83).
Dalam surah Hud, Allah SWT berfirman, “Dan para Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, ‘Selamat.’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Selamat! (atas kamu).’ Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mecurigai mereka dan merasa takut pada mereka.
Mereka (malaikat) berkata, ‘Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth.’ Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya’qub. Dia (istrinya) berkata, ‘Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.’ Mereka (para malaikat) berkata, ‘Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai Ahlulbait! Sesungguhnya, Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.’
Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (para malaikat) Kami tentang kaum Luth. Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah). Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini sungguh, ketetapan Rabb-mu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. Dan ketika para utusan Kami
(para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan))nya. Dia (Luth) berkata: ‘Ini hari yang sangat sulit.’ Dan kaumya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji.
Luth berkata, ‘Wahai kaumku! Inilah puti-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap kaum ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan engkau mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki.’ Dia (Luth) berkata, ‘Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’
Mereka (para malaikat) berkata, ‘Wahai Luth! Sesungguhnya, kami adalah para utusan Rabbmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya, dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya, saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?’ Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim’.” (Hud: 69-83).
Dalam surah Al-Hijr, Allah SWT berfirman, “Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat). Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, ‘Salam’. Dia (Ibrahim) berkata, ‘Kami benar-benar merasa takut kepadamu.’ (Mereka) berkata, ‘Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishaq).’
Dia (Ibrahim) berkata, ‘Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?’ (Mereka) menjawab, ‘Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.’ Dia (Ibrahim) berkata, ‘Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.’ Dia (Ibrahim) berkata, ‘Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?’ (Mereka) menjawab, ‘Sesungguhnya, kami pasti menyelamatkan mereka semuanya, kecuali isterinya, kami telah menentukan, bahwa dia termasuk orang yang tertinggal (bersama orang kafir lainnya).’
Maka ketika utusan itu datang kepada para pengikut Luth, dia (Luth) berkata, ‘Sesungguhnya, kamu orang yang tidak kami kenal.’ (Para utusan) menjawab, ‘Sebenarnya kami ini datang kepadamu membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sungguh, kami orang yang benar. Maka pergilah kamu pada akhir malam beserta keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang. Jangan ada di antara kamu yang menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu.’
Dan telah Kami tetapkan kepadanya (Luth) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena kedatangan tamu itu). Dia (Luth) berkata, ‘Mereka itulah putri-putri (negeri)ku (nikahlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat.’ (Allah berfirman), ‘Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan).’
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang orang yang memperhatikan tanda-tanda dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang beriman’.” (Al-Hijr: 51-57)
Dalam surah Asy-Syu’ara, Allah SWT berfirman, “Kaum Luth telah mendustakan para rasul, ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa?’ Sungguh, aku ini seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks), dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas.’ Mereka menjawab, ‘Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang yang terusir.’
Dia (Luth) berkata, ‘Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.’ (Luth berdoa), ‘Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.’ Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka berapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sungguh, pada yang demikain itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Rabbmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang’.” (Asy-Syu’ra: 160-175).
Dalam surah An-Naml, Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata pada kaumnya, ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?’ Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, ‘Usirlah Luth dan keluarganya dari negerimu; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci.’ Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu), maka sangat buruklah hujan (yang ditimpakan) pada orang-orang yang diberi peringatan itu (tetapi tidak mengindahkan)’.” (An-Naml: 54-48)
Dalam suah Al-Ankabut, Allah SWT berfirman, “Maka Luth membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata, ‘Sesungguhnya, aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.’ Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh.
Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, ‘Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seornag pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan?’ Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Datangkanlah kepada kamu azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.’ Dia (Luth) berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan yang berbuat kerusakan itu.’ Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini karena penduduknya sungguh orang-orang zalim.’
Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya, di kota itu ada Luth.’ Mereka (para malaikat) berkata, ‘Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).’ Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan mereka (para utusan) berkata, ‘Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya, Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).’
Sesungguhnya, Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan sungguh, tentang itu telah Kami tinggalkan suatu tanda nyata bagi orang-ornag yang mengerti’.” (Al-Ankabut: 28-35)
Dalam surah Asy-Shaffat, Allah SWT berfirman, “Dan sungguh, Luth benar-benar termasuk salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang tinggal (di kota). Kemudian Kami biansakan orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekkah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi, dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti?” (Ash-Shaffat: 133-138)
Dalam surah Adz-Dzariyat, setelah menyebutkan kisah tamu Ibrahim dan berita gembira kelahiran seorang anak yang mereka sampaikan padanya, Allah SWT berfirman, “Dia (Ibrahim) berkata, ‘Apakah urusanmu yang penting wahai para utusan?’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya, kami diutus kepada kaum yang berdosa (Kaum Luth), agar Kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai dari Rabbmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas.’ Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berasa di dalamnya (negeri kaum Luth) itu. Maka Kami tidak mendapati di dalamnya (negeri itu), kecuali sebuah rumah dari orang-orang Muslim (Luth). Dan Kami tinggalkan padanya (negeri itu) suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada azab yang pedih’.” (Adz-Dzariyat: 31-37).
Dalam surah Al-Qamar, Allah SWT berfirman, “Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan itu. Sesungguhnya, Kami kirimkan kepada mereka badai yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Kami selamatkan mereka sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sungguh, dia (Luth) telah memperngatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka mendustakan peringatan-Ku. Dan sungguh, mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku! Dan sungguh, pada ke esok harinya mereka benar–benar ditimpa azab yang tetap. Maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku! Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 33-40)
Kisah-kisah di atas sudah kita bicarakan di tempatnya masing-masing dalam surah –surah di atas dalam kitab tafsir.
Allah menyebutkan kisah Luth dan kaumnya di sejumlah tempat lainnya dalam Al-Qur’an. Semuanya sudah disinggungkan bersamaan dengan kisah Nuh, Ad dan Tsamud. [Syahida.com]
===========
Bersambung……
Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.