Lahan Amal Bagi Suami : Bersemangat Menafkahi Keluarga

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : ilhamrusdy.blogspot.com)

Syahida.com – Nafkah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang suami. Sesuatu yang dihukumi wajib, apabila dikerjakan pelakunya akan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan, ia berdosa.

Dibalik kewajiban seorang suami memberikan nafkah kepada istrinya, ternyata terdapat keutamaan yang luar biasa. Bahkan keutamaan ini lebih besar nilainya bila dibandingkan dengan besarnya nominal yang dikeluarkan dari seorang suami sebagai perwujudan nafkahnya kepada keluarga.

Nafkah yang diberikan suami kepada sang istri akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang besar. Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap tetesan keringat yang keluar dari tubuh suami dalam rangka mencari sesuap nasi untuk keluarganya. Hal ini senada dengan apa yang diinformasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

“Tidaklah kamu menafkahkan harta yang semata-mata demi mengharap ridha Allah, melainkan kamu akan diberi pahala hingga setiap suap makanan yang masuk ke mulut istrimu.”[1]

Ada pahala hingga pada setiap suap makanan yang masuk ke mulut istrinya. Hal yang demikian ini merupakan lahan amal bagi seorang suami. Karena itu, seharusnya para suami bersemangat dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Bukan berusaha sekedarnya, apalagi hanya bermalas-malasan di rumah. Sungguh, mereka yang menyepelekan nafkah keluarganya akan menyesal pada hari pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Lebih luar biasa lagi, ternyata pahala menafkahi keluarga lebih besar dibandingkan dengan menafkahkan sejumlah yang sama di jalan Allah, atau untuk memerdekakakan budak, atau disedekahkan kepada fakir miskin. Ini bukan suatu pernyataan yang mengada-ada, namun disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

“Sedinar kamu diinfakkan di jalan Allah, sedinar kamu infakkan untuk memerdekakan budak, sedinar kamu sedekahkan kepada fakir miskin dan sedinar kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka pahala yang paling besar ialah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.”[2]

Mengingat besarnya pahala yang akan diraih lantaran mencukupi nafkah keuangan, maka setiap suami muslim hendaknya bersemangat untuk meraihnya. Seorang suami akan terdorong untuk berusaha memenuhi nafkah keluarganya dengan cara bekerja sebaik mungkin. Tak ada lagi kata bermalas-malasan, apalagi menggantungkan pemenuhan kebutuhan harian keluarga kepada orang tua atau saudaranya. Bukan sekedar uang yang ia cari untuk keluarga, tetapi keridhaan Allah. Karena beserta dengan keridhaan-Nya, ada pahala yang besar sebagai balasan atas kesungguhan seorang suami dalam berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. [Syahida.com]



  1. Muttafaq ‘alaih.
  2. Muslim

Sumber :  Kitab 24 Jam Amalan Agar Istri Making Sayang, Asadullah Al Faruq

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.