Syahida.com – Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata: Aku berada di masjid, lalu seorang pria masuk dan shalat. Dia membaca bacaan yang aku cela. Kemudian seorang pria lain masuk, lalu (shalat) dan membaca yang bukan bacaan temannya tadi. Setelah kami selesai shalat, kami bersama-sama masuk ke (tempat) Rasulullah saw. Lalu aku mengatakan bahwa pria ini membaca bacaan yang aku cela. Lalu masuk pria yang lain dan membaca bukan bacaan temannya tadi. Maka Rasulullah saw menyuruh kedua-duanya (supaya membaca). Lalu keduanya membaca. Maka Nabi saw menganggap bagus bacaan kedua orang itu. (Dan aku mengeluh, mengapa?) kebohongan itu terjadi ketika aku tidak berada di jaman jahiliyah dulu? Ketika Rasulullah mengetahui apa yang menyusahkan aku, beliau menepuk dadaku. Maka aku banjir keringat, seolah-olah aku melihat Tuhanku Azza wa Jalla (dalam keadaan sangat ketakutan). Lalu Rasulullah saw bersabda kepadaku: Hai Ubaiy! Telah diutus kepadaku supaya aku membaca Al-Qur’an dengan satu macam bacaan. Lalu aku menyuruh dia kembali (memohon) supaya umatku dimudahkan (dalam membaca Al-Qur’an). Kemudian (utusan) kembali untuk kedua kalinya (menyuruh) supaya aku membaca Al-Qur’an dengan dua macam bacaan. Lalu aku menyuruh dia kembali (supaya mohon) agar umatku dimudahkan (dalam membaca Al-Qur’an). Kemudian dia kembali untuk yang ketiga kalinya. (Dan menyuruh) supaya aku membaca Al-Qur’an dengan tujuh macam bacaan (versi).
Rawi Hadits:
Muslim dalam Shahihnya : Kitab Sholatul Musafiri wa Qosriha (820/273), Bab : Keterangan bahwa: Al-Qur’an dibaca dengan 7 macam bacaan, dan keterangan tentang artinya.
Abu Dawud dalam: Sunannya: Kitabus Shalat (1478) secara ringkas Bab: Al-Qur’an diturunkan dengan 7 macam bacaan.
An-Nasa’i dalam Sunanus Shughro: Kitabul-Iftitah (2/152-939) Bab: Semua yang telah tersebut dalam Al-Qur’an.
Dan periksalah sunan Nasa’i (No. 900).
==================
Sumber : Hadits Qudsi Shahih dan Penjelasannya, Al Imam Abi Al Hasan Nuruddin, Ali bin Sulthan Muhammad Al-Qoriy