Syahida.com – Di dalam Al-Qur’an oleh kalangan ulama masih dipermasalahkan. Mereka mempertanyakan tentang hikmah apa dibalik tidak dipertegaskannya penyebutan kata Dajjal di dalam nash Al-Qur’an, kendatipun di dalam nash hadist masalah Dajjal dipandang sebagai masalah yang sangat urgen. Berita tentang kemunculan Dajjal di akhir zaman sebagai penyebab berbagai malapetaka besar, bukan saja digaungkan oleh Nabi terakhir, akan tetapi sudah sejak lama para nabi-nabi terdahulu mengisyaratkan kepada seluruh umatnya.
Untuk lebih jauh membuka tabir hikmah tersebut, sebagian ulama mencoba untuk mengulas masalah Dajjal itu dengan ulasan untuk mengulas:
1. Penyebutan kata Dajjal sebenarnya sudah ada di dalam Al-Qur’an. Hanya saja diungkapkan secara tersirat di dalam isi kandungan ayat-ayatnya. Kata Dajjal dapat dilihat lebih jelas lagi setelah terlebih dahulu menelaah berbagai tafsiran ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut. Contoh yang dapat diungkapkan disini adalah sebagaimana yang terdapat di dalam Surah Al-An’aam ayat 158. Allah SWT berfirman:
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)”. (QS. Al-An’aam: 158)
Dalam tafsiran ayat, diterangkan bahwa isi kandungan ayat tersebut meliputi seputar masalah Dajjal, terbitnya matahari dari arah barat dan kemunculan makhluk-makhluk aneh berbentuk binatang melata, yang kesemuanya itu adalah bagian dari tanda-tanda kiamat.
2. Manakala Al-Qur’an memberitakan tentang turunnya Al-Masih Isa as atau terbunuhnya Dajjal olehnya, sebenarnya pada saat itu secara otomatis Al-Qur’an pun memberitakan pula akan munculnya Dajjal. Tentunya hal tersebut dapat dipahami oleh karena berita tentang terbunuhnya Dajjal oleh Isa as dipandang cukup untuk menjadi tanda bukti akurat bagi kemunculan Dajjal. Secara logika pun dapat dipetik satu konklusi akhir menyatakan bahwa keberadaa Isa as di akir zaman nanti menunjukan kaitan erat akan keberadaan Dajjal.
3. Secara spesifik kata Dajjal juga tersirat di dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia.” (QS. Al-Mu’min: 57).
Abu Al-‘Aliyah salah seorang tokoh tabi’in dalam memberikan interpretasinya terhadap penafsiran ayat tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kata manusia di dalam teks ayat adalah Dajjal. Jadi, bunyi teks penafsirannya menjadi: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan Dajjal.”
4. Al-Qur’an tidak menyebutkan kata Dajjal secara transparansi sepanjang deretan ayat-ayatnya. Hal tersebut sebenarnya lebih dikarenakan masalah Dajjal sudah dirasa cukup penjelasannya diwakili oleh para Nabi dan Rasul yang telah menyampaikan secara panjang lebar kepada umatnya masing-masing. [Syahida.com]
Sumber : Kitab Fenomena Kiamat, Ikhwan Fauzi, Lc.