Syahida.com – Sedekah tidak terbatas hanya satu jenis tertentu amal kebajikan. Prinsipnya adalah bahwa setiap kebajikan berarti sedekah. Kami sajikan di bawah ini beberapa buah hadits mengenai hal itu.
1. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “ ‘Setiap muslim wajib bersedekah.’ Tanya mereka, ‘Ya Nabi Allah! Bagaimana orang yang tidak punya?’ Rasulullah bersabda, ‘Hendaklah ia berusaha dengan tangannya, hingga menguntungkan dirinya, lalu ia bersedekah.’ Mereka bertanya lagi, ‘Jika tidak ada?’ Rasulullah bersabda, ‘Hendaklah ia menolong yang didesak oleh kebutuhan dan mengharapkan bantuan orang.’ ‘Dan jika tidak ada pula?’ tanya mereka. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hendaklah ia melakukan kebaikan dan menahan diri dari kemungkaran, karena itu berarti sedekah darinya.” (HR. Bukhari dan lainnya).
2. Hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Setiap orang diwajibkan untuk bersedekah tiap hari di mana terbit matahari. Di antaranya, jika ia mendamaikan dua orang yang bermusuhan dengan adil, itu adalah sedekah. Apabila ia menolong seseorang untuk menaiki binatang tunggangannya, berarti sedekah dan mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraan, itu juga berarti sedekah, menyingkirkan rintangan dari jalan adalah sedekah, dan setiap langkah yang dilangkahi dari seseorang untuk mengerjakan shalat adalah sedekah.” (HR. Ahmad dan lainnya)
3. Abu Dzar al-Ghaffari r.a berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, 1 “ ‘Pada setiap hari yang disinari cahaya matahari, diwajibkan bagi setiap orang untuk bersedekah bagi dirinya pribadi.’ Lalu aku tanyakan, ‘Ya Rasulullah, dari mana aku memperoleh harta yang akan disedekahkan itu, padahal kami tidak memiliki harta?” Rasulullah bersabda, ‘Karena beberapa pintu sedekah adalah membaca takbir, subhanallaah, alhamdulillah, waa laa ilaaha illallah dan astaghfirullah. Juga apabila engkau menyuruh berbuat baik dan mencegah yang jahat, membuang duri, tulang dan batu dari tengah jalan, menuntun orang yang buta, mengajar yang tua dan bisu hingga ia mengerti, memberi tahu orang yang menanyakan sesuatu keperluan yang engkau ketahui tempatnya, dengan kekuatan betis berjalan membantu orang yang malang meminta tolong dan dengan dengan kekuatan lengan mengangkat barang orang yang lemah. Semua itu merupakan pintu-pintu sedekah, dari dirimu untuk dirimu pribadi. Juga dalam mencampuri istrimu, engkau akan memperoleh pahala.” (HR. Ahmad, sedangkan lafadznya menurut versinya. Dengan makna yang serupa hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim)
Selanjutnya pada riwayat Muslim mereka bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana seseorang memuaskan syahwatnya, lalu ia diberi pahala?” Rasulullah bersabda, “Bagaimana pendapat kalian apabila ia melakukkannya pada yang haram, apakah ia mendapat dosa? Nah, demikianlah apabila dipenuhinya pada yang halal, maka ia akan memperoleh pahala.”
4. Abu Dzar r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak satu jiwa pun dari anak-cucu Adam kecuali diwajibkan atasnya bersedekah, yaitu setiap hari ketika terbit padanya matahari.” Lalu ada orang yang menanyakan, ‘Dari mana kami memperoleh yang akan disedekahkan setiap hari itu?’ Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu tidak sedikit, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, mengajak kepada yang baik dan melarang yang jelek, menyingkirkan duri dari tengah jalan, menyampaikan pendengaran yang baik kepada orang yang tuli, dan menuntun orang yang buta, menunjuki seseorang untuk mencapai maksudnya, dengan kekuatan betismu berjalan membimbing orang yang malang yang meminta tolong, dan dengan kekuatan lenganmu mengangkat barang si lemah. Maka semua itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dan Baihaqi secera ringkas dengan ditambah pada suatu riwayat, “Dan senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, dan menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalanan adalah sedekah, begitu juga menuntun seseorang dari tersesat adalah sedekah.”)
5. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang sanggup di antara kamu untuk menjaga dirinya dari api neraka, maka hendaklah ia bersedekah, walu hanya dengan sebelah biji kurma. Dan barangsiapa yang tidak memilikinya, maka hendaklah dengan mengucapkan perkataan yang baik!” (HR. Ahmad dan Muslim)
6. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT akan berfirman pada hari Kiamat, ‘Hai Manusia! Aku sakit tetapi tidak engkau jenguk.’ Orang itu menjawab, ‘Ya Tuhanku, bagaimana aku akan menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Penguasa seluruh alam?’ Firman-Nya ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si fulan sakit, tetapi tidak engkau jenguk? Seandainya engkau jenguk, tentulah akan engkau menjumpai-Ku di sana.’ ‘Hai manusia! Aku meminta makanan kepadamu tetapi tidak engkau beri!’ Orang itu menjawab, ‘Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memberi-Mu makan, padahal Engkau adalah Penguasa alam?’ Firman-Nya, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si fulan meminta makan keapdamu, tetapi tidak engkau beri. Tidakkah engkau tahu, seandainya kau beri ia makan, akan kau dapatkan itu di sisi-Ku.’ ‘Hai manusia! Aku minta minum kepadamu, tetapi tidak engkau beri!’ Orang itu menjawab, ‘Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memberi-Mu minum, padahal Engkau adalah Penguasa seluruh alam.’ Firman-Nya, ‘Hamba-Ku si fulan minta minum kepadamu, tetapi tidak engkau beri. Seandainya kau beri, tentulah kau dapatkan itu di sisi-Ku.’ “ (HR. Muslim)
7. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Tidak sebatang pohon pun yang ditanam oleh seorang muslim. Begitu juga tidak satu tanaman pun yang tumbuh karena usahanya, hingga dimakan orang hasilnya, dan tidak seekor hewan pun, dan tidak sesuatu apa pun, kecuali akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari)
8. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Setiap kebajikan merupakan sedekah, dan salah satu di antara kebajikan itu adalah apabila engkau temui saudaramu dengan wajah berseri, dan dan apabila engkau tuangkan air dari timbamu untuk mengisi bejananya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi yang menyatakan kesahihannya).
=====
1 (Yang tercantum di antara kedua tanda kurung tidak terdapat dalam musnad Imam Ahmad. Tetapi kami cantumkan seperti itu karena yang tertulis di belakangnya sampai “untuk dirinya pribadi.” Hikmahnya adalah hadits ini dihukumkan dengan marfu’, yaitu bersumber kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.)
======
Sumber : Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq, Penerbit Pena
Ikuti update artikel Syahida.Com di Fans Page Facebook Syahida.com, Twitter @Syahidacom