Syahida.com – Percaya akan turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam dari atas langit ke bumi yang kita pijak ini adalah suatu keyakinan yang telah ditetapkan oleh nash syariat. Hal tersebut juga menjadi bagian dari aqidah dan iman kepada hari kiamat. Karena kemuculan Nabi Isa ‘Alaihis Salaam menjelang kiamat nanti adalah bagian dari sederetan tanda-tanda kiamat besar. Jadi, kejadiannya adalah suatu hal yang pasti, walaupun setiap manusia tidak dapat mengetahui kapan kepastian kejadiannya, sebagaimana tidak diketahuinya kapan terjadinya kiamat besar.
Karakteristik Nabi Isa ‘Alaihis Salaam
Sebelum terlampau jauh pembahasan mengenai turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam, ada baiknya kita mengenal karakteristik beliau sebagai seorang manusia, Nabi dan Rasul. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada interpretasi dan persepsi yang salah terhadap keberadaan beliau, sebagaimana telah dilakukan oleh sebagian umat manusia dewasa ini.
Dari beberapa riwayat hadist shahih digambarkan bahwa Isa as hanyalah sebagai seorang manusia, Nabi dan Rasul. Ia bukanlah anak Tuhan. Sebagai seorang manusia ia pun sama dengan yang lainnya, mempunyai karakteristik kemanusiaan. Beliau adalah seorang laki-laki yang sedang tingginya, tidak terlalu tinggi dan tidak pendek. Warna kulitnya kemerah-merahan. Rambutnya keriting dan lebat. Beliau memiliki perawakan tubuh yang kekar, dengan bentuk dadanya yang berbidang dan berwajah cerah seperti cerahnya orang yang habis mandi. Di dalam riwayat Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Aku telah melihat Isa, Musa, Ibrahim. Adapun karakter Isa as adalah berkulit kemerah-merahan, berambut keriting dan berdada bidang.” (HR. Bukhari)
Rekontruksi Turunnya Isa ‘Alaihis Salaam.
Setelah munculnya Dajjal dan rusaknya dunia secara merata lalu Allah SWT mengutus Nabi Isa ‘Alaihis Salaam untuk turun ke bumi. Turunnya Isa ‘Alaihis Salaam ke bumi membawa misi penting, yaitu dalam rangka menyelamatkan kehidupan umat manusia dari belenggu Dajjal yang durjana. Berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh fitnah Dajjal telah memasuki hampir ke seluruh lini kehidupan manusia. Kerusakan yang teramat parah dirasakan pada sendi-sendi mental manusia, yang meliputi bidang kerohanian (agama), sosial, hukum, politik, dan budaya.
Di saat meratanya kerusakan-kerusakan tersebut, turunlah Isa as melalui menara putih di salah satu masjid yang berada di kawasan timur Damaskus. Beliau turun dengan dikawal oleh dua malaikat yang mengenakan jubah berwarna kuning. Selama dalam perjalanan turunnya ke bumi, beliau meletakkan kedua tangannya di sisi sayap kedua malaikat tersebut. Kemudian beliau turun kepada sekelompok orang yang dimenangkan Allah SWT , yaitu segenap kaum Muslimin yang berjuang membela kebenaran.
Turunnya beliau bertepatan dengan waktu hendak dilaksanakannya ibadah shalat yang diimami oleh seorang Amir (pemimpin) dari kaum Muslimin. Ketika Amir itu mengetahui kedatangannya di dalam masjid tersebut, ia segera mempersilahkannya untuk menjadi imam Shalat, akan tetapi beliau menolak, sebaliknya mempersilahkan Amir tersebut untuk segera memimpin shalat Jamaah. Sedangkan beliau tetap ikut serta menjadi makmum di belakang bersama dengan segenap jamaah kaum Muslimin lainnya.
Ibnu Katsir menyatakan bahwa keterangan tentang rekonstruksi turunnya Nabi Isa as sebagaimana yang telah disebutkan adalah yang termasyhur di kalangan ulama. Kebenarannya pun dapat dipertanggungjawabkan karena didukung oleh segudang dalil yang dirujuk dari nash Hadist Nabi.
Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan bahwa sekumpulan hadist-hadist yang membicarakan tentang turunnya Dajjal dan Nabi Isa ‘Alaihis Salaam hukumnya mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang dan kuat untuk dijadikan sandaran hukum). Setiap orang Muslim wajib mengimaninya dengan keyakinan sepenuhnya tanpa harus ada rasa syak dan ragu. Dalam riwayat Mu’as bin Sam’an, Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika Allah mengutus Al-Masih bin Maryam, Ia (Al-Masih) turun di atas menara putih masjid yang ada di kawasan Timur Damaskus. Ia dikawal oleh kedua malaikat berpakaian jubah kuning. Sedangkan kedua tangannya ia letakkan di sisi sayap kedua malaikat tersebut. Setiap kali ia tundukkan kepalanya maka meneteslahcairan (intan permata). Dan ketika ia mengangkatnya berjatuhlah cairan itu dalam bentuk mutiara. Setiap orang kafir yang mencium aroma harum napasnya Isa as niscaya ia akan mati. Panjang napasnya sepanjang jauhnya mata memandang. Ia (Isa as) terus memburu Dajjal, hingga pada akhirnya ia mendapatkannya bersembunyi di dekat pintu Lad. Di sanalah ia berhasil membunuhnya. Kemudian datang kepada Isa bin Maryam sekelompok kaum yang mendapatkan perlindungan Allah. Isa as mengusap wajah mereka dan memberikan kabar gembira tentang kedudukan mereka yang tinggi di surga.” (HR. Muslim)
Rekonstruksi Turunnya Isa ‘Alaihis Salaam dalam perspektif Al-qur’an dan Sunah
Turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam di akhir zaman nanti adalah suatu hal yang pasti. Kejadiannya merupakan bagian dari serangkaian tanda-tanda kiamat besar. Dan nilai kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan lantaran didukung penuh oleh dalil-dalil akurat dan autentik, yang bersumberkan dari rujukan nash Al-qur’an dan hadist.
Dalil Naqli
Berbagai perspektif Al-Qur’an dan hadist tentang turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam dapat digambarkan dengan uraian sebagai berikut:
1. Dalil Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
“Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat kenabian dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun-temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutlah aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf: 57-61).
Ayat-ayat tersebut menegaskan tentang pandangan Islam terhadap Islam terhadap Nabi Isa ‘Alaihis Salaam dan kedudukannya, pada ayat 61 terdapat teks ayat yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat…”
Ibnu Abbas dalam memberikan interpretasi penafsiran terhadap ayat tersbeut mengatakan bahwa ayat tersebut menegaskan tentang turunnya Nabi Isa as menjelang kiamat. Firman Allah SWT:
“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisaa’: 157-159).
Ayat-ayat tersebut menegaskan akan kegagalan orang-orang Yahudi dalam kasus pembunuhan dan penyaliban terhadap Nabi Isa as karena Allah telah mengangkatnya ke atas langit. Pegeasan tersebut sebagaimana terdapat pula di dalam Surah Al -‘Imran ayat 55, yang teks ayatnya berbunyi:
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (QS. Ali ‘Imran: 55)
Ayat 55 dari Surah Ali ‘Imran ini juga menegaskan bahwa di akhir zaman nanti para ahli kitab (orang-orang Nashara) akan beriman kepada Nabi Isa ‘Alaihis Salaam. Selama ini mereka salah persepsi terhadap kedudukan Nabi Isa. Suatu saat nanti, menjelang kiamat Isa as turun ke bumi. Dan di saat itulah mereka tersadarkan kalau selama ini mereka keliru menganggap Isa as sebagai anak Tuhan dan sesembahan. Akhirnya mereka beriman dan berkeyakinan dengan sepenuh hati kalau Isa as adalah seorang hamba Allah, nabi dan rasul-Nya yang mulia. Penegasan demikian pun diperkuat pula oleh hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang mutawatir dan shahih.
Syekh Islam Ibnu Taimiyah ketika menjawab pertanyaan tentang wafatnya Isa ‘Alaihis Salaam dan pengangkatannya ke atas langit, ia mengatakan bahwa hingga kini Nabi Isa as masih hidup di atas langit, dan suatu saat nanti, menjelang kiamat Nabi Isa ‘Alaihis Salaam akan turun ke bumi sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:
“(Menjelang kiamat nanti) akan turun kepada kalian Isa anak Maryam ‘Alaihis Salaam sebagai seorang hakim dan pemimpin yang adil bijaksana, ia akan menghancurkan salib-salib, membunuhi babi-babi dan memberlakukan jizyah (pajak bagi orang kafir).” (HR. Muslim)
Sedangkan kata wafat yang disinggungkan di dalam firman Allah yang berbunyi:
“Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu”, mempunyai pengertian akan ketiadaan Nabi Isa as di atas permukaan bumi dan keberadaannya dengan jasad dan rohnya hingga kini di atas langit dan suatu saat nanti menjelang kiamat, ia akan turun kembali ke bumi sebagai bagian dari serangkaian tanda-tanda kiamat besar.
2. Dalil Hadist
Dalil-dalil mengenai turunnya Isa ‘Alaihis Salaam yang diambil dari hadist-hadist Nabi Muhammad SAW jumlahnya sangat begitu banyak. Hampir seluruh-nya mutawatir. Berikut ini akan disebutkan sebagian kecil saja dari hadist-hadist tersebut dengan maksud agar tidak terlalu berpanjang lebar pembahasannya:
“Tidak lama lagi (menjelang kiamat nanti) akan turun kepada kalian Isa anak Maryam sebagai seorang hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib-salib memberlakukan perang (melawan orang-orang kafir), (dan pada masanya) berbagai kemakmuran merata (sampai ke seluruh penjuru dunia) sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima (pemberian shadaqah) dan (akan timbul kesan bahwa) sekali sujud jauh lebih baik ketimbang dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimanakah sikap kalian apabila diutus kepada kalian Isa anak Maryam sebagai pemimpin kalian.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Jabir ra, ia mengatakan: Aku mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Segolongan dari umatku akan senantiasa berperang demi membela yang hak (benar). Orang-orang seperti mereka akan terus bermunculan hingga datangnya kiamat nanti. Dan (suatu saat nanti) Isa anak Maryam akan turun (dari langit) dan pemimpin kalian ketika itu akan berkata kepadanya (Isa as): “Jadilah Imam shalat kami” Isa menjawab: “Tidak, sesungguhnya setiap umat itu mempunyai pemimpin, biarlah pemimpin kalian sajalah yang menjadi Imam, karena hal itu sebagai penghormatan Allah SWT bagi umat ini.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesama para nabi itu bersaudara, umat mereka beraneka ragam, akan tetapi agama mereka satu (Islam). Dan sesungguhnya Aku adalah orang yang paling utama bersama Isa anak Maryam, karena sesungguhnya tidak akan ada nabi di antara fase kenabianku dan Isa as. Sungguh Ia (Isa as.) akan turun (dari langit), apabila kalian melihat kemunculannya, maka hendaklah kalian dapat mengenalinya.” (HR. Ahmad).
Damai dan Sejahtera di Masa Kepemimpinan Isa ‘Alaihis Salaam.
Islam akan mengalami puncak masa keemasannya yang sangat gemilang pada saat turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam dan masa kepemimpinannya. Seluruh umat manusia ketika itu kehidupannya dipenuhi oleh keberkahan, kedamaian, dan kemakmuran yang luar biasa. Hujan lebat membasahi bumi dan menyirami tanaman sehingga banyak menghasilkan berbagai macam buah-buahan segar. Kekayaan pun berlimpah ruah dimana-mana. Garis yang selama ini menjadi pembeda dan jurang pemisah antara kehidupan si miskin dan si kaya sejak saat itu menjadi terhapus sirna. Tak ada lagi kecemburuan sosial. Tak ada lagi sikap saling iri dan dengki, dan tak ada lagi sifat keserakahan. Semua manusia dilihat dari status sosial masing-masing adalah sama karena mereka sama-sama memiliki kekayaan. Karena begitu tingginya tingkat kesejahteraan dan kemakmuran di setiap individu, sampai-sampai tidak ada lagi orang yang mau menerima pemberian sedekah. Berbagai kebaikan merata dimana-mana. Agama yang benar ditegakkan. Supremasi hukum dan keadilan dijunjung tinggi. Harkat derajat manusia pun dihargai. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesama para nabi itu bersaudara. Umat mereka beraneka ragam. Akan tetapi mereka tetap berada dibawah agama yang satu (Islam). Aku adalah orang yang paling utama bersama Isa anak Maryam, karena sesungguhnya tidak akan pernah ada lagi nabi di antara fase kenabianku dan Isa ass. Sungguh, Ia (Isa as.) akan turun (dari langit)…kemudian Allah akan membinasakan Dajjal dimasa kepemimpinan Al-Masih Isa as. (Di masa kepemimpinannya itu) kedamaian akan meliputi seluruh dunia, sehingga tampak begitu akrab sekali antara ular tanah dan binatang ternak ketika bersama-sama sedang merumput, macan tutul akrab dengan sapi, serigala akrab dengan kambing, anak-anak kecil akrab bermain ular-ular sedangkan ular-ular itu sama sekali tidak membahayakan mereka.” (HR. Imam Ahmad).
Isa ‘Alaihis Salaam mengikuti syariat Muhammad SAW hingga akhirnya hayatnya. Ketika Isa ‘Alaihis Salaam turun ke bumi dan memimpin umat Islam bersama dengan Imam Mahdi, Ia (Isa ‘Alaihis Salaam.) tidak mengadakan syariat baru, melainkan ia menjalankan syariat Muhammad SAW kendatipun ia sebagai seorang nabi dan rasul yang dahulunya pernah memiliki syariatnya sendiri. Walaupun kondisi Isa ‘Alaihis Salaam ketika itu sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, akan tetapi hal tersebut tidaklah menafikan akan kenabian dan kerasulannya. Dengan kata lain ia adalah tetap sebagai seorang nabi, rasul dan juga sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tentunya hal itu semua terjadi lebih disebabkan karena eksistensi Islam diakui sebagai agama samawi yang terakhir, walaupun sebenarnya hal itu tidak luput dari serangkaian skenario besar Allah SWT.
Sebagian riwayat mengatakan bahwa setelah Isa turun ke bumi, ia akan memimpin umat Islam tujuh tahun lamanya. Setelah itu ia wafat. Sedangkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa masa kepemimpinannya berlangsung selama empat puluh tahun. Setelah itu ia wafat.
Dalam riwayat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Demi zat yang menguasai diriku, sesungguhnya Isa anak Maryam akan melakukan haji dan umrah. Ia bertahalul di daerah lembah Rau’ha’.” (HR. Muslim)
Sedangkan dalam riwayat Abdullah bin Amir ra Rasululah SAW bersabda:
“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam…, kemudian menetap selama tujuh tahun.” (HR. Muslim)
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Lalu ia hidup di dunia selama 40 tahun, kemudian ia wafat dan kaum Muslimin menshalati jenazahnya.” (HR. Imam Ahmad dan Muslim)
Hikmah Turunnya Isa ‘Alaihis Salaam ke Bumi
Turunnya Isa ke muka bumi tidak hanya diyakini oleh umat Islam, oleh umat lain juga seperti Kristen, mereka mengakui bahwa Isa akan turun kembali ke bumi ini. Lalu, apa sebenarnya misi, tujuan, dan hikmah diturunkannya Isa ke dunia ini? Untuk lebih jelas dan agar tidak salah persepsi ada baiknya bila kita membaca keterangan-keteranagn berikut ini.
1. Turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salaam adalah sebagai jawaban tegas bagi orang-orang Yahudi yang kadung mengklaim kalau mereka telah membunuh Isa ‘Alaihis Salaam. Allah SWT telah menampakkan kebohongan mereka yang besar. Sedangkan realita yang nyata adalah Isa as akan memburu mereka dan membinasakan pemimpin besar mereka, yaitu Dajjal.
2. Isa as sebagai seorang Nabi dan Rasul diberikan karunia kitab suci Injil. Di dalam kitab suci Injil tersebut, Isa ‘Alaihis Salaam mendapatkan keutamaan umat Nabi Muhammad SAW. Dan Isa pun mengharapkan dan berdoa kepada Allah SWT agar menjadikan dirinya sebagai bagian dari komunitas mereka (umat Nabi Muhammad SAW). Kenyataannya, doanya dikabulkan Allah SWT dengan mengangkatnya ke langit dan menurunkannya kembali suatu saat nanti (menjelang kiamat) ke bumi sebagai tokoh terbesar pembaru Islam.
Imam Dzahabi mencoba memberikan interptretasi mengenai kedudukan Isa pada saat turunnya nanti. Ia mengatakan bahwa Isa as adalah seorang nabi, rasul dan juga sebagai tokoh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW pada malam Israa’. Dalam interpretasi yang lebih khusus pun dapat dikatakan kalau hubungan antara Muhammad SAW dan Isa as sebagai sesama Nabi dan Rasul adalah bersaudara.
Pendapat terakhir selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan:
“Sesama Nabi itu adalah bersaudara. Umat mereka beraneka ragam akan tetpai mereka disatukan dengan agama yang satu (Islam).” (HR. Imam Ahmad).
3. Turunnya Isa ‘Alaihis Salaam ke bumi membuktikan kalau ia adalah tetap sebagai di saat seorang manusia. Ia pun akan menghadapi kematian seperti manusia lainnya. Dan di saat wafatnya nanti jenazahnya lainnya.
4. Nabi Isa ‘Alaihis Salaam ketika turun nanti juga membawa misi untuk menafikan agama Kristen yang selama ini seluruh pemeluknya telah mengkultuskannya sebagai anak Tuhan dan juru penyelamat. Ia meluruskan berbagai macam pandangan dan persepsi keliru tentang dirinya. Di depan orang-orang yang telah salah jalan itu, ia pun menjadi saksi akan lurusnya ajaran agama Islam ini. Ia menyeru kepada segenap umat manusia untuk segera memeluk agama yang lurus ini (Islam). Ia pun menyerukan kepada setiap individu yang telah salah persepsi terhadap dirinya agar segera sadar, terbuka hati dan pikirannya. Ia menghancurkan salib-salib yang selama ini menjadi lambang pengkultusan dirinya dan membunuhi binatang babi yang selama ini dihalalkan oleh mereka.
5. Menghilangkan fitnah yang ditimbulkan Dajjal dengan membunuhnya.
========
Sumber : Kitab Fenomena Kiamat, Ikhwan Fauzi, Lc.