Syahida.com – Aku ingin memberitahumu sesuatu yang sangat indah tentang Surat Ar-Rahman. Hal terindah dari Surat Ar-Rahman. Ayat terakhir dari Surat Ar-Rahman :
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Tabaarakasmurobbika dzil jalaali wal ikram
Ayat terakhir dari Surat Ar Rahman, Allah berfirman : Bahwa dengan Nama Allah, nama Tuhanmu, penuh dengan “Jalal”. Arti dari “Jalal” adalah penuh dengan kemuliaan yang tidak diberikan kepada siapapun. Kata “Jalal” tidak digunakan, kecuali hanya untuk Allah. Kita mengatakan “Allah azza wa Jalla”. Dan Allah menyebut ini di ayat terakhir, bahwa dengan nama Allah, adalah penuh dengan barakah. “Tabaarakasmurobbika”. Tabaraka di sini, berarti sesuatu yang penuh dengan barakah. Jadi kita harus mengerti tentang suatu kata, “barakah”. Barakah yang manakah? Ketika Allah menyebut “dengan nama Tuhanmu yang penuh barakah”, apakah surat ini diawali “dengan nama Allah”? Bagian mana yang diawali dengan ini? Jadi Allah ingin memberitahu kita sesuatu tentang kata Ar-Rahman di akhir surat. Ini saling berhubungan dengan bagian awal. Allah ingin memberitahu, bahwa surat yang diawali dengan nama Allah ini, penuh dengan barakah. Allah sendiri, “tabarakallah”, Allah sendiri penuh dengan barakah. Tapi Allah tidak berbicara tentang dirinya sendiri, Allah berbicara tentang Namanya. Nama itu sendiri, penuh dengan barakah. Jadi apa makna barakah? Dalam Bahasa Arab, barakah adalah :
Pertama, barakah berarti tumbuh, sesuatu yang berkembang, dengan cepat, lebih jauh, meningkat, di atas ekspektasi. Contohnya, kalau kamu menanam satu bibit tanaman, berapa banyak pohon yang kamu harapkan akan jadi? Satu. Kamu masukkan 1, dan tumbuh 10 pohon, maka hal itu di atas harapan. Itulah yang kamu sebut barakah.
Barakah artinya : secara logika, saya dapat 1 pohon, tapi karena barakah, saya dapat 1 hutan. Bagaimana bisa begitu? Itulah barakah. Secara logika, saya dapat 1 hal, seperti hukum newton, aksi dan reaksi. Saya melakukan aksi ini, saya mengharapkan dapat reaksi ini. Tapi satu aksi kecil saya membuat banyak reaksi, ini artinya reaksi itu memiliki barakah.
Barakah dalam Bahasa Arab juga berarti, ketika unta duduk dan tidak bergerak. Karena ketika kamu menumbuhkan sesuatu, kamu menumbuhkan terlalu banyak. Contohnya, Anak-anak akan mengerti hal ini : ketika membangun bangunan tinggi dengan lego, bertumpuk-tumpuk, apakah gedungnya semakin stabil atau jadi kurang stabil? Jawabnya, menjadi kurang stabil, itu akan jatuh, semakin tinggi, semakin berpeluang jatuh, benar kan? Jadi ketika sesuatu menjadi semakin meningkat, itu menjadi kurang stabil. Tapi arti kata “barakah”, sesuatu yang meningkat dan stabil, seperti unta yang duduk di atas pasir, itu tidak bergerak. Dengan kata lain, jangan pikir peningkatan ini akan pergi atau peningkatan yang tidak stabil. Contoh lainnya, kita tahu sesuatu tentang peningkatan yang tidak stabil di Amerika. Ekonomi kita naik dengan cepat, lalu apa yang terjadi? Jatuh dengan cepat. Ini sering terjadi, meningkat dengan cepat, tapi menghilangnya juga dengan cepat. Sering terjadi. Tapi Allah megatakan, “barakah” adalah sesuatu yang meningkat dengan cepat, tapi tetap, dan tidak akan hilang/pergi. Dan Allah menyebut namanya adalah penuh dengan barakah. Apa artinya itu bagimu dan aku? Itu artinya, saat kita menyebut nama Allah, Ar-Rahman, dan kita melakukan sesuatu, menggunakan nama Allah, dengan nama Allah, berpegang pada barakah pada nama Allah, maka apapun yang kita lakukan, akan menghasilkan sesuatu yang baik, tapi menghasilkan sesuatu yang baik itu akan melebihi harapan kita, dan akan terus bertumbuh, dan tidak akan pernah hilang. Itu akan terus tumbuh, tumbuh, tumbuh dan tumbuh. Kau tahu, karena dengan 1 ayat ini, setiap muslim seharusnya merasa optimis. Kita tidak akan pernah merasa pesimis. Apapun yang kamu lakukan. Contohnya, saya berbicara di sini di depan ribuan audiens, bahkan ada ribuan yang menonton via online, tapi mungkin diantara kamu ada yang Guru mengaji, dan kamu tidak punya ribuan murid, kamu hanya punya satu murid. Kamu membuka madrasah, dan hanya 1 murid yang datang kepadamu. Satu murid. Dan kamu mungkin berfikir, 1 murid? Lalu kenapa, apa masalahnya? Atau misalnya kamu berceramah, tapi hanya 1 yang datang (mungkin kamu akan meremehkan). Padahal sebenarnya, ribuan audiens ini, hanyalah apa yang saya lihat. Apa yang kamu dan saya lihat.
Barakah dari mengajar 1 orang, barakah dari menolong 1 orang, barakah dari melakukan 1 kebaikan, setelah kamu mengucap Bismillahi Arrahmaanirrahiim, hasil dari itu, kamu tidak akan bisa menghitungnya, karena semua berasal dari Allah dan itu akan tumbuh, tumbuh, tumbuh dan tumbuh, menembus batas harapan manusia; menembus batas logika, matematika, tidak bisa masuk di dalamnya. Kamu tidak akan pernah tahu jika ada 1 anak yang kamu ajarkan huruf “Ba”, satu anak itu, justru akan menjadi Mujadid dari ummat ini, bahwa suatu hari jutaan orang akan mengucapkan syahadah karena dakwah anak itu. Dan kamu lah yang menjadi awal perjalanannya. Kamu tidak tahu itu. Saya tidak tahu akan itu.
Saya akan ceritakan kisah pribadi tentang barakah. Ketika dulu saya mulai belajar Bahasa Arab, saya membaca Inggris, tapi saya membaca Shakespeare dalam translasi Inggris, itu sangat sulit dimengerti. Jadi saya ikut kelas Bahasa Arab saja. Saat saya mengikuti kelas itu, saya masih ingat hanya ada 10 murid di masjid, setelah Ramadhan. 10 murid di hari pertama. Kelas ini akan berjalan selama 3 minggu, setiap hari, setiap malam.Sepuluh murid di hari pertama, sembilan murid di hari kedua, enam murid di hari ketiga, tiga murid di hari keempat, dan saya lihat ke kiri dan ke kanan, apakah saya juga harus pergi? Saya tidak tahu. Dan sang guru di hari ketiga atau keempat, dia mengatakan, “Orang akan datang dan pergi, dan meski tidak ada diantara kamu yang datang, saya akan tetap di sini menunggu kamu. Aku akan tetap di sini menunggu kamu. Kamu tahu kenapa? Karena saat kita melakukan sesuatu karena Allah, maka kita tidak mengharapkan dari manusia, kita hanya mengharap dari Allah. Saya mendapat bayaran dari Allah, bukan dari kamu. Aku di sini karena Allah.” Jadi ketika dia mengatakan itu, dia percaya akan “barakah”. Murid lain duduk di kelas, dan meski saya duduk disitu, belajar semuanya, tapi ini belajar apa sih intinya, aku hanya belajar 3 minggu, aku di sini di Kota New York, aku tidak punya uang untuk pergi ke Mesir, atau pergi ke Qairo, Maroko, atau pergi ke Pakistan, Malaysia, saya tidak punya. Aku harus duduk di sini, bekerja, pulang kuliah dan melakukan ini (belajar) hanya selama 3 mingggu? Apa yang dapat kulakukan setelah itu, bagaimana saya akan belajar.” Tapi ketika Allah memasukkan “barakah” pada sesuatu, itu bukan tergantung pada kita. Ketika aku melihat kembali ke masa lalu dari tahun 1999 sampai sekarang, aku telah berbicara di hadapan 10.000 murid, dan secara estimasi, Subhanallah dalam audiens langsung, setidaknya sudah 79.000 orang. Dan itu hanya untuk di kelas Bahasa Arab, belum termasuk Al Qur’an. Kamu tahu bahwa kelas Bahasa Arab itu membosankan kan? Dalam kelas Bahasa Arab, saya tahu saya sudah mengajar setidaknya 20.000 orang. Secara fisik. Dari kota ke kota di Amerika. Saya sudah melihat orang sebanyak itu. Dan Subhanallah. Itu bukan dari saya. Itu dari Allah yang Allah sebut “barakah”. Jangan pernah meremehkan sebuah nilai yang kamu lakukan. Jangan meremehkan. Ketika Dia sudah memasukkan “barakah”, maka itu akan di atas harapan kamu.
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. 65 : 3) [ANW/Syahida.com)
Disampaikan oleh Ustd. Nouman Ali Khan di Malaysia.