Syahida.com – Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah perusak kesenangan”, artinya sering-seringlah mengingat perusak kesenangan. Ingatlah kematian karena sesungguhnya itu adalah kenyataan. Jadi bi’idznillah, tujuan kita adalah membahas tentang perjalanan ruh.
Saudara/saudariku dalam Islam, kematian adalah kenyataan terhebat. Dan Subhanallah, seorang beriman melihat kematian dalam cara berbeda daripada pandangan orang yang tidak beriman. Orang-orang yang tidak beriman melarikan diri darinya dan mencoba untuk tidak memikirkannya. Orang beriman mengetahui bahwa kematian adalah nyata dan selalu mempersiapkan kedatangannya setiap hari. Lalu mengingatkan diri sendiri akannya di sepanjang waktu.
Rasulullah SAW bersabda bahwa akan ada saat di mana kau masih hidip dan kau melihat Malaikat Maut di hadapanmu. Kalian adalah bagian dari dunia ini, kau masih menjadi bagian dari dunia ini, tapi Malaikat Maut ada di sana dan hanya kau yang bisa melihatnya. Dan Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an, bahwa inilah sesuatu di mana kita melarikan diri darinya. Allah berfirman, “Kau mencoba menolak kedatangannya, kau tidak peduli padanya, kau tidak menghiraukannya.” Kemudian Allah berfirman, “Hari ini ketika kau melihat Malaikat Maut, Kami telah mengangkat tabirnya. Kau bisa melihat dunia yang sebenarnya dan itulah kehidupan akhirat, dan hari ini pandangan kalian (seperti yang disabdakan hadits di sini), akan tampak begitu jelas, kau bisa melihat semuanya.”
Jadi ketika Malaikat Maut terlihat dan kau masih di dunia ini, Rasulullah SAW bersabda, “Itulah ketika pertaubatan telah diputuskan.” Tidak ada taubat lagi ketika kau melihat Malaikat Maut. Itulah ketika taubat dan semua harapan akan keselamatan sudah berakhir. Jika kau tidak sholeh sebelumnya, kau tidak akan menjadi sholeh sekarang. Malaikat Maut ini akan mengambil nyawamu, dan Rasulullah SAW bersabda, “Ketika ruh meninggalkan jasad, mata mengikuti gerakan ruh ke atas.” Haditsnya ada dalam Musnad Imam Ahmad dan shahih, “Ketika ruh meninggalkan jasad, mata mengikuti gerakan ruh ke atas.” Dan itulah mengapa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang yang meninggal, matanya menengadah ke atas.” Inilah fenomena yang kita lihat dalam kehidupan, setiap orang yang meninggal, matanya melihat ke atas. Kenapa? Karena Allah telah mengizinkan kita sebagai manusia untuk melihat ruh kita sendiri. Kita melihat ruh kita sendiri seiring dia meninggalkan jasad, dan kita melihat dia naik ke atas dan mata kita mengikutinya. Dan itulah ketika kematian datang. Inilah kenyataan yang kita ketahui, alami dan kita lihat di sekeliling kita.
Dan pada waktu kematianlah orang-orang yang sholeh dan kafir dibedakan. Sekarang perjalanan ruh punya dua skenario utama. Ada ruh orang yang beriman dan ruh orang kafir. Jadi, apakah ini hanya kategorisasi dalam Islam? Yaitu bahwa seseorang dicap apakah dia Muslim atau kafir, orang beriman atau tidak beriman? Tidak, bukan hanya itu. Kita lihat dalam hadits Jibril yang kebanyakan dari kita pernah mendengarnya, bahwa Islam bahkan terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok. Jadi Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ketika seorang beriman meninggal, Malaikat Rahmat mendatanginya. Para malaikat akan turun, berarti pasukan malaikat, semuanya akan turun, dan Rasulullah SAW bersabda bahwa barisan malaikat ini bisa dilihat sejauh mata memandang. Dan mereka punya wajah yang bercahaya, wajah yang memberikan ketenangan, wajah yang memberikan kedamaian. Para malaikat Rahmat mempunyai wajah yang bersinar seperti matahari, dan cahayanya adalah putih yang paling murni. Beginilah menurut sabda Rasulullah SAW. Para malaikat akan datang dengan kain kafan dari surga dan harumnya surga. Dan mereka duduk di hadapan orang itu. Mereka diutus oleh Allah SWT, jadi mereka selalu membawa sesuatu bersama mereka. Jadi yang mereka bawa ketika mereka akan mencabut nyawa orang yang beriman adalah kain sutra putih. Mereka datang dengan kain sutra putih, yang berarti salah satu pakaian dari surga, lalu mereka akan memakaikannya pada sang ruh, dan inilah para malaikat yang membawa ruh itu.
Dan ada perbedaan antara Malaikat Maut dan malaikat-malaikat yang membawa ruh. Saat ini kita sedang membicarakan tentang malaikat-malaikat yang membawa ruh. Jadi mereka bisa dilihat sejauh mata memandang, dan kemudian Malaikat Maut turun kepadanya, kepada orang yang beriman. Para malaikat yang hadir untuk membawa ruh, bukanlah Malaikat Maut. Bedakan antara keduanya. Mereka berkata, “Keluarlah dari jasad ini menuju keridhoan Allah SWT.” Dan orang tersebut melihat ini tepat pada detik-detik terakhir hidupnya. Dan dia ketakutan. Setiap orang pasti ketakutan, apa yang akan dikatakan para malaikat saat ini? “Jangan khawatir dan jangan takut. Jangan khawatir tentang apa yang akan kau hadapi, jangan khawatir tentang keluarga dan anak-anak yang kau tinggalkan.” Orang-orang beriman dapat melihat sejauh mata memandang para malaikat indah yang turun, menghiburnya. Dan untuk Malaikat Maut, dia akan mencabut nyawa orang yang beriman. Dia juga mengucapkan beberapa patah kata, dan dia berkata, “Berbahagialah dengan janji dari Allah SWT untukmu.” Kemudian dia memanggil ruhnya untuk keluar. “Keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhoan Allah.” Malaikat Maut mengingatkan sang ruh bahwa dia telah melakukan hal-hal yang baik semasa hidupnya. “Kami tahu bahwa kau menderita, kami tahu bahwa kau menanggung kesulitan, dan kami tahu bahwa kau tetap sabar, dan kami tahu bahwa kau memenuhi tujuanmu di dunia ini, dengan demikian, kami memberikan kabar baik kepadamu. Keluarlah menuju rahmat Allah, keluarlah menuju keridhoan Allah.”
Sekarang sang ruh yang telah disambut dengan begitu hangat, sebuah ruh yang telah diberikan sambutan gembira, apakah dia akan cepat-cepat keluar atau dia akan berlama-lama? Tentu saja manusia kebanyakan, jika kau menyambut seseorang ke dalam rumahmu dengan sambutan hangat, atau kau diundang untuk makan malam di rumah seseorang dan disambut dengan sangat ramah, tentu kau akan bergegas. Begitu juga dengan ruh. Ruh orang beriman keluar dengan mudah, dia keluar dengan gembira dan senang. Ruh orang yang beriman keluar bagaikan air yang mengalir dari guci. Dapatkah kau membayangkan air yang mengalir dari guci? Bagaimana caranya keluar? Kau dapat melihatnya, airya keluar dengan mulus, lancar, murni, dan indah. Tidak ada yang menghalangi keluarnya air itu. Lihatlah betapa indahnya air itu keluar. Dia keluar begitu saja, dia keluar dengan indah, begitu tenang. Dan seiring ruh meninggalkan jasad, maka mata mulai mengikuti ruh itu. Dan inilah mengapa kau melihat sebagian besar orang yang sakaratul maut, meskipun mereka mungkin melihat ke sekeliling ruangan, melihat siapa yang ada bersamanya, tapi seiring ruh mulai keluar, mata mereka akan menengadah ke atas langit. Dan beginilah faktanya, Allah SWT menciptakan kita, bahwa secara alami, Allah SWT membuat mata mengikuti ruh.
Dan seiring Malaikat Maut mengelurkan sang ruh, maka semua malaikat akan berebut, setiap dari mereka akan mendapatkan kehormatan untuk mengenggam ruh itu dan mengafaninya. Kemudian mereka akan membawanya naik ke langit, dan mereka akan mengangkatnya dengan begitu lembut, dan pintu-pintu langit akan dibukakan dan ruh itu akan naik menuju Allah SWT. Dan Allah akan berfirman, “Catatlah nama hamba-Ku dalam daftar tertinggi, dalam daftar orang-orang sholeh.” Kemudian Allah SWT akan mengantarkan janji surga ke ruh itu. Lalu Allah SWT akan berfirman, “Kembalikanlah ruh itu ke bumi, karena di tempat itulah asal-muasal Aku menciptakannya. Dan ke bumilah mereka kembali, dan dari sanalah mereka akan dibangkitkan.” Jadi sang ruh akan turun dengan keridhoan Allah SWT. Apakah perjalanannya berakhir di sini? Tidak, dia terus berlanjut. [ANW/Syahida.com]