Syahida.com – Dikisahkan oleh: Naveed Aziz
Kisah nyata tentang pasangan muda. Mereka berusia 25 tahun. Sang istri telah mengandung selama 21 minggu. Dan mereka keluar untuk makan malam. Sebuah peristiwa yang membahagiakan dalam hidup mereka, untuk merayakan kehamilan yang telah Allah SWT berikan kepada mereka.
Seiring malam terus berlanjut, sang wanita mulai merasakan sakit di dalam perutnya. Dia merasa mungkin ini hanya karena pencernaannya. Tapi seiring wanita itu pulang ke rumah malam itu, rasa sakit di perutnya makin bertambah buruk, dan buruk. Sampai dia tidak bisa tidur sama sekali dan dia sangat kesakitan. Dia berkata pada suaminya, “Kupikir ada yang salah, dan aku perlu ke rumah sakit.” Jadi di tengah malam, sang suami membawa istrinya ke rumah sakit.
Setelah dilakukan tes, sang dokter memberitahu si wanita, bahwa pada minggu ke-21, “Kau akan melahirkan sekarang.” Dan sang istri mulai panik. Dia berkata, “Ini terlalu cepat. Aku tidak bisa melahirkan secepat ini. Bayinya tidak aman.” Seorang dokter datang pada waktu itu dan bertanya pada keluarga itu, bahwa jika anak ini terlahir dan jantungnya tidak berdetak, “Apakah kau mau kami menyadarkan anak ini atau tidak?” Pasangan itu bertambah panik. Alhamdulillah mereka bisa menemukan waktu menunda kelahiran bayi ini untuk empat hari berikutnya. Tapi 4 hari setelah 21 minggu menunggu, bukanlah waktu yang lama.
Setelah 4 hari, wanita itu pun melahirkan bayi ini yang beratnya hanya 2 pon (907,2 gram). Bahkan bayi ini begitu kecil dan kurus sehingga dia bahkan tidak dapat bernafas seorang diri. Bayi itu perlu bantuan pernapasan. Dia butuh bantuan sehingga darahnya dapat bersirkulasi di dalam tubuhnya. Dia tetap berada di ruang ICU untuk waktu yang lama.
Dari waktu ke waktu, seorang dokter datang dan berkata, “Kau tahu, bayi ini takkan bertahan hidup. Bersiaplah bahwa dia akan cacat secara mental dan fisiknya.” Sampai dokter lainnya datang dan melakukan pengujian terhadap otak bayi itu. Dokter itu berkata, “Bayi ini punya tiga gumpalan darah dalam otaknya. Ada tiga tempat dalam otaknya di mana darah menggumpal dan kami harus melakukan operasi.” Dan kami ingin bertanya padamu, “Apakah kau mau kami melakukan operasi ini atau haruskah kami membiarkan bayinya meninggal dengan sendirinya?”
Sekarang kita bisa bayangkan kekhawatiran dan kepanikan yang dirasakan orangtuanya, bahwa inilah buah hati mereka yang disaksikan mereka akan meninggal dunia. Tapi mereka berkata, “Allah SWT membawa bayi ini ke dunia, kami akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap hidup.” Jadi bayi itu dioperasi. Dia dioperasi tiga kali untuk menghilangkan gumpalan darah dari otaknya.
Seiring mereka menunggu bayinya pulih, orang-orang berdatangan dan mengunjungi pasangan itu. Dan mereka bertanya kepada pasangan itu, “Apakah ada yang dapat kami lakukan untukmu?” Segala yang mereka katakan pada orang-orang adalah, “Berdoalah semoga Allah SWT membuat bayi ini tetap hidup. Kami tidak bisa kehilangan bayi ini.”
Sang pria pulang ke rumah pada malam hari, meninggalkan istrinya di rumah sakit. Dia shalat kepada Allah SWT. Dia mengangkat tangannya ke langit dan berkata, “Ya Allah, aku tidak punya harapan lain selain-Mu. Ya Allah, aku tidak menyerahkan urusanku kecuali pada-Mu. Ya Allah, tidak ada yang bisa menjaga bayi ini selain-Mu. Jadi Ya Allah, tunjukkah pada kami mukjizat-Mu untuk menjaga bayi ini tetap hidup dan sehat.”
Alhamdulillah dua tahun telah berlalu sekarang sejak bayi itu terlahir. Dan bayi itu sekarang berjalan dan bicara sebagaimana bayi-bayi lainnya, tanpa ada cacat apapun, tanpa ada kekurangan apapun. Alhamduillah. [ANW/Syahida.com]