Syahida.com – Saat itu sudah larut malam ketika semua orang sudah tidur pulas. Seorang pria bangun, dia menyalakan TV. Semua anggota keluarganya sudah tidur pulas. Dan dia menonton sesuatu yang tidak pantas.
Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan putrinya keluar, sedangkan dia baru saja belajar bicara. Dia melihat ayahnya dan ayahnya bergegas mencari remote TV-nya untuk mematikannya, dan putrinya berkata, “Ayahku, kau memalukan! Dirimu memalukan!” dan kemudian putrinya kembali ke tempat tidur.
Lalu pria itu setelah mematikan TV nya, kata-kata itu terngiang-ngiang di benaknya. “Ayahku, dirimu memalukan! Dirimu memalukan!” Dan air mata pun bergulir dari wajahnya, dan dia tidak tidur sampai Subuh dengan menangis. Kemudian dia pergi ke masjid dan shalat berjamaah dan dia menangis begitu mendalam.
Sebagian saudara Muslim yang sudah hampir tidak pernah melihatnya ketika Shalat Subuh menanyainya, “Apakah kau tidak apa-apa, saudara?” Dia berkata, “Aku baik-baik saja.”
Salah satu sahabatnya datang dan berkata, “Apakah kau baik-baik saja?” Dia masih menangis dan berkata, “Selama lebih dari 20 tahun, inilah sujud pertamaku kepada Allah SWT.” Hal ini karena putrinya! Putrinya datang dan mengatakan, “Dirimu memalukan!”
Kemudian dia pergi bekerja di pagi harinya, dan tentu saja dia merasa sangat lelah karena tidak cukup tidur di malamnya. Istrinya mencoba menelfonnya tapi telfonnya putus.
Dia pulang dan istrinya berkata, “Sayang, putri kita baru saja meninggal.” Putrinya meninggal. Dan lagi-lagi kata-kata terakhir itu terngiang di benaknya, “Ayahku, dirimu memalukan! Dirimu memalukan!”
Di sepanjang hari, itulah kata-kata yang terngiang, “Dirimu memalukan!”
Kemudian dia pun mengubur putrinya. Ketika dia menguburkan putrinya, dia pun tersenyum. Temannya melihatnya dan bertanya, “Kenapa kau tersenyum?” Sedangkan sebelumnya dia menangis tersedu-sedu, tapi sekarang dia menguburkan putrinya dan tersenyum. Dia berkata, “Aku telah mengubur putriku, tapi dia meninggalkan sebuah nur (cahaya) yang akan tetap hidup di hatiku, insya Allah sampai hari kiamat.” Dan sejak itu, dia menjadi taat dan terbiasa pergi ke masjid.
Dia pun berubah! Allah mengambil sesuatu darinya, tapi karena kata-kata putrinya, dia menjadi taat kembali. Selama 20 tahun dia tidak beribadah kepada Allah SWT. “Dirimu memalukan.” Allah SWT telah memberikan waktu yang banyak kepada kita semua agar kita berubah dan mengembangkan diri kita. Cukup sudah, kita telah melanggar Allah SWT untuk waktu yang sangat lama. [Syahida.com/ANW]