Akhlaq & Kepribadian

Kemunafikan Telah Mengakar Dalam Diri Orang-Orang Munafik Sehingga Menyertai Mereka Hingga Hari Kiamat

Advertisement

Syahida.com –

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّـهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٤﴾ أَعَدَّ اللَّـهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٥﴾ اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّـهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ ﴿١٦﴾ لَّن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُم مِّنَ اللَّـهِ شَيْئًا ۚ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿١٧﴾ يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّـهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ ۚ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ﴿١٨﴾ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿١٩

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. (QS. 58: 14)  Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 58: 15) Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. (QS. 58: 16) Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. (QS. 58: 17)  (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (QS. 58: 18)

Allah mengingkari sikap kaum munafik yang memberikan loyalitas mereka secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang kafir, sedangkan pada waktu yang sama mereka tidak bersama orang-orang kafir itu dan tidak pula bersama orang-orang mukmin.

Ilustrasi. (Foto: insanshalih.blogspot.com)

Konteks ayat kepada orang-orang munafik yang berteman dengan kaum Yahudi. Konteks ini menggambarkan beberapa perilaku dan sikap mereka, juga mengancam mereka untuk membongkar ihwal mereka, mengembalikan mereka kepada seburuk-buruk tempat kembali, serta menolong dakwah Islam dan para dainya meskipun para musuh melakukan berbagai rencana jahat mereka.

Di sini Allah SWT berfirman, أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّـهُ عَلَيْهِم “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman,” yakni orang-orang Yahudi, di mana orang-orang munafik memberikan loyalitas kepada mereka dan berkonspirasi dengan mereka secara diam-diam (bathin).

Kemudian Allah berfirman, مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ  “Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka,” yakni sesungguhnya orang-orang munafik itu tidak bersama kalian, wahai orang-orang mukmin. Dan mereka pun tidak bersama orang-orang yang telah mereka angkat sebagai pemimpin, yaitu orang-orang Yahudi.

Kemudian Allah SWT berfirman, وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.” Maksudnya, orang-orang munafik itu bersumpah bohong, sedangkan mereka sadar bahwa mereka berbohong dalam sumpah tersebut. Inilah yang dinamakan ghamus (dusta), lebih-lebih dalam kondisi seperti mereka yang terlaknat -kita berlindung kepada Allah darinya-. Ketika mereka berjumpa dengan orang-orang mukmin maka mereka berkata, ‘Kami beriman.’ Dan ketika mereka menghadap Rasulullah SAW maka mereka akan bersumpah bahwa mereka adalah orang-orang mukmin, padahal mereka mengetahui bahwa sumpah itu adalah bohong karena mereka tidak meyakini kebenaran apa yang telah mereka katakan. Oleh karena itu Allah bersaksi atas kebohongan sumpah dan kesaksian mereka.

Kemudian Allah SWT berfirman, أَعَدَّ اللَّـهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ  Allah telah menyediakan bagi mereka adzab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” Maksudnya, Allah telah menyiapkan untuk orang-orang munafik atas perbuatan buruk yang telah mereka lakukan itu. Mereka bersekutu dengan tulus hati bersama orang-orang kafir, dan sebaliknya, mereka memusuhi orang-orang mukmin dan berbuat curang kepada mereka.



Oleh karena itu Allah SWT berfirman, اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّـهِ Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah.” Mereka menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Mereka bersembunyi di balik sumpah bohong sehingga orang yang tidak mengetahui kebenarannya akan mempercayai mereka dan terpedaya. Dengan demikian mereka telah menghalangi orang lain dari jalan Allah. Mereka terus melakukan tipu muslihat untuk menghalangi manusia dari jalan Allah.

Allah mengancam mereka berkali-kali dengan ayat-ayat ini:

Firman Allah SWT, فَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ Karena itu mereka mendapat adzab yang menghinakan.” Sebagai balasan atas penghinaan mereka terhadap Nama Allah yang Agung dengan menggunakannya dalam sumpah-sumpah palsu lagi dusta yang telah mereka ucapkan.

Kemudian Allah berfirman, لَّن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُم مِّنَ اللَّـهِ شَيْئًا  Harta benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikit pun (untuk menolong (mereka) dari adzab Allah.” Semua itu tidak akan menolong mereka dari adzab Allah SWT jika ia menimpa mereka. أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Allah menggambarkan pemandangan mereka pada hari kiamat di dalam keadaan yang hina dan nista, saat mereka bersumpah kepada Allah sebagaimana mereka bersumpah kepada manusia.

Kemudian Allah SWT berfirman, يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّـهُ جَمِيعًا “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah”, pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun dapat meloloskan diri.   فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ “Lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu, dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat),” Maksudnya, di hari Kiamat mereka akan bersumpah kepada Allah bahwa mereka berada dalam petunjuk-Nya yang lurus, sebagaimana dahulu mereka bersumpah kepada orang-orang di dunia.

Hal ini mengisyaratkan bahwa kemunafikan telah mengakar dalam diri mereka sehingga menyertai mereka hingga hari kiamat dan di hadapan Allah Yang Mahamulia, Yang mengetahui rahasia-rahasia hati dan segala isi dada!

[Di akhirat, mereka akan tetap menjadi orang munafik], karena siapa pun yang hidup dalam suatu keadaan, maka dia akan meninggal dalam keadaan itu, dan dibangkitkan pula dalam keadaan tersebut. Mereka yakin bahwa sumpah palsu dan kemunafikannya itu akan bermanfaat bagi mereka di sisi Allah SWT, sebagaimana hal itu telah bermanfaat bagi mereka di dunia. Karena keyakinan inilah, sehingga mereka pun melakukannya (di hadapan Allah SWT).

Oleh karena itu Allah SWT berfirman, وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ Dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat),” dari sumpah yang mereka katakan kepada Allah.

Kemudian Allah mengingkari sangkaan mereka. Dia berfirman, أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ  “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya mereka orang-orang pendusta.” Allah menegaskan bahwa orang-orang munafik itu adalah pendusta. Mereka mengikuti hawa nafsu tanpa bersandar pada sesuatu pun! Allah mencap mereka dengan sifat bohong yang tulen dan mengakar.

Kemudian Allah SWT berfirman, اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّـهِ “Syaithan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” Syaithan telah menguasai hati mereka sehingga dia membuat mereka lupa mengingat Allah SWT. Demikianlah perbuatan syaithan terhadap orang yang telah dikuasainya.

Oleh karena itu Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Darda’, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Tidak ada tiga orang di suatu desa atau kampung, yang tidak didirikan shalat pada mereka, kecuali syaithan telah menguasai mereka. Maka peganglah jama’ah karena serigala itu memangsa domba yang menyendiri (terpisah dari kelompoknya.”

Zaidah berkata, “As-Sa-ib telah mengatakan bahwa maksudnya adalah shalat berjamaah.

Kemudian Allah SWT berfirman,  أُولَـٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ Mereka itulah golongan syaitan,” yakni orang-orang yang telah dikuasai syaithan sehingga mereka lupa berdzikir kepada Allah. Yang tunduk di bawah panji setan, berbuat atas namanya dan melaksanakan tujuannya. Itulah kejahatan tulen yang akan berakhir pada kerugian yang tulen juga. Kemudian Allah SWT berfirman, أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ  Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaithan itulah golongan yang merugi.” [Syahida.com/ANW]

===

Sumber: Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Kitab Tafsir Fii Zhilalil Quran Sayyid Quthb.

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: akhlaqmunafik

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.